Tiga hari berikutnya kondisi Caleb semakin membaik dan kuat. Ia sudah bisa berjalan di taman pada sore hari. Waktu cepat berlalu hingga tanpa terasa besok adalah pesta ball. Istana sudah mulai disibukkan dengan kegiatan para pelayan yang mempersiapkan keperluan untuk pesta. Para tamu mulai berdatangan, termasuk suami Leah, seorang pria yang ramah dan hangat.
Malam ini istana mengadakan makan malam untuk menyambut kedatangan para tamu pesta. Ariana memakai gaun indah berwarna biru. Setelah semua sudah siap, Caleb menjemputnya.
"Wow...kau tampak cantik..."gumam Caleb saat melihat Ariana
Ariana membalas dengan senyum dan wajah merona. "Kau pun terlihat sempurna..."
Caleb mendekat dengan senyum di bibirnya. "Kau sudah siap, My lady?"tanyanya seraya menyodorkan lengan yang di sambut dengan riang oleh Ariana.
Berdua mereka berjalan keluar dan menuju ruang makan yang sudah di hias dengan dekorasi indah. Ariana bergabung bersama orang tua Caleb. Terdengar suara dengungan para tamu dari balik pintu, membuat Ariana gugup hingga tangannya gemetar. Ia menyadari di balik pintu terdapat banyak kalangan bangsawan. Caleb menepuk tangan Ariana, memberi semangat.
Prajurit membuka pintu. Menampakkan para wajah tamu yang menoleh ke arah pintu. Mereka berdiri dan mulai mendekat menyambut raja dan ratu. Sementara Caleb dan Ariana mengikuti di belakang. Ariana membalas sambutan para tamu yang baru dikenalnya. Beberapa wanita mencoba berbincang dengan Caleb, tapi mereka kembali terpaksa mundur karena desakan para tamu dari bagian belakang yang ingin menyapa keluarga kerajaan.
Ariana duduk di samping Caleb dan melihat raja Edward yang memberi kata sambutan pada para tamu. Lalu pintu samping terbuka dan para pelayan membawakan hidangan pesta yang lezat dan harum. Meja makan yang panjang dipenuhi piring dengan makanan. Para tamu mulai menyantap sambil berbincang dan bergurau.
Menjelang malam, Ariana mulai merasa lelah, namun ia tetap membalas pembicaraan yang dilontarkan para tamu. Memberi senyum dan merespon perkataan mereka.
"Apa kau lelah?"tanya Caleb yang menyadari.
"Ya..."
"Aku akan mengantarmu ke kamar."sahut Caleb berdiri dan mengulurkan tangan pada gadis itu. Ariana memegang tangannya dengan penuh kelegaan. Ia dapat merasakan tatapan iri pada gadis yang melihat mereka.
Mereka berjalan keluar ruang makan. Caleb menggenggam tangan Ariana hingga tiba di depan pintu kamarnya. Lalu ia memeluknya, "Rehatlah, Ariana..."
Ariana membalas pelukannya. "Selamat malam, Caleb."
Caleb mengecup kening Ariana dan menyuruhnya masuk. Ariana masuk dan mengganti gaun pesta dengan gaun tidurnya. Ia melepaskan sanggul rambut lalu menyisirnya. Setelah selesai, Ariana melangkah menuju ranjang. Berbaring dengan lega dan segera tertidur.
--------
"Selamat pagi, my lady."sapa Ezra keesokan paginya masuk ke dalam kamar Ariana dengan nampan berisi sarapan.
"Selamat pagi, Ezra.."sahut Ariana bangun dengan perasaan segar.
"Siap untuk pesta nanti malam?!"tanya Ezra seraya menyodorkan sarapan pada gadis itu. "Makanlah, hari ini akan menjadi hari yang sibuk bagimu.."
Ariana bergeser ke tepi ranjang dan menyantap sarapannya sementara Ezra mengeluarkan sebuah gaun putih indah dari dalam lemari. Ariana terkesima melihat gaunnya. Tak pernah menyadari akan benda itu. "Sejak kapan gaun itu ada di dalam lemari?"
"Gaun ini baru saja tiba kemarin dan aku menaruhnya saat acara makan malammu. Kau menyukainya?"
"Indah sekali...."gumam Ariana melihat gaun yang tergantung itu. Warnanya putih gading dengan lengan menjuntai dan detail bunganya yang cantik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of My Heart (Tamat)
Fiksi Sejarah#16 at historical fiction 2 Juli 2017 Selama hidupnya Ariana tinggal bersama sang nenek. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya adalah seorang ksatria yang tinggal di istana Hingga suatu saat nenek Ariana meninggal. Ayahnya memutuskan untuk membawa...