Chapter 6

77 24 13
                                    

-"Menjauhi nya bukanlah cara yang tepat untuk melupakan nya"-

****************

Hari ini adalah jadwal pengumpulan laptop. Semua siswa kelas XII di wajibkan untuk mengumpulkan laptop nya untuk keperluan ujiannya. Kecuali bagi anak yang kurang mampu, mereka menggunakan laptop milik sekolah. Mereka semua mengumpulkan laptop di Lab.Komputer yang berada di lantai 3.

"Rel, kumpul laptop yuk" ajak Dinda.

"Ayok dah. Ntar aku ajak Ratna dulu, RATNAA IKUT KUMPUL LAPTOP GA?" suara cempreng milik Aurel membahana di dalam kelas. Membuat siapapun yang berada di dekatnya langsung menutup telinga. Tak terkecuali Dinda, ketika tau Aurel ingin berteriak, Dinda langsung keluar kelas daripada telinga nya harus mendengar teriakan Aurel itu.

"Sekarang kah?" tanya Ratna.

"Nanti tahun depan, pas kita udah lulus" jawab Aurel sembarangan.

"YA SEKARANG LAH" teriak Aurel lagi. Seolah sudah terbiasa dengan teriakan Aurel, tidak ada yang memprotes nya saat Aurel berteriak. Mereka sudah terbiasa dengan suara cempreng milik Aurel.

"Iya, ayok dah" jawab Ratna sembari berjalan ke arah duluan sambil membawa laptop nya. Aurel menengok ke samping dan kaget tidak ada Dinda di sampingnya. Aurel berniat ingin berteriak lagi tapi hal itu tidak jadi dilakukannya karena Dinda sudah memanggil nya duluan. Mereka bertiga berjalan beriringan menuju lab.komputer.

Aurel menaiki tangga dengan malas, ya mungkin karena efek masih pagi.

"Huftt, males banget nih gue naik tangga" kata Aurel dengan suara manja nya. Dinda dan Ratna tidak menghiraukan perkataan Aurel, mereka tetap saja menaiki tangga.

"Tok tok tok tok tagihan listrik" kata Aurel pada semua guru yang ada di dalam lab. Ratna dan Dinda hanya menggelengkan kepala nya saja, karena saat Aurel masuk ke lab, dia pasti berkata seperti itu.

"Maaf ya, kita pakai voucher listrik jadi gak pake tagihan listrik lagi" jawab Pak Iwan selaku guru komputer.

"Ohh begitu ya pak. Kalau begitu, saya hanya ingin menyampaikan pesan"


"Pesan apa ya?" jawab Pak Iwan lagi.

"Ini, kan kemarin di pesankan bahwa seluruh anak kelas XII di wajibkan mengumpulkan laptop nya pada hari ini. Jadi, maksud dan tujuan saya datang kemari untuk menyerahkan laptop milik saya ini" jawab Aurel dengan sopan yang di buat-buat.

"Ohh kalau begitu silahkan masuk" jawab Pak Iwan lagi.

"Terima kasih Pak"

"Silahkan langsung ke dalam saja ya"

"Baik pak"

Setelah berbicara seperti itu, Aurel dan Pak Iwan tertawa tidak jelas mengingat yang mereka lakukan tadi.

"Bu, saya mau ngumpul laptop" kata Aurel pada Bu Maya selaku guru komputer juga.

"Laptop nya di taruh di dalam dulu nak" jawab Bu Maya. Aurel menganggukkan kepalanya dan langsung masuk menaruh laptop nya. Kemudian dia keluar lagi untuk mengisi nama dan kelas bagi siswa yang sudah mengumpulkan laptop nya. Jika kalian bertanya dimana Ratna dan Dinda. Mereka berdua sudah berada di depan lab sambil menunggu Aurel. Mereka duluan selesai karena mereka tidak seperti Aurel, yang ngomong panjang kali lebar dulu baru selesai.

Painful ChangesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang