"Aw.." ringis seseorang sambil mengelus kepalanya. Nata berdecak sebal. Lemparannya tidak tepat sasaran, malah kena orang. Cewe itu menatapnya sinis. Nata melangkah mendekatinya hendak meminta maaf."Ma-" ini salah satu hal yang tidak Nata suka. Memotong pembicaraan orang lain.
"Kalau mau buang sampah tuh jangan sok ngelempar-ngelempar. Jangan sok jago. Kau tidak melihat banyak orang lalu lalang? Lihat ini akibatnya. Aku yang kena!" semprot gadis itu.
Nata terkejut. Baru saja ia akan menjulurkan tangan meminta maaf. Tapi lihatlah gadis itu malah memancing emosinya. Seketika rasa bersalahnya lenyap.
Hangus.
Menguap.
'Tidak perduli kepalanya sakit atau benjol. Biru sekalian.' Batinnya.
Nata mendelik. Tidak mau mencari keributan di tempat ini, ia pergi meninggalkan cewek yang menatapnya lekat-lekat dengan tatapan tajamnya.
"Kau tidak mau minta maaf? Ck, cowok zaman sekarang memang tidak bertaggung jawab, ya?" gadis itu mengucapkannya dengan santai, tapi penuh makna tersirat yang menusuk kaum adam.
Nata berbalik dan menatapnya tajam. Gadis itu tak gentar. Dia balik menatap Nata sinis, meremehkan. Nata tersenyum miring, tapi tetap dengan tatapan tajam.
'Kuat juga nyalinya untuk seorang cewek.' Nata membatin. Tak ingin berlama-lama, Nata kembali berjalan tidak memperdulikan ocehan gadis itu. ia mengibaskan tangan keatas. "Maaf," ujarnya. Walaupun tadi sempat tersulut emosi, tapi disini tetap lelaki itu yang salah.
▲▼▲
Nata membaca soal dengan seksama dan mulai bepetualang mencari x, y, dan z. Hari ini jadwalnya belajar matematika. Untuk mencari x, y, dan z tak perlu susah karena lelaki itu sudah tau jalan kesana. Dengan serius ia menjawab soal demi soal yang diberikan kak Iqbal, tutornya.
Nata homesch, semenjak lulus SMP ia tidak berniat untuk melanjutkan sekolah ke HS. Setidaknya homesch tidak harus memakai seragam. Tidak takut terlambat. Tidak harus bangun pagi. Tidak ada senioritas. Tidak ada jadwal piket. Tidak ada acara hukum menghukum kalau melanggar. Intinya tidak banyak peraturan. Pikirnya.
Ia menyodorkan tugasnya untuk diperiksa kak Iqbal. "Sudah?" tanyanya. ia mengangguk sekali.
Saat kak Iqbal mulai memeriksa, Nata memainkan hp untuk sekadar menunggu kak Iqbal selesai. Ada beberapa notifikasi yang masuk.
Ia membuka aplikasi instagramnya untuk sekadar melihat beberapa notifikasi. Tak banyak foto yang ia unggah di jejaring sosialnya, bahkan tak sampai 5 foto di galerinya. Ia membuka salah satu foto yang ia upload, lalu membaca beberapa comment yang ada.
@angeldwi_ink: ganteng banget sih
@Apriljnanas: calon imam gue tuh wkwk :*
@Brigittawdj234_: halo sis, kami punya banyak baju yang kece dan tentu berkualitas. Harga terjangkau dan kami menerima pesanan di seluruh wilayah Indonesia. Minat? Order? Atau mau endorse? Yuk cek ig @gitashops.
@sulis_cuu26: Mirip pacar gue dimasa depan. Hoho
@_Chalo: anying, ganteng banget sih, anak mana? pesan satu!!!
Aku terus menscroll sambil membaca. Dan ada satu yang membuatku tertarik.
@Anonim_xxx: Cowok songong, huh?!
"Ini sudah betul semua, Coba sekarang kau kerja halaman 121 nomor 3, 7, 9. Kalo ada yang tidak dimengerti tanyakan ke saya." perintah kak Iqbal membuatnya mematikan hp, dan fokus menjawab soal. Sejujurnya ia mulai bosan saat ini. Dengan cepat Nata mengerjakan soal yang diberikkan sambil mengunyah permen karet. Dalam waktu kurang dari 5 menit ia sudah kembali menyelesaikan soal-soal tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Space
Teen FictionNamaku Netaza. Aku tidak suka berhutang budi ▲▼▲ Namaku Greyson Mahardinata. Aku tidak pernah sesibuk ini saat tak mengenalnya ... ©Copyright 2017, by zahara