2. Campur aduk

2.5K 213 2
                                    

Sepanjang perjalanan pulang frieska terasa begitu damai, entah karena jalanan yang memang sudah tak lagi macet atau karena suasana hatinya yang sedang senang. Tak lama kemudian ia memutuskan untuk menyalakan radio mobilnya, "Biar ga ngantuk" ucapnya.

Pretty, if the sun won't shine.
I'll be coming  up to meet you, i'll be there to make you mine.
Pretty, if the rain will pour.
I'll be knocking your windows, i'll be begging you for more.
It's as if you've  come along too soon.
And im trying to fit you but i can't  seem ti find the room
Cutie, if it's all falls through.
We can piece it back together, i can learn to trust you too.
You're just too good to lose and i cant refuse.
So don't make me choose between the two.
I'm better here in my atmosphere.
Don't you know who you are? You're my shooting star.
Cutie, teach me wrong from right.
Cause in life there are no answers and in life there is no right.
Pretty, if the sun won't shine.
Now you've come this far to meet me and i know , i know you're mine.
You're just too good to lose and i cant refuse.
So don't make me choose between the two.
I'm better here in my atmosphere.
Don't you know who you are? You're my shooting star.

Pas. Begitulah kira kira kata yang tepat bagi frieska saat mendengarkan lagu shooting star oleh air traffic. Bila tak mau berusaha, maka tak akan tau hasilnya bukan? Lagipula usaha keras tidak akan mengkhiati. Dengan segenap jiwa dan raga, frieska bertekad.

Bahwa ia akan tidur cepat malam ini.

================================

Setibanya di apartment, frieska langsung menuju kamar tercinta. Persetan tugas pak mul dan akuntansi, yang ia butuhkan adalah istirahat. Berharap dalam mimpinya, ia bisa memimpikan naomi. Baru saja frieska memejamkan matanya, kesenangannya harus diusik oleh ringtone handphonenya.

"Siapa sih yang nelpon elah. Ganggu." Ucapnya

RI2 is calling...

"Lah teh imel ngapain da nelpon??" Frieska pikir bahwa melody sudah tertidur pulas di kamarnya. Tak lama ia mengangkat telpon so-called-ri2.

"Kebiasaan kamu kalo ditelpon! Langsung angkat bisa kan???!!"

"Yaelah mbak akutu baru sampe. Cape. Lemez. Mo bobo. Diganggu situ. Harusnya sini yang marah kok malah situ"

"Bodo pris! Teteh cuma mau kabarin, teteh ga pulang. Mau nginep dirumah temen titik."

"Iya. Palingan juga di lidya."

"Eh kok tau? Kam---"

Belum selesai berbicara, frieska sudah menutup sambungan telpon kakaknya tersebut. "Ganggu aja elah teh imel." Gerutunya.

Drrrt. Drrrt.

"Astaga. Cebol batu!" Ucapnya kesal. Dengan kasar ia raih kembali handphonenya.

"Apaan lagi si teh aku mau tidur!"

"Eh maaf deh. Aku ganggu ya? Yaudah aku matiin deh ya."

Kaget, frieska kenal betul suara siapa ini. Yang pasti bukan kakaknya yang punya 837433837 cara untuk mengganggu dan membuatnya kesal.

"Eh maaf mi. Aku kira teh imel. Gak, jangan ditutup dong."

Frieska merutuki kebodohannya, ia mengangkat telpon tanpa tahu siapa yang menelponnya. Kebiasaan.

"Bener gapapa? Aku cuma mau mastiin aja kamu udah sampe tau belum."

"Iya gapapa beneran. Aku juga udah sampe kok ini. Hehehehe."

"Hmm. Yaudah kalau gitu, istirahat ya. Besok latihan jam 1 siang ya."

"Siap bunda!"

"Yaudah. Aku tutup ya? Night fries."

"Night juga bunda, mimpiin aku!"

Frieska meletakan handphonenya diatas nakas. Memeluk erat guling disampingnya. Berharap semoga ia cepat tertidur dan terbangun esok hari.

================================

Tringgggggggggg. Brukkkk.

Suara alarm dari jam weker yang ia pasang semalam membuat frieska terbangun. Ia kemudian berjalan seperti zombie-yang-baru-bangun ke arah westafel. "Goks, ini rambut apa sapu ijuk abis dipake perang. Hahaha." Ucapnya lalu tertawa ringan melihat rambut bangun tidurnya. Tak lama ia kembali ke kamarnya lalu mencari jam weker tak bersalah yang ia lempar tadi. "Lah udah jam 10 aja ini. 3M dulu deh baru berangkat." Ucapnya.

Ps: 3M -> Mandi, Makan, Main game di hp.

Mandi? Ceklis. Makan? Ceklis? Main game di hape? Ceklis. Frieska menatap senang dirinya di cermin. "Oke sip, cus lah." Ucapnya lalu meninggalkan apartementnya menuju mall-2-huruf.

1 jam kemudian.

Sesampainya di mall-2-huruf, frieska tak langsung menuju ke teather. Ia malah menuju ke lobby, berpura pura saat naomi datang, ia akan menghampiri naomi dan bertingkah seolah mereka secara tidak sengaja datang bersamaan. Tak butuh waktu lama, dari kejauhan frieska melihat naomi di eskalator menuju lobby. Dengan langkah pelan ia mendekati naomi yang berjalan didepannya.

Tap.

Frieska menepuk bahu naomi pelan. Entah karena naomi yang takut diculik, ia reflek menarik tangan frieska lalu mengunci tangan frieska dengan lengannya.

"Duh sakit bundaa." Rengek frieska.

"Ehh? Maaf mpris. Aku kira kamu mau hipnotis aku, hehe." Naomi terkekeh mengetahui bahwa ternyata itu frieska.

"Dih. Mana ada, kalaupun iya nih ya. Aku hipnotis kamu supaya ga insecure lagi." Frieska mengerucutkan bibirnya lalu berjalan mendahului naomi.

"Jangan ngambek dong mpries." Ucap naomi lalu mengejar frieska yang sudah jauh didepannya. Wajar. Kan frieska tinggi, jenjang kakinya juga lebar. Beda sama naomi, yang...ehm. Ngerti lah ya?

"Bodo ah. Kzl"

"Dih gitu. Jangan cepet cepet dong ih, cape nih." Ucap naomi.

"Tapi ada syaratnya." Ucap frieska lalu memutar badannya menghadap ke naomi.

"Apa?"

"Syaratnya..."

===============================

Gimana? Hehe. Anyway let me know what you think about this part. Kritik dan saran ditunggu. Sampai jumpa di part berikutnya

DenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang