Kikko?

316 16 5
                                    

"Kikko?" gumamku sambil memegang kertas itu dan memandanginya.

Huruf hiragana 'Ki' 'tsu' dan 'ko' bila dihubungkan akan membentuk kata 'Kikko' dan apa ada kata lain yang terbentuk ya? Seperti 'Kokki' atau 'Tsukiko'? Entah kenapa batinku berkata 'Kikko'.

Kudengar langkah kaki Rika berlari ke arahku. "Ayumi, ayo balik ke kelas! Bekal kita belum habis loh.." ucapnya.

Aku menunjukkan kertas itu lagi. Tulisannya juga sama dan di tulis dengan tinta hitam. Dan sepertinya kertas itu kertas robekan. Aku segera berlari ke kelas untuk mengambil kertas bertuliskan 'kiko' kemarin yang memang ku bawa ke sekolah.

"Kamu bawa?!" tanya Rika yang kaget ketika aku mengeluarkan dua lembar kertas kecil itu.

Aku mengangguk. "Tuh, kan tulisannya sama dan kertasnya juga sama!" seruku sambil menyatukan ketiga kertas itu.

Rika memperhatikannya sambil mengangguk pelan. "Kalau dilihat-lihat, tulisannya agak horor gitu" gumamnya.

Aku mengamati tulisan itu lagi dan mengangguk. Ku lihat pinggiran tulisan 'tsu' ada sedikit robekan. Tetapi, tidak bisa di sambungkan dengan kertas bertuliskan 'ki' dan 'ko'

"Kalau digabungkan sepertinya gak bisa, karena kelihatan dari sobekannya beda" gumamku.

"Tunggu!" seru Rika. "Kenapa kamu begitu antusias dengan kertas ini?" tanya Rika.

"Aku hanya penasaran saja. Ketika ada peristiwa kematian, aku selalu saja melihat kertas putih. Aku pun berpikiran, kalau pembunuh itu pasti meninggalkan pesan" kataku menjelaskan semua dipikiranku.

"Pembunuh? Bukannya mereka bunuh diri?" gumam Rika.

"Kalau bukan pembunuh, mungkin pesan dari mereka yang bunuh diri" sahutku.

Tiba-tiba kepalaku terasa saaangaaaat pusing. Aku pun terjatuh entah dimana karena aku melupakan semuanya.

...

"Ayumi... bangun!" kudengar seseorang berkata seperti itu.

Aku berusaha membuka mataku. Perlahan dan akhirnya terbuka semua. Aku melihat sekeliling ruangan. UKS? Aku di UKS sekarang. Aku berusaha bangun lalu duduk di tempat tidur UKS. Aku memperhatikan sekeliling UKS yang sangat sepi dan tidak ada orang sama sekali. Aku sangat heran, padahal di luar masih terang. Apakah semuanya sudah pulang? Lalu siapa yang membangunkanku tadi?

"Halo... apakah ada orang?" gumamku.

Aku berusaha berdiri dari tempat tidur lalu berjalan ke arah pintu. Tapi, sebelum membukanya, ada yang menarik perhatianku. Yaitu meja UKS. Aku berjalan ke arah meja itu dan melihat ada beberapa kertas putih yang sama seperti yang ku dapat.

Aku mencoba mengambilnya lalu melihat kertas itu. Kosong dan tidak ada apa-apa. Aku mengambil yang lainnya tetapi sama kertas itu kosong. Aku melihat satu lagi kertas, saat ku lihat tulisannya adalah 'ke' dengan huruf hiragana dan tulisan yang sama seperti kertas yang sebelumnya ku dapat. Apa maksudnya?

Aku meletakkan kertas itu lagi, lalu menuju pintu UKS dan mencoba membukanya, tetapi tidak bisa terbuka. Aku membuka paksa tetapi tetap tidak bisa. Padahal tidak terlihat dikunci.

"Tolong buka, dong!" seruku sambil memukul-mukul pintu UKS. Tetapi tidak ada jawaban.

Aku berlari ke kaca UKS dan mencoba untuk membukanya tetapi tetap tidak bisa. Aku memukul-mukul kaca UKS, tetapi tetap tidak ada yang merespon. Aku menyerah dan akhirnya aku terduduk di lantai UKS sambil menelungkupkan kepala di lutut.

Tiba-tiba, aku mendengar suara beberapa siswa terdengar di luar. Aku tersenyum senang karena berharap ada yang menolongku.

"Tolong! Tolong buka pintu UKS!" seruku sambil memukul-mukul pintu UKS.

Sakiko (Done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang