Part 5

1.1K 56 0
                                    

Hari ini Nathan mengantar Valerie ke pabrik pagi pagi sekali karna siang harinya Nathan harus ke kampus untuk mempersiapkan kuliahnya yang hanya tinggal dalam hitungan hari.

David Clarkson, putra Peter Clarkson sudah menunggu kedatangan Valerie dan Nathan di depan pintu masuk pabrik.

"Selamat pagi nyonya Valerie..."

Laki laki itu menjabat tangan Valerie dan menyunggingkan senyuman kepada pemilik pabrik itu.

"Selamat pagi David... hm, anda bisa memanggil saya Valerie. Oh ya perkenalkan ini suami saya, Jonathan Alexander..."

Nathan memandang tangan David yang terulur di depannya, ada keragu raguan saat ia akhirnya memutuskan menyambut uluran tangan itu.

"Nathan..." dengan penuh penegasan Nathan menyebutkan namanya.

David mengajak Valerie dan Nathan mengunjungi sebuah ruangan yang sekiranya akan menjadi kantor Valerie nanti. Di dalam ruangan itu sudah tertata berbagai macam file di kabinet dan di sebuah rak yang tertanam permanen di dinding. Dua buah sofa besar berwarna hitam berikut mejanya diletakan di sudut ruangan untuk tempat Valerie menerima tamu nanti.

David segera mempersentasikan beberapa map yang sudah tersedia di atas meja Valerie, isi map tersebut antara lain berupa laporan keuangan, perpajakan, data karyawan dan beberapa file penting lainnya.

Nathan yang sejak tadi mengekor kedua orang tersebut hanya menyimak setiap kalimat yang keluar dari mulut David. Hatinya bergemuruh melihat kedekatan Valerie dan David terlebih lagi sejak tiba di pabrik Valerie sama sekali tidak mengajaknya berbicara, ia merasa terabaikan.

David Clarkson, laki laki muda yang usianya terpaut tiga tahun di atas Valerie dan Nathan. Ia merupakan anak satu satunya yang dimiliki oleh Peter Clarkson. David sudah mulai membantu Peter mengurus pabrik sejak usianya dua puluh tahun dan satu tahun yang lalu ia baru saja meraih gelar sarjananya di bidang Human Resource Management.

David merupakan tipikal laki laki yang ramah juga tampan tentunya. Ia terlihat maskulin dengan jambang dan jenggot tipis yang menghiasi wajahnya. Belum lagi tubuh kekarnya yang tercetak jelas di balik kemeja fit body yang di pakainya. Suara David terdengar berat dan mampu membuat meleleh wanita mana pun yang mendengarnya.

Nathan terus saja menatap laki laki yang sedang duduk di hadapan Valerie itu, ada rasa tidak suka saat ia melihat Valerie berinteraksi langsung dengan David.

Sial

Api cemburu rupanya mulai merembet di dalam hati Nathan.

Dengan kesal Nathan melirik arlojinya, sudah hampir tiga jam ia duduk seperti pajangan di ruangan ini. Valerie terlihat masih sibuk dengan David juga kertas kertas di hadapannya.

Jam 11

"Ehm... Val..."

Velerie mengangkat wajahnya menatap Nathan, "Ya... ada apa Than...??"

"Sudah jam sebelas..."

"Lalu...??" Valerie kini memandang suaminya dengan heran.

"Bagaiman kalau kita makan siang dulu...?? Jam satu aku harus ke kampus..."

"Oh ya..." Valerie langsung meletakan beberapa kertas di tangannya, "David, bisakah kita melanjutkan ini besok...??"

"Oh, tentu saja Val... tidak masalah..." Nathan menggerutu pelan melihat David membantu Valerie merapihkan mejanya.

"Hm, David... kalau aku boleh tau dimana ruang kerjamu...??"

"Di depan tadi kita sudah melewati ruangan ku, pintu kaca di sebelah kanan..."

MARRIAGE (sekuel HEY VALERIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang