"Kenapa, lo? Abis ketemu yayang, kok kusut gitu?"
Elang menghempaskan tubuh di atas sofa yang diduduki Arya. Ia bergabung bersama saudara kembarnya itu yang tengah serius menatap layar laptop. Bukan sedang mengerjakan sesuatu tapi lebih tepatnya sedang bermain game.
"Lo udah tau ya, kalo tadi sore gue yang nolongin Arinda dan gue gendong dia lalu akhirnya terjadilah keributan antara lo dan Arinda karena lo cemburu. Makanya sekarang muka lo kusut gitu kayak kertas abis diremes-remes terus dibuang ke tempat sampah. Hahaha."
Arya terus saja mengoceh sambil memperhatikan Elang yang duduk setengah berbaring di sebelah. Game yang sedang dimainkannya sudah tak menarik lagi.
"Eh, gue lupa. Lo 'kan, nggak cinta sama Arinda. Nggak mungkin lah, kalo lo cemburu."
Elang yang awalnya tak mempedulikan ocehan Arya kini mulai bereaksi. Ia membetulkan posisi duduk lalu menghadap ke saudara kembarnya itu. "Tahu dari mana lo, kalo gue nggak cinta sama Arinda?"
"Dia yang bilang sendiri."
"Kok bisa?"
"Kan, tadinya dia pikir gue itu lo sebelum gue ngaku siapa gue sebenarnya," jawab Arya sambil tertawa ringan.
Dugaan Elang benar, Arinda menyangka Arya adalah dirinya. Tidak mungkin Arinda mau digendong oleh lelaki lain selain ia dan papanya, tentu saja.
"Ya udah, lo diem aja kalo udah tau. Jangan bilang-bilang ke Mama, lho! Soalnya yang mama tau, gue sama Arinda saling cinta."
"Kenapa bisa gitu?" tanya Arya penasaran.
Elang menghela nafas berat kemudian berujar, "Jadi, gini ceritanya ....."
Cerita mengalir lancar dari mulut Elang sementara Arya mendengarkan dengan seksama.
Entah bisa dikatakan terlambat atau tidak, Elang baru bisa merasakan jatuh cinta saat duduk di bangku kuliah sementara banyak pemuda lain sudah memiliki pacar saat mereka masih berseragam putih abu-abu. Gadis yang mampu menggetarkan hatinya adalah seorang mahasiswi jurusan Pendidikan Matematika yang satu angkatan dengannya. Gadis itu bernama Audiah Sarah.
Cinta Elang pada Sarah adalah cinta pada pandangan pertama. Saat masa orientasi mahasiswa baru berlangsung di kampus, Sarah terpilih dari untuk membacakan surat cinta yang ditujukan untuk kakak senior di hadapan ribuan peserta OSPEK lain. Dengan wajah memerah akibat terik sinar matahari ditambah rasa malu membuat Sarah terlihat semakin cantik di mata Elang yang kala itu memang berada di barisan paling depan, sehingga ia bisa dengan jelas memandang Sarah. Dari situlah Elang mulai tertarik pada Sarah.
Elang mulai beraksi. Meski seorang mahasiswa Manajemen namun ia sering berkunjung ke gedung fakultas pendidikan. Tentu saja tujuannya agar bisa melihat si gadis gebetan. Pada satu kesempatan akhirnya ia berhasil berkenalan dengan Sarah hingga mereka menjalin hubungan pertemanan yang baik. Sarah tidak tahu bahwa dibalik status pertemanan itu tersimpan rasa cinta.
Butuh waktu satu semester bagi Elang dari melakukan pendekatan dengan Sarah sampai ia memberanikan diri mengungkapkan rasa cinta pada gadis cantik berkulit kuning langsat tersebut. Seperti yang sudah ia duga sebelumnya, Sarah pun dengan malu-malu menerima cintanya. Mereka berdua resmi berpacaran.
Sarah adalah cinta pertama Elang dan ia sudah mantap memilih Sarah sebagai calon istri. Tekadnya sudah bulat untuk menikahi Sarah selepas lulus kuliah. Hubungan mereka berjalan lancar dan bebas hambatan layaknya jalan tol namun semua itu berubah tragis kala Rahma, mama Elang, mengetahui bahwa Sarah merupakan anak dari lelaki yang sedang dekat dengannya bahkan sudah menjadi calon suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJERAT PESONA KAKAK
Romance(SUDAH TERBIT) "Kakak, I love you as a woman loves a man ...," ucap Arinda pada Elang