Yume No Imi

250 15 0
                                    


Rika memandangi kertas-kertas kecil itu yang terususun di meja UKS. Tiba-tiba, seseorang datang dari pintu UKS dan mengagetkan kami semua.

"Maaf, mengagetkan kalian" gumamnya. Ternyata Natsuki sensei, walikelas kami. "Sebaiknya kalian berempat segera pulang bila merasa masih sakit. Saya khawatir dari kemarin kalian berempat terus menerus di UKS"

Rika segera berdiri dan menutupi meja UKS yang penuh kertas-kertas kecil itu. Oh, iya, kami sengaja merahasiakan apa yang kami temukan dan alami selama ini pada guru-guru bahkan keluarga.

Aku menggeleng. "Tidak, sensei, kami berempat tidak sakit. Kemarin hanya saya saja yang kurang enak badan, dan sekarang saya sudah sehat" sahutku. "Sekarang Yuki yang sakit, dia tadi pingsan"

Natsuki sensei yang mengerti bahwa kami berempat sangat dekat dan selalu bersama mengangguk dan tersenyum.

"Baiklah, kalian bisa ke kelas mengikuti pelajaran kembali" gumamnya. "Biar petugas medis yang menjaga Yuki disini"

Seorang wanita dengan rambut bob hitam masuk ke ruang UKS sambil tersenyum. Tampaknya ia petugas medis.

"Baik, sensei..." ucap kami.

Rika cepat-cepat mengambil kertas-kertas putih tadi dan memasukkannya dalam kantong. Kami pun permisi untuk keluar dan Yuki masih berbaring di tempat tidur.

"Kira-kira Yuki kenapa?" gumam Rika sambil berjalan menyamaiku.

"Aku rasa ada sesuatu deh dengan kertas itu" sahut Kira yang berjalan di samping kananku.

Aku menggeleng. "Hmm... entahlah... aku heran mengapa setelah menemukan kertas itu Yuki langsung melemas dan tak sadarkan diri" sahutku.

Kami pun terdiam dan berjalan pelan menuju kelas. Tapi, tiba-tiba, terdengar suara orang berlari dari belakangku. Lambat laun suara itu makin terdengar dan makin lama... makin mendekat. Aku menoleh kebelakang dan tiba-tiba seorang gadis berambut sebahu lurus dengan baju yang agak kusut berlari sambil berteriak...

"SAKIKOOOO!!!"

"Yuki??!!" seru kami semua. Ya itu Yuki.

Ia langsung berlari ke arah kami dan di belakangnya ada seorangperawat berambut bob tadi ikut mengejar Yuki dengan wajah khawatirnya.

"Shiroma san!" serunya dengan wajah khawatir dan ikut mengejar Yuki.

Yuki berlari tanpa memedulikan apapun sambil menangis ke arah kami dan ketika berada di dekatku langsung mengulurkan tangan kepadaku dan memelukku lalu membanjiri bahuku. Aku hanya terdiam kaku, bahkan tidak memeluk Yuki kembali.

"Yu... Yuki.. ada apa?" tanya Rika sambil mengelus rambut Yuki dan menenangkannya. Yuki tak membalas apapun dan menangis sejadi-jadinya di bahuku.

Perawat berambut bob yang merawat Yuki tadi berhenti berlari di dekat kami dan menghela napas lega melihat Yuki yang berhenti berlari.

"Entah mengapa begitu kalian pergi tadi Shiroma san langsung terbangun dengan berteriak dan matanya pun sembap dan merah" ucap perawat itu. "Dan ia langsung keluar dari ruang UKS dan menyusul kalian lalu meneriakkan... apa tuh tadi...."

"Sakiko?" gumam Kira.

"Ya! Itu!" seru perawat itu. "Sebaiknya saya permisi, mungkin Shiroma san butuh waktu dengan teman-temannya. Bila ada yang diperlukan, saya di UKS" ucap perawat itu lalu berlalu meninggalkan kami.

"Baik, terima kasih..." sahut Kira.

Rika dan Kira menatapku yang mematung dengan bingung bingung. Aku menelan ludah ketakutan, apa yang sedang di alami oleh Yuki?. Dan akhirnya Yuki melepaskan pelukannya dan menatapku dengan mata sembapnya dan wajahnya yang sangat pucat.

Sakiko (Done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang