7

6.5K 458 5
                                    

"My lady, bangunlah..."pinta Ezra pada keesokan paginya mengoyangkan bahu Ariana yang masih terlelap. Ariana membuka matanya dengan berat. "Ayo, kau di tunggu raja dan ratu untuk sarapan bersama di ruang makan!"

Ariana membuka matanya lebih lebar. Ia tidak menyangka hal ini. Dan dengan segera Ezra membantunya menyiapkan diri. Ariana memakai gaun berwarna biru lembut dan mengepang rambut lalu membuatnya menjadi sanggul yang sederhana dan indah. Setelah siap, ia segera melangkah menuju ruang makan di mana raja dan ratu sudah duduk di sana.

Ratu Victoria menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka, melihat Ariana dan tersenyum. "Ariana, mari, duduklah bersama kami.."

"Terima kasih sudah mengundangku kemari.."sahut Ariana seraya duduk di tempat biasa. Ratu tersenyum padanya dan menyuruhnya untuk segera sarapan. Ariana menyantap sarapannya dalam diam, lalu ia menoleh pada raja Edward, "Yang Mulia, apakah sudah ada kabar dari Caleb?"

Raja menggelengkan kepalanya dengan perlahan. "Belum, tapi kuharap mereka baik saja. Mari kita berharap dan berdoa Caleb dan pasukannya baik-baik saja."

"Ya..."sahut Ariana mengangguk. Ia terdiam. Mendadak merasakan kembali sesak di dadanya. Ariana pamit dan berjalan keluar. Ia menyandarkan bahunya pada tembok batu yang dingin seraya menarik napas dengan berat. Ariana hanya menginginkan Caleb pulang dan berada di sisinya. Menemani dirinya seperti hari sebelumnya.

Ariana mendengar suara pintu ruang makan yang terbuka. Ia melihat ratu Victoria melangkah mendekatinya. Merangkul bahu Ariana dengan lembut. Pelukan sang ratu membuatnya teringat akan neneknya, dan ia semakin merasa sedih.

"Kau tahu, Ariana, aku pun merasakan hal yang sama setiap melihat suamiku atau anakku pergi berperang. Aku pun merasakannya saat ini. Hatiku sering bimbang dan bertanya bagaimana keadaan mereka di luar sana. Apakah aku bisa melihat mereka lagi atau tidak? Memang sangat berat tapi kau pasti bisa melewati semua ini.."ujar Ratu Victoria memegang tangan Ariana. "Aku dapat pastikan Caleb pasti akan pulang kemari, Ariana."

Ariana menyadari perasaan ratu pasti lebih berat dan sedih di banding dirinya. Ia akan lebih merasa kehilangan jika terjadi sesuatu pada Caleb. Dan tanpa sadar ia menitikkan air mata. "Aku...aku hanya tak tahu kenapa aku merasa seperti ini...."isaknya.

Ratu Victoria tersenyum. Ia memegang bahu Ariana. "Itu karena kau mencintainya. Karena itulah kau cemas padanya..."gumamnya seraya kembali masuk ke dalam ruang makan.

Ariana hanya berdiri terdiam mendengarkan perkataan sang ratu. Merasa tak percaya. Tapi ia tahu perkataan ratu benar adanya. Tanpa sadar ia pun mulai menyukai Caleb. Dan semakin mendalam ketika pria itu pergi berperang demi dirinya.

----------------

"My lady, kau di minta untuk mendampingi ratu saat menyambut kedatangan duke dan duchess."ujar Ezra

Ariana mengangguk. Sang Duschess adalah sepupu Caleb dan ia datang untuk menghadiri pesta ball yang akan diadakan di istana. Ia berjalan menuju pintu istana yang mengarah ke taman luas dan melihat sang ratu sudah berdiri menunggu dirinya. "Yang Mulia..."

Ratu Victoria menoleh dan tersenyum padanya. "Ayo, seharusnya sebentar lagi ia akan tiba.."

Mereka berjalan keluar tepat saat sebuah kereta kuda berderap melewati taman dan berhenti di depan pintu istana. Kusir segera turun dan membukakan pintu. Menaruh pijakan agar majikannya dapat turun dengan mudah. Ariana melihat seorang wanita cantik dengan gaun indahnya turun dari dalam kereta. Wajahnya putih bersih dan rambutnya tertata indah. Ratu Victoria menyambut dirinya dengan pelukan dan berbicara beberapa saat hingga sang duschess menatap Ariana berdiri diam di belakang Victoria.

Queen Of My Heart (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang