Chapter 8

992 55 1
                                    

Donghae kembali ke rumahnya dengan asa yang kosong. Ia kini berkutat dengan pikirannya, memikirkan apa kesalahan yang diperbuatnya pada Yoona. "Apa aku sebelumnya melakukan sesuatu?" gumam Donghae. "Tentu saja, ia pasti marah karena aku menciumnya seperti itu... Haisshh... bagaimanapun juga kau harus cepat kembali Im Yoona!" geram Donghae.

Keesokan harinya, Donghae datang ke restoran tempat Yoona bekerja. Kali ini ia datang sebagai tamu.

"Namja itu.. apa aku tidak salah lihat?" gumam Yoona memicingkan matanya di celah pintu karyawan. "Mengapa dia ada disini?"

"Yoona!" panggil salah seorang karyawan restoran tersebut. Yoona pun menoleh menaruh pandangan bertanya.

"Kau lihat tamu disana? Dia meminta ingin dilayani olehmu.." jelasnya.

"Mwo! Tidak... mana ada tamu yang pilih-pilih begitu..." tolak Yoona.

"Sudahlah, dia benar-benar tidak mau dilayani olehku.. lagipula kita memang harus melayani apa yang dipinta tamu bukan?"

Yoona menggerutu.. "Pria bodoh ini pasti sengaja... Tuhann... aku tidak ingin menghadapinya..." keluh Yoona.

Akhirnya Yoona pun datang menghampiri Donghae dengan membawa buku menu.

"Silahkan pilih menunya Tuan.." ucap Yoona sembari menyodorkan menu dengan malas.

Donghae tersenyum puas mengetahui Yoona yang melayaninya.

"Im Yoona kau terlihat cocok dengan seragam pelayanmu.." Donghae terkekeh pelan. Yoona dihadapannya memutar kedua bola matanya, acuh.

"Yoona apa kau bahagia bekerja di tempat seperti ini?" Lanjut Donghae.

"Ya! Maksudmu kesini apa hah? Kalau kau tidak memesan apapun lebih baik kau pergi!" seru Yoona geram.

"Hahaha.. tenang saja aku akan pesan..." Donghae pun melihat-lihat ke dalam buku menu. "Ah, tidak ada yang spesial di restoran ini.." halaman menu dibolak-balikan begitu saja olehnya. Yoona yang melihatnya sungguh kesal.

"Kau kemari hanya ingin masalah ya? Kalau tidak memesan apapun lebih baik kau segera pergi dari sini!" desis Yoona dalam bisikan, takut pengunjung lain mendengarnya.

"Aku tidak ingin memesan apapun.. tapi, aku ingin bicara denganmu Yoona..."

Yoona mengernyit dan tentu saja ia bersikeras tidak ingin bicara dengan Donghae. Namun untuk menghindari keributan di dalam restoran, mau tak mau pun akhirnya Yoona berbicara dengan Donghae, mereka berdua menuju belakang restoran.

"Cepat bicara!" titah Yoona tanpa melihat ke arah Donghae sedikit pun.

"Apa seperti itu sikap orang sedang berbicara?" dengan segera Donghae menarik bahu Yoona hingga berhadapan dengannya.

'Tidak, aku tidak ingin melihatmu lagi Donghae!' lirih Yoona dalam batin dengan kepala yang masih tertunduk.

"Ya! Im Yoona! Aku tidak tahu apa yang di pikiranmu hingga kau menginap di rumah pria dan bekerja di tempat seperti ini!" ucap Donghae dengat tangan yang mencengkeram kedua bahu Yoona. "Lalu apa maksud perkataanmu kemarin? Bagaimana tanggapan kedua orang tua kita kalau tahu kita pisah rumah hah? Apa kau mau bertanggung jawab atas semua itu?" cerocos Donghae. Yoona hanya terdiam menunduk.

"Aku tidak tahu harus berkata apa lagi... Tapi kuharap kau sadar... Kau bukan anak kecil, kau adalah seorang istri sekarang..." Donghae pun menurunkan tangannya. "Kembalilah ke rumah, Im Yoona..." Donghae mengakhiri. Ia terus menatap Yoona yang menunduk berharap Yoona mengangkat kepalanya dan berkata 'iya'.

We Are Destiny [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang