Prolog

1.4K 45 1
                                    


Jaman yang telah berubah. Kini, anak SMA yang sekarang berbeda sekali. Ke sekolah rata-rata membawa kendaraan sendiri daripada di antar atau naik angkutan umum. Telepon genggam juga selalu di bawa. Entah untuk apa padahal pulang juga dengan kendaraan sendiri atau beberapa naik. Mungkin untuk sekedar menghilangkan rasa gabut atau memang untuk menghubungi orang tua bila ia masih di antar jemput atau mungkin untuk menghubungi orang tua dalam keadaan darurat.

Seiring perkembangan zaman, tidak semua berubah. Ada saja yang tetap menjadi tradisi dari sekolah itu turun temurun. Mungkin ada beberapa yang tidak memperbolehkan membawa telepon genggam ke sekolah. Atau bahkan tidak boleh membawa kendaraan. Tapi, tidak masalah bila tradisi itu tidak menjadi sesuatu yang bertambah baik. Bagaimana bila tradisi turun menurun itu adalah sesuatu yang membuat nama baik sekolah tercoreng ataupun bertambah buruk? Apakah tradisi itu akan terus dilakukan?

Contohnya bullying. Ya, bullying (perpeloncoan) sudah menjadi tradisi turun menurun di salah satu sekolah di salah satu kota tepatnya di Prefektur Osaka. Bahkan, beberapa korban bullying itu ada yang sampai mengalami luka berat dan bahkan ada yang sampai mengancam nyawa korban nya. Beberapa guru sebenarnya telah melarang keras bullying ini di sekolah, tetapi siswa masih saja melakukan bullying. Terutama siswa kelas 11 kepada adik kelasnya. Tidak hanya pada adik kelas, melainkan dengan teman sekelas pun mereka melakukan bullying.

Entah bagaimana cara menghapus tradisi buruk di sekolah itu. Berbagai macam cara telah dilakukan oleh para guru, seperti: ketika di bully, lapor saja ke guru BK. Beberapa anak telah melakukan itu, alhasil, mereka di jauhi kawan-kawan karena di sangka dia penuduhan.

Bullying di sekolah itu rata-rata berbentuk senioritas. Jadi, para junior harus sopan, tunduk kepada kakak kelas. Sekali saja junior itu berulah, senior pasti langsung bertindak dan tidak segan-segan membully, merendahkan dan bahkan menganiaya adik kelas. Ada beberapa yang hanya menegur, tetapi masalah itu kadang di besar-besarkan hingga adik kelas di labrak.

Ya memang sangat susah menghilangkan tradisi senioritas/bullying/ perpeloncoan di sekolah itu. Hingga pada suatu hari, sesuatu terjadi...

Sakiko (Done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang