Chapter 4

84 29 4
                                    

Bisakah aku minta tolong padamu?
Tolong jangan tersenyum kepada ku
Karena senyuman itu yang membuatku jatuh hati padamu
Tolong jangan menatapku
Karena mata itu yang membuat ku semakin tenggelam di hatimu
Dan tolong jangan kembali lagi ke hatiku
Karena luka yang kamu goreskan cukup besar bahkan belum sembuh semuanya
Dan jangan lagi kamu memperbesar luka itu.

****************

Flashback on

"Eh ada Noval"

"Eh ada Aurel"

"Hahaha"

Mereka saling bertos ria sambil menertawakan hal yang tidak penting

Flashback off

Aurel hanya bisa tersenyum kecut mengingat hal itu. Mengingat kedekatan nya dulu dan menghadapi kenyataan nya sekarang.

"Rel, kok lo tinggalin gue sih" sahut Ratna kesal kepada Aurel.

"Yaa kan soal nya lo lagi ngobrol sama dia, gue ga ngerti apa yang kalian ngomongin, jadi mendingan gue duluan" jawab Aurel sambil tersenyum. Ratna mengerutkan kening nya mendengar jawaban Aurel, namun sedetik kemudian Ratna sadar.

"Eh, maaf ya Rel"

"Buat?"

"Buat tadi"

"Gapapa kali, bukan salah lo juga" jawab Aurel sambil tersenyum tulus. Ratna juga membalas senyuman Aurel dan mereka kembali ke kelas.

******

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dan merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh siswa. Begitu juga dengan Aurel. Saat Aurel ingin keluar kelas, mata Aurel tidak sengaja bertemu dengan mata hitam milik Noval. Ya, Noval cs  sedang berada di depan kelas Aurel. Noval tersenyum pada Aurel, namun Aurel tetap diam mematung di tempat nya tanpa membalas senyuman Noval. Namun, saat Aurel sudah sadar, Aurel langsung membalas senyuman Noval dan berbelok ke kursinya lagi untuk menghindari Noval. Saat Aurel merasa Noval sudah pergi, baru Aurel keluar kelas dan menuju gerbang sekolah.

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Membuat semua siswa langsung berteduh di aula sekolah. Begitu juga dengan Aurel, sambil menunggu jemputan, Aurel memilih untuk memainkan ponsel nya.

"Rel, Noval mana Rel" tanya Adrian-teman Noval- yang datang secara tiba tiba membuat Aurel terpelonjak kaget. Namun, sedetik kemudian Aurel memasang wajah jutek nya dan pura-pura tidak mendengar apa yang dikatakan Adrian dan sibuk memainkan ponselnya.

"Rel, masih ingat Noval kan? Kan dulu sering satu kelompok sama lo" pancing Adrian lagi.

"Berisik!" jawab Aurel jutek.

"Tapi kalau soal sandal lo ingat kan?" tanya Adrian lagi. Emosi Aurel sudah memuncak dan tanpa disadari tangan nya sudah terkepal. Aurel langsung meninggalkan Adrian yang masih berteriak memanggil nama nya. Untung saja, jemputan Aurel sudah datang, sehingga dia tidak mendengar teriakan Adrian lagi yang membuat nya emosi.

******

Hujan kembali turun dengan deras nya. Begitu juga dengan Aurel, air matanya turun dengan deras. Mengingat semuanya yang sudah tidak lagi sama membuat air mata itu jatuh kembali. Entah itu rasa apa. Rasa yang selalu membuat nya menangis.

tapi kalau soal sandal, lo ingat kan?, kata kata itu terus terngiang di telinga nya. Membuat air matanya semakin deras.

Ini adalah alasan kenapa Aurel suka hujan. Karena hujan senantiasa menemaninya dalam kesedihan. Hujan turun saat hati Aurel sedang menangis, seolah-olah hujan mengerti apa yang sedang di rasakan nya.

Belum lagi senyuman yang diberikan Noval. Senyuman yang selalu Aurel rindukan. Senyuman yang bisa membuatnya jatuh hati padanya. Senyuman yang dulu selalu ada menemani nya. Entah dalam rasa suka maupun duka. Senyuman yang menenangkan. Senyuman yang memberikan rasa damai pada siapapun yang melihat nya. Senyuman yang mampu membuat semua orang kembali tersenyum setelah larut dalam kesedihan nya. Senyuman yang tulus yang selalu di rindukan oleh setiap orang yang melihat nya.

Dan mata itu. Mata hitam yang tajam namun meneduhkan. Mata yang mampu membuat siapapun yang menatap nya akan langsung terhipnotis pada satu titik, yaitu cinta. Mata yang mampu menenangkan. Mata yang mampu membuat setiap orang semakin tenggelam.

Dan tatapan itu juga yang selalu Aurel rindukan. Tatapan yang mampu membuat nya tenang dan tatapan yang mampu membuat nya semakin dalam mencintainya. Tatapan yang selalu menemani hari-harinya. Baik dalam kesenangan maupun dalam kesedihan.

Aku merindukan mu yang dulu, batin Aurel sedih.

------------------------------------------------------

Haiii, gimana part ini? Wkwk
Maaf ya kalo pendek. Maaf juga kalo ada typo. Tetap baca cerita aku yaa.
See you next chapter guyss.

Jangan lupa vote and comment!

Salam,
Adell

Painful ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang