-"Mungkin begini lebih baik, seolah tak saling kenal sambil menghilangkan rasa yang dulu pernah ada"-
****************
"Ish, kenapa ga pergi pergi sih! Udah bel daritadi juga, pegel nih kaki gue" kesal Aurel yang terus bersembunyi di belakang tembok.
Ya, bel tanda masuk kelas sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Namun Aurel belum masuk kelas karena di depan kelas Aurel terdapat Noval cs. Aurel sudah bersembunyi lebih dari setengah jam di belakang tembok sambil terus mengamati Noval yang belum juga beranjak pergi dari depan kelas nya.
Aurel terus berharap agar Noval segera pergi dari kelasnya, agar dia bisa mengistirahatkan kaki kakinya yang terasa pegal. Keberuntungan berada di pihak Aurel, guru piket menegur Noval cs agar segera masuk ke dalam kelas. Saat melihat Noval beranjak pergi, dengan langkah seribu Aurel masuk ke dalam kelas sebelum dia ditegur juga dengan guru piket.
"Huh, akhirnya" lega Aurel saat sudah duduk di kursinya.
"Tumben lo telat? Biasanya pagi pagi sudah dateng" tanya Dinda teman sebangku Aurel.
"Gue tuh sudah turun dari setengah jam yang lalu, tapi ga bisa masuk kelas gara gara ada dia di depan kelas" jelas Aurel kepada Dinda. Dinda mengkerutkan keningnya mendengar penjelasan Aurel, namun sedetik kemudian dia mengerti dengan arah pembicaraan Aurel.
"Emang kenapa sih, lo ngejauh terus dari dia?" tanya Dinda kepada Aurel.
"Lo kan tau alasannya" jawab Aurel dengan malas
"Iya juga yaa hehe" jawab Dinda dengan cengirannya. Aurel hanya memutar bola matanya malas mendengar jawaban sahabat nya yang satu ini.
*******
"Rel, kantin yok" ajak Ratna
"Ayodah" jawab Aurel sambil berdiri.
"Din, duluan ya" pamit Aurel kepada Dinda. Dinda hanya menganggukkan kepalanya karena dia masih sibuk dengan catatannya.
Saat sudah tiba di kantin, seperti biasa nya mata Aurel selalu menyalang ke seluruh penjuru kantin. Aurel selalu waspada jika ada dia di kantin. Saat memastikan kantin aman, Aurel lalu duduk di tempat yang masih kosong.
"Rel, lo pesen apa?" tanya Ratna
"Mie ayam sama es susu coklat yaa"
"Oke. Tunggu disini". Aurel hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Aurell!" teriak Desira sambil melambaikan tangannya dan berjalan menuju Aurel.
"Kita boleh duduk sini ga? Cuman meja ini yang kosong" tanya Desira kepada Aurel.
"Duduk aja lagi" jawab Aurel sambil tersenyum. Desira dan Dita pun duduk berhadapan dengan Aurel.
"Kalian gak pesen makanan?" tanya Aurel kepada Desira dan Dita.
"Kita uda pesen kok tadi" jawab Dita.
Aurel hanya membulatkan mulut nya membentuk huruf O. Tak lama setelah itu, Ratna datang membawa makanan Aurel dan tentu saja dirinya. Setelah itu, datang juga pesanan Desira dan Dita. Mereka pun makan sambil terus bercanda.
Saat sedang asik bercanda, Aurel mendengar suara Noval berada tidak jauh darinya. Dan benar saja, Noval cs berada di depan meja Aurel.
"Eh val" sapa Dita kepada Noval
"Eh dit, des, rat" sapa Noval kepada semuanya terkecuali Aurel. Ratna dan Desira hanya tersenyum kepada Noval.
Emang gue angin apa, batin Aurel kesal.
Aurel hanya fokus kepada makanan nya tanpa ada niat sedikit pun menoleh kepada Noval. Aurel juga dapat melihat bahwa Desira dan Ratna sedang melihat ke arahnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Aurel hanya membalas pandangan mereka dengan senyuman miris.
Aurel terus menahan sesak yang ada di dadanya. Dia merasa tidak di inginkan disini. Mereka semua asik mengobrol tanpa menghiraukan Aurel. Tidak, tidak mereka semua yang mengacuhkan Aurel, hanya Noval saja.
"Gue duluan" kata Aurel dingin kepada semuanya terkecuali Noval.
"Lah kenapa? Makanan lo aja belum habis" tanya Dita kepada Aurel.
Aurel tidak menghiraukan pertanyaan Dita, dia langsung pergi meninggalkan semuanya. Ratna dan Desira yang mengerti kenapa Aurel pergi pun hanya diam saja tanpa bertanya.
"AURELIA ANDRIANY!!!"
------------------------------------------------------
Haii, gimana part ini? Maaf ya kalo gaje wkwk. See you next chapter guyss.
Jangan lupa vote and comment yaa
Salam,
Adell
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Changes
Teen FictionNoval Orlando Arsenio dan Aurel Andriany adalah teman dekat, bahkan banyak yang mengira mereka berpacaran. Mereka selalu terlihat bersama, saling melengkapi satu sama lain. Tapi entah masalah apa. Mereka menjadi orang yang tidak saling mengenal. "Ap...