Bab 5

21.3K 688 20
                                    

Airin pov

Bila hati tak tentu arah
Kemana lagi ia harus melangkah?
Cinta. . .harapan. . .impian. . .
Mana yang akan ia tuju?

Disaat cinta tlah menghapus jejaknya
Akankah secercah harapan menuju kebahagian datang merengkuhnya?
Menghapus segala luka yang ia torehkan
.
.
.
Ketika tak ada lagi tujuan dalam hidup ini,maka kemana lagi harus kupijakkan kaki ini.

Skenario yang aku tulis tentang kisahku,bukan lagi aku yang menulisnya.
Kini takdir yang mengambil ahli semuanya.

Lalu apa yang aku inginkan saat ini.
Tujuan hidup seperti apa yang ingin aku raih.

''Airin,melamun lagi''sapa Rara,dia adalah teman kerjaku.Udah seminggu ini aku kerja lagi ditempatku yang dulu.

''Ndak,siapa yang melamun''jawabku.

''Sejak kau balik lagi kerja disini aku jarang sekali melihat senyummu,bahkan setiap kali kau mencoba tersenyum,seakan terlihat memaksa''tanya Rara.

''Ra,udah selesai jam istirahatnya ayo balik kerja lagi''ajakku untuk mengalihkan obrolan ini,karena aku tau Rara orangnya tidak akan berhenti bertanya sebelum mendapat jawaban yang dirasa puas olehnya.Dan saat ini aku tidak ingin cerita apapun pada Rara.Apalagi tentang pernikahanku,jadi ditempat kerjaku ini tidak ada seorang pun yang tau kalau aku sudah menikah.

''Airin,aku tau kau lagi berduka atas meninggalnya ibumu.Tapi hidup itu tidak berhenti setelah ibumu tiada.Kau harus terus melanjutkan hidupmu.
Jadi. . .kembalilah menjadi Airin yang ceria seperti dulu lagi''cerocos Rara.

Akupun pergi berlalu meninggalkan Rara yang masih sibuk menceramahiku.

''Wei. . .Airin tunggu aku,kenapa kau malah meninggalkanku,aku kan belum selesai ngomong''gerutu Rara yang samar-samar masih aku dengar suaranya.

Aku menoleh kebelakang untuk melihat apakah Rara mengikutiku atau tidak.

Bug

Awh,tubuhku serasa menabrak seseorang.

''Maaf,Airin kau tak apa-apa''

Deg

Aku melihat orang yang aku tabrak,dia adalah Afrizal Adi Pratama manager keuangan dirumah makan ini.

''Aku tidak apa-apa kak,maaf tadi aku jalannya ngak liat depan jadi nabrak kakak''

Meski jabatannya sebagai manager kak Rizal ini masih muda,itulah alasannya kenapa dia tidak mau dipanggil Pak oleh pekerja disini yang usianya lebih muda dari dia,dia lebih suka dipanggil kakak,katanya biar tidak terkesan tua.

''Ya udah lain kali hati-hati kalau jalan''ia menepuk bahuku dan tersenyum lebar lalu berjalan pergi meninggalkanku sendiri.

Aku tersipu melihat senyuman itu,senyuman yang membuat jantungku serasa berhenti berdetak.

Bagaimana tidak,kak Rizal adalah cinta pertamaku dan mungkin sampai saat ini aku masih memendam perasaan itu.

Dia sosok pria yang baik,sopan dan ramah tamah pada semua orang jadi tidak heran kalau banyak wanita yang menyukainya termasuk aku salah satunya.Tapi sampai saat ini aku tidak tau wanita mana yang beruntung bisa mendapatkan hatinya.

# # #

Aku rebahkan tubuhku disofa untuk melepaskan lelah karena seharian bekerja.

''Darimana saja kau jam segini baru pulang?''

Aku mendengar Aldi bertanya padaku,aku melihat jam ditanganku masih jam 20.25 tumben jam segini Aldi sudah ada dirumah biasanya jam 10 atau lebih ia baru pulang.

Your'e MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang