STORY 2

54 4 1
                                    

"Yakin nih kita cari di biro jodoh?" tanya Lingga ragu.

"Kita usaha dulu cari calon sendiri, nanti kalo nggak dapet, baru tanya Mami," jawab Sekar tetap fokus pada layar PC.

"Ya udah. Aku padamu ajalah," ucap Lingga.

Sekar senyum-senyum sendiri.

"Wae-eoyo?" tanya Lingga curiga dengan senyum sahabatnya.

"Apalu kata'?" ucap Sekar logat betawi.

"Ngapain senyum-senyum?" ujar Lingga sambil menepuk bahu Sekar.

"Nggaa..ak," balas Sekar masih tidak bisa berhenti tersenyum, "Baru ini kita bantuin cewek cantik nyari jodoh," godanya.

"Ini karena kepepet aja, bawel," balas Lingga.

Dua mojang Bandung hanyut dalam misi mencari pribadi tepat untuk diajukan sebagai calon pendamping kepada sang Mami. Beberapa profile dipilah-pilih. Ada yang kurang juga ada yang terlalu berlebih.

Memilih calon suami yang tepat itu sesulit disuruh milih antara Gong yoo dengan Park Hae Jin, gumam Lingga.

"Nyari cowok itu sama sulitnya kayak disuruh milih antara Gong Yoo sama Hae Jin," celetuk Sekar.

"Kamu baca pikiran aku, Wel?" ucap Lingga.

"Idiiih,, Ge-eR!" timbal Sekar dengan tawa kecil.

***

Cahaya screen PC menyinari wajah Byan malam ini. Ia serius ingin memenuhi keinginan sang ibu untuk segera menikah. Maka dari itu malam ini ia menjalani misi mencari pasangan yang tepat dengan cara yang lebih efisien. Biro jodoh dirasa media tepat bagi orang-orang sibuk yang kesulitan mencari pasangan, seperti Byan.

"Aku tidak yakin ini akan membantu," ucapnya sambil melihat beberapa profil perempuan.

Sesekali diseruputnya coffe latte yang ada disamping PC. Profil gadis yang ia rasa memenuhi beberapa syarat di-save menjadi satu folder khusus. Rencana setelah misi pertama, Byan akan meminta beberapa pendapat orang terdekat dari profil-profil gadis yang telah disimpan sebelumnya.

"Kalau cara ini tidak berhasil, siapa pun gadis yang ibu calonkan akan aku terima," ujar Byan lelah dengan pencarian dimisi pertama.

Byan berpaling sejenak untuk memandangi malam, membiarkan PC menyala dan latte yang memudar.

Andai kau seorang gadis, maka sudah lama ku lamar engkau, wahai malam. Ada ataupun tidak bintang menghiasimu, kau tetap anggun dalam kegelapan dan membuatku bisa tertidur lelap, gumam Byan dengan menatap langit malam.

Pujian Byan untuk malam harus terputus saat bunyi 'PING!' terdengar dari PC.

LINGGA
Selamat malam,

Lingga Hapsari? Biar aku lihat dulu profilnya. Kalau mencurigakan tidak perlu dibalas, gumam Byan dalam hati.

***

"Neng! Kayaknya yang ini oke!" ujar Sekar semangat.

"Ah, kamu mah semua disebut oke dari tadi! Tapi nggak ada satupun yang beneran oke," timbal Lingga mulai tidak tertarik.

"Iii..ih, yang ini beneran! Nyesel kalo nggak mau," balas Sekar.

"Profesinya apa? Kira-kira mobile nggak kalo harus diajak tinggal ke Korea?" ujar Lingga masih dari posisi duduknya, belum beringsut mendekati PC.

BANCI (Bangun Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang