19. Mengalah

2.2K 185 23
                                    

Setibanya di kamar, Frieska membanting tubuhnya ke kasur. Menatap langit - langit kamarnya, berfikir apakah yang sudah ia lakukan keterlaluan.

"Tapi dia juga lebih keterlaluan kok kemarin" ucap Frieska lalu memejakan kedua matanya.

"Aaaaargh bodo amat" Frieska menggeram kesal dengan hati dan pikirannya yang bertentangan, "Mending tidur, damai" lanjutnya kemudian meraih bantal dan guling kesayangannya.

Beberapa jam kemudian

Drrrt Drrrt Drrrt Drrrt

Entah sudah berapa kali handphone milik Frieska bergetar menandakan seseorang menelponnya, namun sang empunya handphone masih terlelap dalam tidurnya.

Drrrt Drrrt Drrrt Drrrt

"Elah siapa sihhh" Frieska terbangun dari tidurnya lalu meraba raba nakas, mencari keberadaan handphone nya.

"Halo? Ganggu lagi tidur aja si Mba Imel!" kesal Frieska tanpa melihat siapa yang menelpon dirinya.

"Lah? Baru bangun lo ye? Ini gue Lidya. Lo di apartment kan? Gue kesana ya urgent!"

"Ha? Ap-" belum selesai Frieska mencegah Lidya datang ke apartmentnya, sambungan teleponnya sudah diputus secara sepihak oleh Lidya, "Awas aje dateng dateng minta makan" kesal Frieska.

Frieska merangkak ke sisi ranjang kemudian memakai sandal tidur cookie monster yang beberapa hari lalu diberikan oleh Yona dan berjalan ke arah kamar mandi. Ya, mandi mungkin akan menyegarkan tubuh serta pikirannya saat ini.

30 menit berselang, Frieska telah selesai mandi dan memakai piyama. Sambil menunggu Lidya, dirinya saat ini sedang memasak nasi goreng. Karena Frieska sudah menebak pasti Lidya datang untuk menumpang makan.

Ting tong

Suara bel apartment membuyarkan kegiatannya saat ini, dengan sigap ia mematikan kompor kemudian mengisi piring di meja makan dengan nasi goreng yang ia buat.

Ting tong

"Sabar woi!" Kesal Frieska. Setelah selesai, Frieska langsung berlari arah pintu.

Klek

"Ganggu lo! Udah gue siapin tuh nasi go-" ucapannya terhenti saat melihat Lidya dengan cengiran tengilnya tengah memapah Naomi yang terlihat tak sadarkan diri.

"Omi? Lo apain Naomi? Nyari gara gara lo asli" Frieska mengepalkan tangan kanannya ke arah Lidya.

"Eits, tenang tenang. Gue bisa jelasin, bisa masuk dulu ga? Pegel nih gue!" Lidya tanpa persetujuan Frieska kemudian berjalan masuk ke arah apartment Frieska sambil memapah Naomi.

"Bawa ke kamar gue aja Lids" ucap Frieska sambil menutup kembali pintu apartmentnya.

Selang beberapa menit, Lidya berjalan keluar dari arah kamar Frieska kemudian menghampiri Frieska yang sedang terduduk di meja makan.

"Mpries" ucap Lidya sambil menepuk pelan pundak Frieska.

"Duduk. Jelasin gue Naomi gimana bisa sama lo terus kayak orang mabuk gitu" ucap Frieska.

"Jadi gini" ucap Lidya

Flashback

"Anjir tugas sialan, jam segini gue baru balik ngampus. Edannnn" kesal Lidya saat melihat jam sudah hampir setengah 12 malam.

Setelah membereskan barang barangnya, Lidya pamit kepada teman teman sekelompoknya yang mengerjakan tugas dengan dirinya.

"Gile ya Frieska kalo tsundere jahat bener, gue jadi ga tega liat Bunda tadi. Untung my love tsunderenya ga separah itu, jir jadi kangen gue hahaa" ucap Lidya sambil berjalan ke arah parkiran kampusnya.

DenialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang