11

2.3K 111 11
                                    

Ini hari kedua Elang membuntuti Sarah.

Kemarin Elang membuntuti Sarah dari toko bunga tempat di mana mereka bertemu lagi setelah tujuh tahun berpisah. Ia ingat saat itu si penjaga toko mengatakan pada Sarah bahwa bunga melati pesanannya bisa diambil di Rabu sore. Dari ingatan itu muncul ide dalam kepala Elang untuk membuntuti Sarah secara diam-diam. Ia hanya ingin tahu di mana mantan pacarnya itu tinggal sekarang. Apakah Sarah kembali tinggal di rumah orang tuanya yang dulu pernah ia kunjungi beberapa kali saat masih berpacaran ataukah tinggal di tempat lain.

Dari hasil aksi memata-matai Sarah kemarin, Elang jadi tahu bahwa perempuan berjilbab itu tinggal di sebuah rumah sederhana nan asri di tengah kota bersama kedua anaknya. Dari pakaian yang dikenakan, Elang menduga bahwa Sarah kini berprofesi sebagai pengajar entah itu guru atau dosen. Untuk membuktikan dugaannya itu benar atau salah, hari ini Elang melakukan aksi spionase yang dimulai di pagi hari. Jarum di arlojinya masih menunjukkan pukul setengah tujuh tapi ia sudah memarkirkan mobil di depan lahan kosong penuh tumbuhan liar yang akan dijual karena berdiri sebuah plang bertulisan 'DIJUAL' yang berjarak beberapa meter dari rumah Sarah.

Sambil menunggu pergerakan Sarah, Elang menikmati sarapan sehat berupa sandwhich dan jus jeruk yang dikemas rapi dalam dua buah wadah berbentuk kotak dan gelas lengkap dengan penutup. Ia berangkat terlalu pagi dan terburu-buru jadi tidak sempat sarapan. Tanpa banyak tanya kenapa anaknya berangkat ke kantor sepagi itu, Rahma membekalinya sarapan. Awalnya Elang menolak karena merasa seperti anak TK saja tapi Rahma memaksa dengan meletakkan wadah berwarna ungu itu di dalam mobil. Apa boleh buat? Elang pun membawa bekal sarapan itu bersamanya. Tak mungkin ia mengembalikannya pada sang mama. Bisa sedih nanti mamanya itu.

Tindakan seorang ibu memang selalu yang terbaik untuk anaknya. Di kala Elang merasa lapar dan tidak ada orang berjualan di sekitar rumah Sarah, ia bisa menikmati bekal yang dibawakan mamanya. Ia sangat bersyukur.

Sandwhich yang terdiri dari dua lembar roti gandum dilengkapi dengan daging dada ayam, sesendok alpukat, selembar daun selada, dua irisan tomat dan mentimun itu Elang habiskan tanpa sisa. Begitu pula dengan jus jeruk yang kini wadahnya sudah kosong dan sedang diperhatikan oleh Elang. Bukan apa-apa, ia hanya penasaran saja. Apakah wadah makanan ini yang membuat para istri mewanti-wanti suami mereka agar tidak meninggalkannya di tempat kerja? Lalu jika para suami itu lupa, para istri akan marah luar biasa.

Ponsel Elang bergetar. Ia merogoh saku celana lalu mengambil benda berbetuk persegi panjang itu kemudian membaca pesan yang tertera di layar. Dari sang mama. Pesan itu berbunyi :

Lang, jangan lupa. Tempat bekal jangan sampai ketinggalan di kantor.

Elang membuka mata lebar-lebar. Ternyata mamanya juga termasuk yang begitu. "Buset, dah! Dasar emak-emak!" gumamnya sambil menyelipkan kembali ponsel ke dalam saku celana.

Fokus Elang kini kembali tertuju pada rumah Sarah di depan sana. Baru sekitar setengah menit matanya memperhatikan rumah bergaya minimalis dengan cat pistachio itu dan keluarlah apa yang ia nantikan. Sebuah mobil jenis MPV berwarna silver keluar dari halaman rumah itu. Elang pun mulai menyalakan mesin mobil sambil memperhatikan Sarah yang sedang menutup pintu pagar.

Saat mobil Sarah sudah bergerak meninggalkan area rumah, Elang tak langsung mengikutinya khawatir dicurigai. Ia mulai menjalankan mobilnya saat mobil Sarah sudah berada cukup jauh di depan sana.

Pertama Sarah mengantarkan anak perampuan yang merupakan anak pertamanya ke sebuah sekolah dasar. Elang melihat dari kejauhan. Sebelum masuk ke halaman sekolah, anak dengan rambut berponi itu mencium punggung tangan kanan Sarah yang dibalas Sarah dengan mencium kedua pipinya.

TERJERAT PESONA KAKAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang