13

2.2K 115 8
                                    

Sebelum keluar dari kamar, sekali lagi Arinda memperhatikan bayangannya di depan cermin yang menyatu dengan lemari pakaian. Memeriksa kembali penampilannya apakah ada yang kurang dan ternyata tidak. Semuanya sudah sempurna. Mulai dari rambut, riasan wajah, pakaian hingga alas kaki. Sekarang ia siap untuk pergi.

Dengan langkah perlahan Arinda menuruni satu per satu anak tangga yang akan membawanya ke lantai bawah, di mana sang kekasih telah duduk menunggu. Ada rasa gugup juga rasa malu yang menghinggapi dirinya. Gugup karena untuk pertama kali ia akan bertemu dengan keluarga besar Elang dan malu akibat kejadian tempo hari. Kejadian cium pipi itu.

Sejak saat itu untuk sementara Arinda jadi berhenti menghubungi Elang, baik mengirim pesan apalagi menelepon. Ia benar-benar malu. Entah karena dorongan apa ia bisa melakukan tindakan memalukan tersebut. Ia berjanji tak akan mengulangi lagi karena efeknya sungguh membuat tak nyaman.

Arinda berdeham untuk mengalihkan perhatian Elang dari ponsel. Benda pipih itu memang menjadi teman yang tepat di kala sedang menunggu. Biasanya Elang ditemani Dedi atau Yulia saat sedang menunggu Arinda tapi mereka sedang tidak ada saat ini. Seperti sebelumnya mereka selalu menyempatkan berkencan di malam Minggu agar kehangatan dan keharmonisan hubungan suami – istri tetap terjaga.

"A-"

Elang hampir saja memanggil nama gadis itu sebelum mengingat Arya. Saudara kembarnya itu memanggil Arinda dengan sebutan 'Sayang', jadi ia juga harus memanggil Arinda dengan sebutan sama jika tidak ingin dicurigai.

Malam ini Rahma mengadakan acara makan malam dalam rangka kembalinya Arya setelah menghilang sekian lama. Ia mengundang para saudara dari dua keluarga, yaitu keluarganya dan keluarga mantan suaminya. Tak lupa ia meminta Elang untuk mengajak Arinda ke dalam acara ini. Tentu saja dengan tujuan untuk memperkenalkan sang calon menantu kepada keluarga besarnya.

Elang tak bisa menolak. Bagaimanapun yang diketahui mamanya itu adalah ia dan Arinda saling mencintai serta berjanji akan memperistri gadis itu suatu hari nanti. Entah bagaimana reaksi Rahma jika mengetahui yang sebenarnya. Pasti ia akan diomeli selama tujuh hari tujuh malam.

Khusus malam ini Elang tak meminta Arya untuk menjadi dirinya karena tak ingin membohongi seluruh anggota keluarga. Itu tidak baik. Biarlah ia dan Arya menjadi diri mereka masing-masing. Lagipula Rahma sebagai seorang ibu tahu betul mana dirinya dan mana Arya meski mereka terlahir sebagai sepasang anak kembar identik. Jadi pasti akan ketahuan jika mereka pertukar identitas.

"Sayang, emm ... kamu udah siap?" Elang agak canggung karena tak biasa harus memanggil Arinda dengan sebutan itu.

"Iya, Kak, aku udah siap." Arinda menjawab tanpa berani menatap lawan bicaranya. Sungguh, rasa malu itu sulit sekali dienyahkan.

Tanpa banyak basa-basi Elang langsung bangkit dari sofa. "Ya udah, ayo!" katanya sambil melangkah ke arah pintu.

Arinda mengangguk. Ia berjalan di belakang Elang, padahal berharap lelaki itu akan menggamit lengannya lalu melangkah beriringan. Bukan hanya itu, ia juga membayangkan Elang akan terpukau dengan penampilannya lantas melontarkan sebuah pujian seperti yang sering ia lihat di film dan drama. Ke mana Elang yang kemarin, yang bersikap manis padanya?

Saat akan memasuki mobil Arinda berdiri saja. Ia kira Elang akan membukakan pintu untuknya seperti tempo hari tapi ternyata tidak. Lelaki itu berjalan memutari kap lalu membuka pintu untuk dirinya sendiri kemudian masuk. Tentu saja sikap Elang yang berubah dari manis menjadi hambar seperti ini membuat Arinda bertanya-tanya. Apakah karena ciuman itu Elang jadi berubah?

Sebagian laki-laki ada yang tidak suka pada perempuan agresif. Arinda menduga bahwa Elang mungkin menganggap dirinya agresif bahkan murahan karena tindakan cium pipi itu. Pasti Elang tidak suka dengan hal tersebut. Jika memang benar itu yang membuat sikap Elang berubah padanya, ia sungguh menyesal telah melakukannya. Lagipula mengapa ia harus melakukannya? Apa karena saat itu ia terlalu bahagia sebab sang kekasih telah bersikap manis padanya?

TERJERAT PESONA KAKAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang