Ariana terbangun dalam pelukan Caleb keesokan paginya. Mereka terus duduk dengan berbalutkan selimut menatap langit malam hingga tanpa sadar tertidur. Ariana mendongak menatap wajah Caleb yang tertidur dan tak berani banyak bergerak, tak ingin membangunkan Caleb. Ia menatap wajah Caleb yang tertidur. Suara kicauan burung di atas pohon membangunkan Caleb. Perlahan ia membuka mata dan menatap Ariana.
"Selamat pagi.."gumam Caleb tersenyum.
"Selamat pagi."sahut Ariana.
"Kurasa sebaiknya kita segera kembali sebelum ada yang menyadari bahwa kita tidak ada di kamar..."ucap Caleb seraya duduk.
Caleb membereskan Keranjang, berdiri dan membantu Ariana bangun. Lalu mereka berjalan kembali menuju istana. Prajurit yang menjaga membukakan pintu bagi mereka, dan Ariana bersyukur akan hal itu. Caleb mengecup dahi Ariana sebelum mereka berpisah. Ariana segera berlari menuju kamarnya, tak ingin ketahuan oleh Ezra bahwa ia tidak ada di kamarnya. Ariana menarik napas lega ketika melihat kamarnya yang kosong. Ia segera mengganti baju dan masuk ke dalam selimutnya.
Tak lama kemudian Ezra membuka pintu kamarnya dan duduk di ujung ranjang dengan wajah seriusnya. Ariana mendongak dengan ragu, berpikir apakah ia tahu sesuatu. "Hai...."
Ezra memberikan seringai aneh pada wajahnya. "Di mana kau semalam? Tepatnya, ke mana saja kau seharian kemarin?"
"Hmmm...."
"Dengan pangeran..."bisik Ezra tersenyum.
Wajah Ariana memerah dan ia menutupnya dengan selimut. Ezra tertawa. "Tenang saja, rahasiamu aman. Bangunlah, aku akan membantumu berpakaian..."Ariana beranjak bangun. Membiarkan Ezra membantu ia mengenakan gaun biru lembut dan mengepang rapi rambutnya. Ariana berjalan menuju ruang makan dan sarapan bersama Ezra. Duduk di tempat yang sama tanpa memperhatikan orang lain. Selesai sarapan, Ezra pamit untuk mengerjakan hal lain sementara Ariana berjalan sendiri seraya berpikir apa yang hendak ia lakukan ketika seseorang menyapanya.
"Selamat pagi, my lady..."
Ariana menoleh dan tersenyum melihat Caleb berdiri di belakangnya. "Selamat pagi, Yang Mulia.."Sahut Ariana sedikit membungkukkan badannya.
Caleb tersenyum, membuat dada Ariana berdebar. Ia mendekat dan berkata, "Apakah kau mau menemaniku berlatih kembali?"
"Dengan senang hati."
Caleb kembali tersenyum dengan sukacita. Ia menyodorkan lengan dan di sambut oleh Ariana. Mereka berjalan menuju lapangan. Ariana menunggu Caleb berganti pakaian. Ia mengambilkan sebilah pedang untuk Caleb lalu duduk di bangku di bawah pohon rindang. Ariana memperhatikan Caleb yang berlatih bersama ksatria lainnya. Latihan hari ini diikuti lebih banyak pria. Beberapa ada yang berlatih memanah di sudut lapangan, sementara yang lainnya melatih kemampuan berpedang.
"Selamat pagi, my lady..."ujar seorang pria yang berdiri di sebelah Ariana.
Ariana menoleh, melihat seorang pria dan menduga ia salah satu ksatria. "Selamat pagi,"sahutnya seraya kembali mengamati lapangan kembali. Mengabaikan pria tersebut. Ia dapat merasakan pria itu mendekat dan duduk di sampingnya.
"Aku tak pernah melihat kau sebelumnya..."ujar pria itu seraya terus memandangi Ariana.
Ariana bergerak gelisah. "Ya, aku baru saja tinggal di sini. Permisi..."sahut Ariana beranjak berdiri.
"Hei tunggu. Apa kau tidak menyadari kecantikanmu?"tanya pria itu menahan tangan Ariana.
Ariana terkejut dengan tindakan orang asing itu. Ia melihat mata hitam pria yang berkilat genit. Mengingatkannya pada Sir James dan membuatnya muak. "Tolong lepaskan tangan saya..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of My Heart (Tamat)
Historyczne#16 at historical fiction 2 Juli 2017 Selama hidupnya Ariana tinggal bersama sang nenek. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya adalah seorang ksatria yang tinggal di istana Hingga suatu saat nenek Ariana meninggal. Ayahnya memutuskan untuk membawa...