Chapter 12

1.1K 49 0
                                    


Pagi hari Yoona terbangun dengan mata yang masih terasa berat. Ia tidak cukup tidur malam itu. Dirasakannya pelukan Donghae yang erat, kedua tangannya masih melingkar di pinggang Yoona.

'Astaga lelaki ini memelukku sepanjang malam? Ya Tuhan, aku bisa gila jika terus berada dalam jarak sedekat ini...' Perasaan Yoona selalu sama, detakan jantungnya selalu cepat jika di dekat pria yang dicintainya itu. Diperhatikannya wajah Donghae yang tertidur damai. Kembali teringat memori tadi malam yang membuatnya tersenyum sendiri. Mereka berdua, Yoona dan Donghae melewati malam bersama yang indah di Sungai Han.

Lama memerhatikan Donghae, ia kembali sadar. 'Tidak mungkin aku harus terus menerus dalam posisi ini..'

"Lee Donghae! Ayo bangun!!" seru Yoona. Donghae menggeliat kecil, ia tetap menutup matanya.

"Ya! Setidaknya kau melepaskan tanganmu! Memangnya kau tidak mau sarapan hah???"

Donghae kemudian membuka kedua matanya, menatap sipit kepada Yoona yang bertampang mengancam.

"Selamat pagi, Jagiya... Morning kiss, please.." Donghae tak segan mendekatkan wajahnya dan bibirnya. Yoona segera men-toyor kepala Donghae cepat. Ia merinding mendengar kata-kata itu.

"Kau bisa telat kerja, bodoh!" teriaknya sembari bangkit dari tempat tidur Donghae.

Yoona segera keluar dari kamar, ia menghela napas berat melihat keadaan ruang tamu sekaligus ruang tengah. Dilihatnya kelopak-kelopak mawar berserakan dan karangan-karangan bunga mawar yang telah layu akibat semalaman dan cuaca yang tidak mendukung.

"Bagaimana bisa aku membereskan ini semua!" keluh Yoona. Donghae menyusul Yoona keluar dan segera memeluk Yoona dari belakang. Kepalanya dengan malas bersender di bahu Yoona.

"Ya! Jangan memelukku tiba-tiba Lee Donghae!" pekik Yoona.

"panggil aku Jagiya, kau harus terbiasa aku akan lebih sering memelukmu seperti ini..." ucap Donghae sembari mengeratkan pelukannya. Wajah Yoona bersemu merah,ia bahagia bercampur malu.

"Lihat! Akibat perbuatanmu ruangan ini penuh dengan mawar, bodoh! Lagipula untuk apa boneka sebanyak ini!" lanjut Yoona.

"Bukankah itu romantis, Jagiya?" Tanya Donghae.

"Haisshh.. terserah, kau harus membereskannya!"

"Mwo?"

"Ingat, tidak ada perjanjian lagi Lee Donghae!"

"Aishh, baiklah! Tapi setelah ini kita harus merayakan pernikahan kita! Kita harus keluar merayakannya!" ucap Donghae senang. Yoona tersenyum.

"Baiklah, babo!" ucap Yoona.

**

5 bulan kemudian...

"Ya! Im Yoona!!!" teriak Donghae begitu ia melihat menu makan malam.

"Apa? Jangan teriak-teriak begitu bodoh!" teriak Yoona yang baru melangkah keluar dari toilet.

"Apa ini?" seru Donghae sembari menunjuk makanan.

"kau sendiri tahu bukan? Croissant?"

"Haisshh bukan itu yang kumaksud.. Apa kau tega membiarkan suamimu memakan croissant dalam 3 hari ini!" protes Donghae.

"Ya! Lee Donghae! Aku perlu latihan, croissant-ku selalu gagal... Tapi, aku jamin kali ini pasti sempurna!!" ucap Yoona berbinar melakukan aegyo dan menyuruh Donghae segera duduk.

Donghae hanya menghela napas berat akibat ulah istrinya. Yoona yang sedang kursus masakan Perancis membuatnya selalu melakukan eksperimen masakan Prancis hampir tiap hari di rumah. Ia sedang menggeluti bidang ini bersama kedua temannya Kibum dan Ara.

We Are Destiny [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang