Show Must Go On

212 12 1
                                    

Aku berusaha menyesuaikan diri dengan kenyataan saat ini. Ya, memang sangatlah susah. Tetapi, ini semua telah terjadi. Tuhan telah memberiku ini semua melalui Sakiko. Tadi malam, aku bertemu dengan mereka berdua dan mereka menyampaikan semuanya padaku. Mereka ingin terus bersamaku. Tetapi, mereka arwah yang baik dan tidak pernah mengganggu. Menurutku, mereka malah membantuku. Terutama dalam berakting ketakutan dalam drama yang diadakan akhir musim gugur ini. Oh, ya! Acara itu tetap harus berlangsung! Aku harus belajar lebih banyak lagi berakting ketakutan. Sakiko dan Seika juga membantuku berakting seram dengan menunjukkan wajah seramnya. Yuna dan Mina terlalu imut untuk dibilang seram. Makanya, aku susah berakting ketakutan bila beradu peran dengan mereka. Ternyata ada untungnya juga bisa melihat mereka.

"Payah, masa kau begitu saja tidak bisa. Menyelesaikan masalah berbau mistis bisa!" ejek Sakiko saat aku melihatnya di samping tempat tidurku.

Aku terduduk ketika melihatnya lalu tersenyum padanya.

"Mana Seika?" tanyaku yang baru menyadari tidak ada Seika.

Sakiko mengangkat bahunya.

"Entahlah aku sangat tidak bisa akting ketakutan" gumamku sambil duduk di sebelah hantu itu.

"Karena kau tidak pernah ketakutan" sahut Sakiko.

Aku mengangguk.

"Tetapi, begitu kau melihat wanita itu pasti kau ketakutan" sahut Sakiko sambil menunjuk pojok kamarku. Seorang wanita baju hitam yang pertama kali aku lihat saat aku menjadi seperti ini pun muncul.

Aku menoleh ke arahnya lalu menggeleng lemah. Seketika wanita seram itu menghilang. Aku memang sering melihatnya di sekitar sini. Ia baik, dia tak mengganggu.

"Udah biasa" gumamku.

"Perasaan baru-baru aja deh mata batinmu terbuka" gumam Sakiko.

Aku hanya tertawa kecil.

"Gak tau aah aku bingung. Aku dari dulu emang ga bisa akting ketakutan" ujarku sambil tiduran di kasur.

"Harus bisa, Ayumi" Sakiko menyemangatiku. "Aku akan menolongmu. Hmm... akan ku tunjukkan hantu-hantu yang sangat seram. Kau takut apa?? sadako? Kuchisake onna? Teke teke? Atau hantu Indonesia Po.... Pooo... pocha?? apalah itu yang seperti guling"

Aku menggeleng. "Aku tidak takuuuut!" ujarku yang memang benar-benar tidak takut dengan hal seperti itu.

"Hmm... tetapi mengapa pertama kali mata batinmu terbuka kau begitu ketakutan?" tanya Sakiko heran.

"Hmm... iya juga ya?" gumamku. "Entahlah, mungkin saat itu aku sangat kelelahan sekali, jadi aku langsung ketakutan" gumamku.

Sakiko mangut-mangut mendengarkanku.

"Baiklah, aku akan pergi dan kau harus latihan! Sampai bisa!" seru Sakiko.

"Yah... jangan pergi dong...."

Sakiko telah keluar dari balkon kamar dan menghilang.

...

Akhirnya! Hari yang ditunggu datang juga! Ini saatnya kelas kami akan unjuk gigi. Yah, meskipun kaki ku agak sakit, tetapi aku tetap bersemangat. Buruknya aku bangun kesiangan hari ini! Acara akan mulai jam 10 dan aku baru bangun jam setengah sembilan. Ku lihat banyak sekali misscall dari teman-temanku di hape. Aku segera lompat dan berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian. Buru-buru ku ambil tas make up dan kostum ku dan segera turun ke bawah.

"Ohayou, Ayumi. Sarapan dulu!" ucap mama. Di meja makan sudah lengkap anggota keluarga ku berkumpul.

"Ohayou. Em... aku nanti saja sarapannya, ma. Buru-buru!" seruku sambil memakai kaos kaki sambil berdiri.

Sakiko (Done)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang