#10 (Dare)

78 8 1
                                    

"Ah, akhirhya selesai" Ucap Kai sambil menghembuskan nafas kasar

"Yang benar saja, satu kelas cuman kita berempat yang gak kena hukum. Serasa privat hari ini" Sahut Yuko

"Yah begitulah, otak rasanya mau meledak. Mana yang dijelasin guru itu gak masuk sama sekali"

"Sudahlah, protes melulu kerjaan kalian. Sudah untung kita gak kena hukuman guru itu" Sahutku

Yah kali ini kami berhasil melalui pelajaran dari guru killer itu. Dan hanya kami berempat yang mengerjakan tugas ini, walau sebenarnya masih kurang. Memang dasarnya Kai dan Yuko, mereka berjanji akan menyelesaikan nya tapi tak satupun soal yang mereka kerjakan. Dasar

Oleh sebab itu dikelas hanya ada kami berempat. Serasa les privat, itu guru terus memperhatikan kami sehingga aku tak bisa memalingkan pandangan dari depan. Tapi untungnya pelajaran ini sudah selesai

Dan kali ini masuk jam istirahat. Walau istirahat, aku tak pernah keluar kelas. Menurutku lebih enak dikelas daripada keluyuran diluar gak jelas

Aku mulai melakukan aktifitasku seperti biasa jika jam istirahat berbunyi. Yaitu, tidur hal yang paling suka kulakukan disekolah. Entah kenapa, jika dirumah aku sangat sulit untuk tidur tapi disini sering sekali rasa kantuk datang

Tapi memang bukan alasan lagi jika aku hendak tidur saat istirahat dah ada yang mengganggu. Selalu saja jika aku hendak memejamkan mata ini ada saja orang yang menggangguku, kali ini siapa

"Jun.. jun" seseorang menggerakkan badanku

"Yaampun, apa gak bi..."ucapku menggantung karena seseorang yang berada didepanku

"Yu-yuki, Doushitano"

"Itu kakakmu Jun, dia didatangi orang itu lagi" Ucapnya dan jika dilihat dari raut wajah Yuki, sepertinya ini tak main-main. Yah itung-itung sambil menyelam minum air

Aku lantas langsung ditarik oleh Yuki kearah kelasnya. Dan disana aku sudah melihat kak Jurina yang sedang berdebat dengan seseorang

"Oi Juri, kau tak ada kapoknya ternyata" Teriakku

"Kau Jun, ada apa. Aku hanya mengunjungi Jurina saja" Sial, kata-katanya itu membuatku muak

"Sudahlah pergi jangan mengganggunya, aku takan membiarkanmu bertindak sesukamu"

"Haha, kau bisa apa Jun. Kau ingin mengajakku berkelahi hah. Kau hanya lelaki lemah janganlah sok kuat, dasar" Ck kali ini dia sudah membuatku muak

"Hei kau tahu, walau aku lemah seperti yang kau bicarakan. Setidaknya aku tidak merendahkan diriku sendiri dengan cara meneror seseorang"

"Lalu, apa itu menjadi masalah. Aku akan terus mengawasi Jurina. Dan kau yang disana" Ucapnya sambil menunjuk kearah Yuki, apa maunya "Kau sudah banyak menggangguku, lihat saja kedepannya" Sial kali ini dia juga mengancam Yuki apa sebenarnya maunya

Yuki nampak ketakutan dan berlindung dibelakangku. Aku merasakan ketakutannya. Dasar, dia hanya bisa membuat rasa takut saja

"Aku Tunggu kau besok disebelah sekolah. Kita selesaikan ini, jika kau memang bukan penakut" Ucapku. Sial apa yang baru saja kuperbuat

"Haha bernyali juga ternyata kau Jun" Ucapnya lalu berjalan keluar kelas "Kutunggu besok, jangan malah kau yang tidak datang JUN MATSUI" Lanjutnya dab langsung meninggalkan kelas ini

"Arigatou Jun" Kak Jurina langsung memelukku dan seketika pandangan satu kelas tertuju padaku "Gomen ne, aku membuatmu dalam masalah kembali"

Aku lantas melepas pelukannya dan melihat wajah kak Jurina yang sudah sedikit sembab. Mungkin dia menangis sedari tadi sehingga wajahnya seperti ini

Mengagumi Dirimu Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang