First

22 2 3
                                    

Burung-burung liar berlalulalang di luar jendela kamarku, menganggapnya sebagai jalan raya mereka. Beberapa lainya beristirahat dan mengobrol saling beradu suara, menciptakan kebisingan. Tak heran karenanya aku terbangun dari tidurku dan menyapa pagi yang..yah cukup cerah.

"Ah... Terjadi lagi!"

"Huufh....apa aku harus beli yang baru lagi?"Entah bertanya pada siapa.

Aku penatap prihatin pada jam weker yang teronggok di lantai dengan tidak elitnya dan tak ada tanda tanda kehidupan disana. Yah.. Salahkan saja tanganku yang spontan menjatuhkan jam itu karena suaranya yang menyebalkan. Sebenarnya aku tidak ingin memasang jam itu, tapi mau bagaimana lagi bangun pagi bukanlah keahlianku.

Sekarang kita tinggalkan jam wekerku, aku harus siap-siap ke sekolah. Ini adalah hari pertamaku masuk SMU, dan terlambat di hari pertama sama dengan mencari mati.

Aku segera bersiap-siap dan setelahnya bergegas turun menuju dapur untuk sarapan. Ya.. Kamarku berada di lantai dua.

"Pagi bu, yah!"

"Pagi Akira-chan, dimana kakakmu? Apa dia belum bangun?" Tanya ibu.

"Belum bangun? Hah nii-san menyebalkan." Gerutuku lirih.

"Akan kulihat bu."

Aku berlari menuju kamar nii-san yang berada di samping kamarku. Dan benar saja, terlihat gundukan dengan pirang kecoklatan menyembul di atasnya.

"Nii-san bangun! Aku tidak mau terlambat karena ini! Nii-san! " Ku sibak selimut yang menutupi tubuhnya, ku goyangkan tubuhnya berkali kali.

"Aahh....adik kecilku ini berisik sekali! "

"Cepat banguuun! Dan jangan mendramatisir umurku, kita hanya beda 5 menit! " Aku mulai bersungut-sungut.

Benar, kami ini kembar tapi tidak identik, wajah kami berbeda. Dia laki laki dan aku perempuan, mau percaya atau tidak kami sangatlah berbeda di berbagai hal.

"Peluk nii-san dulu! " pintanya dengan kedua tangan diangkat.

"Ck...baiklah" aku pun memeluknya, dan entah sejak kapan ini adalah kebiasaan kami.

"Cepatlah!" Sambil ku mendorongnya ke kamar mandi.

"Iya iya imatouku yang cerewet."

Akira's pov end.

~~~###~~~

"Ayolah..ck.. Siapasih yang tadi bilang nggak mau telat!"

"Hisss.. Sebentar. Ayah, Ibu kami berangkat." Setelah berpamitan dan ritual pagi lainnya akhirnya mereka melaju di jalanan dengan motor sport terbaru Akari menuju sekolah elit se-Jepang, Yokohama High School.Perjuangan tersendiri bagi Akira untuk masuk ke sekolah ini..sungguh masa-masa yang merepotkan baginya, tapi herannya Nii-san 5 menitnya itu dengan mudahnya masuk dengan nilai terbaik kedua.

Sampainya disekolah dengan kemegahan yang membuat Akira mengaga, dia segera turun dari motor setelah sampai di parkiran. Mereka berjalan ke papan pengumuman dan melihat pembagian kelas, dari ratusan nama dikelas c-1 tertulis Sakamae Akiradan di kelas a-1 nama Sakamae Akari tertera.

"Hufffh!" Ditatapnya mata Akari dengan deatglare terbaiknya yang malah terlihat lucu.

"Apa? Kau sendiri yang bodoh...baka! "

"Aku tidak bodoh!"

"Ck... Nggak sadar diri! "

Belum sempat Akira membela diri, gerombolan nostalgia menghampiri mereka. Dua diantaranya langsung menubruk Akira.

"Yo Akari! Apa kabar?" Tanya laki-laki berambut pirang panjang yang diketahui bernama Takahiro Shin mewakili gerombolanya.

"Pasti baik lah, lihat saja...dia jadi siswa dengan nilai terbaik kedua yang masuk ke sekolah ini. Iya kan Akari-kun! " Timpal wanita berparas cantik seraya menebarkan pesonanya,mencari perhatian Akari.

Akari hanya tersenyum, sedangkan Akira, dia bahkan tidak peduli dan sibuk melakukan ritual persahabatan.

"Eh! Dia siapa? " Tanya Takahiro.

"Iya, dia siapa? Bukankah dia datang bersamamu? Kekasihmu ya! " Tanya pria disebelah Takahiro.

"Senpai bercanda? Dia Akira! Senpai sudah pikun ya? " Tuduh Akari.

"Apanya yang pikun! Hei minna, kalian kenal dengan dia? "Tanya Takahiro meminta dukungan yang trntu saja secara kompak dibalas dengan gelengan.

Akari yang melihat itu hanya bisa speechless, "haha!" Hanya sebuah tawa canggung yang dapat keluar dari mulutnya. Sedang Akira dan kedua sahabatnya yang akhir-akhir ini diketahui namanya Ayumi dan Haruka berhenti dari kegiatannya dan menatap gerombolan itu dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Senpai! Dia ini Akira-chan adiknya Akari-kun" Jelas Ayumi.

"Hmm, dan Akira-chan sahabat kami! Ck... Bukankah kita sering main bareng? " Timpal Haruka.

"Tapi nyatanya kami tidak mengenalnya." Bela Takahiro.

"Ya sudah, kalian kenalan lagi saja... Kenalkan ini adik kembarku, kami hanya lima menit dan kami tidak identik. " Ucap Akari dengan menarik Akira ke sampingnya.

"Yoroshiku onegai shimasu"

~~~###~~~

Akira's pov

"Sekarang, mari kita perkenalan dulu." Ucap sensei yang menjadi wali kelasku.

"Saya akan panggil sesuai nomor absen dan siswa yang dipanggil silahkan maju ke depan kelas dan memperkenalkan diri. Ok! " Lanjutnya.

Haaahhh.. Aku menghela nafas lelah, ini adalah salah satu bagian dari sekolah yang tak kusukai. Bagaimana tidak? Bayangkan kau harus memperkenalkan dirimu setiap tahun tapi satu menit setelahnya mereka akan melupakanmu, bahkan jika ingin berbicara dengan teman sekelas saja aku harus perkenalan dulu.. Ck bukankah itu melampaui merepotkan. 'halo! Aku Akira dan aku teman sekelasmu' atau 'halo! Aku Akira dan aku muridmu' dan yang paling parah 'halo! Aku Akira dan aku teman satu mejamu', dan ditatap pengan tatapan yang sama 'tidak percaya'.

"Sekali lagi, Sakamae Akira!" Panggilan dari sensei menyadarkanku dari lamunan.

Akupun maju ke depan kelas, kusebutkan namaku, tempat tinggalku, asal sekolahku dan selesainya hanya satu tanggapan dari mereka.

"Hah! Nggak mungkin!" Pekikan yang sama yang entah kenapa bisa dikeluarkan bersamaan dan diiringi sebuah gebrakan meja (dari orang-orang yang notabenya memiliki asal sekolah dan tempat tinggal di kawasan yang sama) yang sejenak membuatku mengaga.

Aku akhirnya kembali ke tempat dudukku yang dalam perjalanannya dikelilingi bisik-bisik seperti 'Nggak mungkin dia satu sekolah sama kita, aku nggak pernah lihat tuh' atau 'Aku juga tinggal di kompleks itu tapi kok nggak pernah lihat dia ya' juga ' 'Sakamae' bukannya marga salah satu keluarga terkaya selain keluarga Hideyoshi di Jepang? Tapi kok aku nggak tau dia ya, mungkin dia sepupu jauhnya Akari-kun.' dan sebagainya.

Aku hanya tersenyum kecut,yaahh..aku hanya berharap dengan ini aku jadi sedikit terkenal. Tapi apa daya harapan hanyalah harapan, setelah orang lain menggantikan posisiku di depan tadi, berbarengan pula hilangnya memori mereka tentangku bagai ditelan ubi yang tertelan bumi dan dicerna diperut bumi. Hahaha... Gila.

Harapan yang masih tersisa hanya aku ingin lonceng Dewi Berkah (bel istirahat) segera berbunyi.

.
.
.
TBC

~~~###~~~

Maaf nih, author masih sangat pemula.

Ini aja fic pertama, jadi pastilah banyak kesalahan baik dalam penulisan dan tata bahasa.

Mohon kritik dan saranya ya!

Jangan lupa follow ok! Hehe

Sampai jumpa dan salam baca.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My UnpopularityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang