Ugh, hukuman. Jangan yang aneh-aneh ya!

44 8 0
                                    

Benar sekali. Aku mendapat hukuman. Terima kasih Cycroch, terima kasih sekali.

Ketika kami selesai dengan urusan tembok, aku meminta untuk kembali ke rumah sebentar. Dia membolehkan . Tetapi dia memperingatkan, bahwa aku harus kembali ke Menara dalam waktu 20 menit. Jika tidak, aku akan mendapat imbasnya-hukuman lebih.

Huft, Cycroch. Jika kau ingin aku langsung pergi ke Menara, tidak usah repot-repot memberikanku harapan bisa pulang ke rumah dong. Apalagi itu harapan palsu-sakit tau.

Coba sebutkan apa yang bisa kau lakukan selama 20 menit. Perjalanan ke rumah saja sudah membutuhkan waktu 15 menit. Mungkin aku baru saja membuka pintu ketika hitung mundur 20 menit telah habis. Dan, selamat, aku mendapat hukuman baru. Horee.

Jadi. Aku tidak menerima tawaran Cycroch itu. Aku langsung saja menuju Menara bersama Cycroch. Suasana canggung mengikuti kami selama perjalanan.

Baiklah, biar kuceritakan bagaimana Cycroch menghukumku.

***

Kami sampai di Menara. Menara tersusun atas batu-batu yang sudah retak. Terlihat rapuh, namun masih berdiri. Beberapa sisi tembok ditumbuhi tanaman rambat. Sepertinya sudah saatnya untuk membersihkan Menara. Diatas menara, terdapat atap dari genteng berwarna merah. Juga terlihat tua. Ada beberapa yang hilang dari tempatnya. Sudah ditetapkan. Menara butuh perbaikan.

Menara, pada dasarnya merupakan bagian dari Istana. Tetapi, letaknya sedikit berjauhan.

Begini saja, Istana terletak di Capitol. Tetapi itu bukan berarti Capitol adalah Istana.

Di Capitol, terdapat Istana, beberapa pemukiman kelas elit-termasuk Desa Capetania, sebuah sungai bernama Megaterio-dinamai begitu karena sungai ini mengalir dari Gunung Megatera-yang memisahkan antara Istana dan pemukiman, dan sebuah hutan kecil. Bernama Hutan Trespiragio. Dan di tengah-tengah Hutan Trespiragio itulah, Menara berdiri.

Menara dan Istana di pisahkan jarak satu jam perjalanan. Tapi bagi kami, para penyihir yang tinggal di Menara, sudah biasa melakukan perjalanan itu. Apalagi aku yang dulu juga sempat dilatih fisik oleh ayahku.

Cycroch membuka pintu ganda Menara yang telah usang dan berdecit ketika Cycroch membukanya. Di balik pintu, terdapat ruangan yang tidak sepenuhnya berbentuk lingkaran tetapi cukup luas. Terdapat tong-tong kayu tua, boks-boks kayu yang sama tuanya, dan peti-peti tercecer di segala sisi kecuali sisi yang dekat dengan sebuah pintu dan sebuah tangga yang mengarah ke ruang kerja Cycroch dan aku. Pintu itu mengantar kita pada sebuah lorong. Di sepanjang lorong, terdapat beberapa kamar-termasuk kamar Cycroch dan aku. Jadi, pantas saja tidak ada tong, peti, atau boks kayu. Jika ada, dimana Cycroch akan tidur?

Diujung lorong, terdapat sebuah pintu yang bertuliskan "gudang senjata sihir". Cycroch bilang, ruangan itu terkunci sejak pertama kali pembuatan Menara. Dan kuncinya sampai saat ini belum ditemukan. Jadi sampai sekarang, belum ada yang pernah masuk ke ruangan itu. Dan tidak ada yang tau apakah isinya benar-benar senjata, atau barangkali sesuatu yang lebih buruk dari itu.

Dan juga, Cycroch pernah bilang, dia tidak tau apa yang ada di dalam tong, boks, atau peti-peti yang berserakan di dasar Menara itu. Cycroch bilang, dia juga tidak pernah menyentuh benda-benda itu. Cycroch bercerita, dahulu, ada seorang penyihir yang coba-coba mendekati tong itu, bahkan menyentuhnya. Lalu esoknya, seorang utusan dari Istana datang ke Menara membawa pesan dari raja. Utusan itu terkejut karena yang dia temukan bukanlah sang penyihir melainkan seorang zombie. Monster yang memiliki fisik luar biasa. Berkemampuan sihir. Dan tentu saja, gelap.

♦The Jewel of Justice ☮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang