Author pov
-Seoul 18:34, Kediaman Park-
"kalian terlambat 4 menit untuk jam makan malam bersama!" ucap Moyeong, memarahi sepasang anak yang baru saja kembali dari kegitannya hari ini. satu diantara kedua anak itu menunduk tak kuasa. namun yang satunya tetap bersikap kalem, dengan wajah datar khasnya.
"m-mianhe"
tatapan sengitnya semakin dalam. membuat Eunji semakin gugup dibuatnya. namun setelahnya, alih alih menatapnya tajam, Moyeong malah tersenyum penuh arti pada Eunji dan Jimin.
aaa, sejujurnya senyuman itu bertanda buruk bagi Eunji. senyuman pengharapan atas kedua anak anak yang baru saja kembali dengan pakaian seragam sekolah. Eunji akan mengira Moyeong salah paham.
"kalian mulai akrab ya. aku sangat senang melihatnya, kalian bahkan pulang bersama sama. oh? apa kau menunggu Jimin dari kegiatan club basketnya? oow, jadi itu alasan kalian terlambat" tepat seperti dugaan Eunji.
Eunji ingin menggelengkan kepala, tapi timingnya selalu tak tepat. "aniya eomma" sangkal Jimin.
Moyeong menautkan kedua alisnya. "kita hanya tak sengaja bertemu saat kencan buta. yang tak disangka sangka, Eunji juga ikut kencan buta itu." Game Over.
Eunji memasang wajah super terkejut, seperti halnya disengat listrik. ada tiga jenis orang di dunia ini yang sering diajarkan Boyeong pada Eunji. pertama, dia pandai tapi bego; kedua, dia bodoh tapi pandai. Eunji menempatkan dirinya dalam golongan orang yang kedua. tapi, disisa umur hidupnya, dia tak pernah membayangkan ada jenis orang yang ketiga, dia Bodoh dan SuperBego.
Moyeong terbelalak mendengar jawaban anaknya. "begitu dalam hubungan kalian.. apa kalian mulai berpacaran? kapan?" tanyanya.
tiada habis pertanyaan yang dilontarkan seorang ibu kepada anaknya, yang teramat berlebihan. itu wajar untuk seorang ibu yang protektif kepada anak sulung nya. terlebih, tak pernah ada kabar yang terdengar olehnya tentang gadis yang sedang dekat dengan Jimin, atau bahkan sebuah percakapan mencurigakan dan tindak tanduk yang mencurigakan Jimin.
suasana makan malam kali ini lebih canggung dari sebelumnya. terlebih tatapan aneh dari Moyeong dan Eunhae, terpaksa membuat makanan yang berada di hadapan Eunji terasa hambar. "haaah, malah jadi begini" pikir Eunji.
di tengah kesunyian ruang makan, membuat suara sendok dan garpu terdengar lebih nyaring. namun itu cukup untuk memecah keheningan, ya.. untuk saat ini. Jimin yang meletakkan sendok garpu menandakan dia sudah selesai. "aku selesai" ujarnya.
"e-eh?, kau tidak mau menceritakan lebih rinci kejadian hari ini? Jimin-ie?" tanya Moyeong.
"ternyata bincang bincang tadi berlanjut ya" pikir Eunji dengan senyum kecut.
Jimin menatap Eomma nya itu dengan ekspresi bingung. ya, jelas saja sih, sebenarnya tak ada hal yang spesial hari ini. tidak. mungkin satu dan lain hal membuat hari ini spesial. Jimin menggeleng, seraya bangkit dari duduknya untuk meninggalkan Moyeong, Eunhae, dan Eunji di meja makan.
Moyeong tampak kecewa dengan jawaban Jimin. "haah, padahal aku sudah berharap. anak kita memang bodoh, tapi pandai dalam menghindari topik yang tidak dia sukai. sama sepertimu Eunhae" Kata Moyeong mengumpat.
Eunhae masih menikmati makan malamnya, tampa menghentikan kegiatan tersebut, dia menjawab santai "yaa, dia kan anakku" timpal Eunhae.
Acara makan malam hari ini usai dengan kebisuan semua orang. mungkin tidak untuk sepasang suami istri ini. Eunji menenggelamkan badannya dibalik selimut, berharap malam ini dia bertemu dengan appanya dalam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Sweet Home
Romancekarna sebuah keterharusan. Eunji terpaksa tinggal di kediaman tuan Park. Awalnya dia berfikir akan baik baik saja di rumah megah ini. Tapi, hal itu pecah seketika. Tepat setelah dia bertemu dengan anak tuan Park bernama Jimin. Hari demi hari dia mer...