#18 (Ujian Penentuan)

89 8 3
                                    

Hari sudah berlalu cukup lama dan beberapa hari lagi Ujian masuk akan aku jalani.

Banyak siswi yang sudah belajar sangat tekun untuk melewati ujian ini dengan hasil maksimal. Sedangkan aku, aku saja masih belum mempunyai tujuan universitas

Aku terkadang juga sering dipaksa oleh kak Jurina maupun kak Rena untuk belajar, memang sih walau awalnya aku tak mengerti jika aku ulang sedikit materinya bisa paham. Ya walau cuman sedikit, mending dari pada gak sama sekali!

Kehidupan ku akhir-akhir ini cukup berubah, dan aku masih bingung apakah aku harus mengikuti jejak kak Jurina dan Yuki agar bisa satu Universitas dengan mereka

Sebenarnya, aku ingin sekali mengejar mereka. Tapi aku bisa apa, nilai sekolahku saja selalu pas-pasan mau mengejar mereka

"Jun..." Aku menoleh dan aku melihat kak Jurina menghampiri ku

"Iya kak, ada apa? Tugasku sudah selesai semua, biarkan aku istirahat sebentar" Ucapku dan kak Jurina mulai menggeleng kepala

"Tidak, aku kali ini tak mau membahas itu Jun" Tumben kak Jurina serius, biasanya juga dia selalu menjahili ku setelah ini

"Lalu?"

"Kamu suka dengan Yuki kah Jun? Aku mendengar ini dari Mayu kemarin" Oh tidak, kenapa bisa Mayu tahu mengenai hal ini

"Jun... Jun... Hello kamu disana kan"

"Ah, itu kak.. gimana ya.. hehe" Aku malah salah tingkah. Bodoh, ini sama saja aku meng iya kan perkataan kak Jurina barusan

"Aku sudah tahu kok Jun. Makanya aku ingin masuk ke universitas yang sama dengan Yuki" Hah apa maksudnya?

"Apa maksud kakak?"

"Ya, aku tahu jika kamu gak bakal bisa satu Universitas dengan Yuki. Jadi kakak yang mewakili. Dan jika kamu benar-benar gak bisa masuk disana, kakak rencanaya akan memberi tahu masalah ini ke Yuki"

"Err.. ini ceritanya kakak ngancam gitu?"

"Aku gak ngancam kok Jun, ini cuman acuan biar kamu berusaha" Ucapnya kemudian mengelus kepalaku dan mulai pergi "Ingat Jun kataku barusan ya"

Cih, dasar nennek sihir. Suka banget liat adiknya ini menderita, bagaimana bisa gila aku masuk kesana. Disana banyak sekali yang ingin masuk kesana dan pasti juga semuanya sudah sangat pintar daripada aku

Kukira dulu setelah lulus aku takan berpikir kembali dan berkutat dengan soal. Ternyata Ekspetasiku salah. Sial

Sudah lah, untuk apa aku memikirkan hal yang kurang penting seperti ini. Biarlah inu semua berlalu begitu saja

Aku kembali berbaring dan menatap langit-langit kamar ku. Dan sialnya, kata-kata kak Jurina barusan mengenang di kepalaku. Ck dasar dia memang tak bisa melihat ku senang apa

Sebenarnya aku sudah mulai putus asa, ujian penentuan hanya akan ku lalui dalam beberapa hari lagi dan aku sekarang masih belum ada perkembangan. BAGAIMANA BISAA...

Sudahlah aku pasrah saja. Yang penting aku sudah berusaha

*Ceklekk!!

"Ah, kak Rena? Ada apa kak, tumben kesini"

"Enggak Jun, aku cuman mau ngeliat kondisimu saja" Hah, aku semakin gak tahu dengan sikap kedua kakakku ini

"Aku baik-baik saja kok kak, gausah kawatirin aku"

Setelah aku berkata seperti itu, kak Rena malah keluar dari kamarku. Ada apa dengannya seperti ada yang aneh dengan sikap kak Rena kali ini

Dan tak lama setelah itu, aku mendengar suara seperti sesuatu yang jatuh

Mengagumi Dirimu Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang