Berlari menembus hujan. Itulah yang sedang Za lakukan. Mengikuti setiap langkah kakinya yang tak tau kemana ia akan berhenti. Tak peduli dengan cipratan genangan air yang membuatnya kotor. Bahkan ia yakin tidak ada yang peduli.
Padanya.
Tetesan hujan seakan ikut menangisi hidupnya yang kelam.
Apakah ini yang disebut hidup?
Za tertawa getir. Miris. Dimana orang lain mendapat perhatian dan hangatnya kasih sayang dari orang yang mereka cinta. Kenapa Za tidak?
Inikah yang namanya keadilan?
Bahkan untuk bernafas sekalipun rasanya seperti mati.
Tetapi saat ini lebih baik. Setidaknya dia mendapat bantuan. Dari rinai hujan. Membantu menyembunyikan tangisannya.
Larinya berubah menjadi langkah gontai. Sampai akhirnya ia terjatuh dengan lutut sebagai penopang beban tubuhnya. Kepalanya menunduk. Kedua tangannya terkepal kuat disamping.
"AARRGHHHHH," erangnya. Ia benci menangis, tapi ini terlalu menyesakkan.
Untuk beberapa saat kemudian tak ada rintikan hujan yang mengenai tubuhnya. Apakah hujannya sudah berhenti? Apakah hujan juga malas membantunya? Apakah alam sekalipun tak ada yang memihaknya? ck, bahkan Tuhan sekalipun ia anggap tak memperdulikannya.
Cewek itu tak berharap banyak. Ia hanya berharap tak pernah dilahirkan.
"Bodoh!" suara itu? Siapa dia?.
‧‧‧
KAMU SEDANG MEMBACA
Space
Teen FictionNamaku Netaza. Aku tidak suka berhutang budi ▲▼▲ Namaku Greyson Mahardinata. Aku tidak pernah sesibuk ini saat tak mengenalnya ... ©Copyright 2017, by zahara