Bab 3

22.9K 751 23
                                    

Airin pov

Setelah menyetujui syarat yang ibu Farah ajukan,beliau memintaku untuk tinggal dirumahnya.

Awalnya aku menolak dengan berdalih bagaimana kalau sewaktu-waktu penagih itu datang dan tidak mendapati aku dirumah pasti penagih itu mengira aku mencoba kabur.Beliau pun memaklumi itu.

Dan esok nya bu Farah datang lagi dengan membawa sejumlah uang yang ia janjikan.

Ia lagi-lagi memintaku untuk tinggal dirumahnya,aku mencoba menolaknya lagi tapi kali ini beliau benar-benar memaksaku hingga membuatku tak dapat menolaknya.

Setelah menyelesaikan urusan utang-piutang,aku mengemasi barang-barangku untuk kepindahanku kerumah ibu Farah.

Dan disinilah aku sekarang berdiri terpana didepan pintu salah satu kamar didalam rumah milik ibu Farah.

''Bagaimana Airin kamu suka kamar kamu''tanya Ibu Farah.

''Apa kamar ini tidak terlalu berlebihan Bu?''tanyaku balik.

''Tidak Airin,bukankah sebentar lagi kau akan jadi bagian dari keluarga ini jadi semua ini sudah sepantasnya untukmu''

Kulangkahkah kaki untuk lebih masuk kedalam.Kusapukan pandanganku kesekeliling ruangan ini.Tempatnya begitu besar dan luas,bahkan lebih luas dari ruang tamu dikontrakkanku.

Kulihat ditengah-tengah terdapat ranjang yang begitu besar yang mungkin cukup untuk ditiduri 4-5 orang,dikanan kiri terdapat meja dan ada lampu tidur diatasnya.

Didepan ranjang ada sebuah lemari yang cukup besar.Tampa kusadari senyumku mengembang melihat semua ini.

Apakah semua ini mimpi?
Aku bisa tinggal dirumah sebesar ini dan bahkan pemiliknya begitu baik kepadamu.

Jangankan untuk bermimpi,membayangkannya pun aku tak punya keberanian.

''Airin,istirahatlah dulu nanti malam aku akan mengenalkanmu pada Aldi''suara ibu Farah menyadarkanku.

Iya bu Farah benar aku berada dirumah ini bukan semata-mata untuk tinggal melainkan untuk menikah dengan anak beliau.

''Iya,makasih bu atas semua ini''

# # #

Jam menunjukkan pukul 19.00
Saat ini aku berada dimeja makan bersama dengan bu Farah dan suaminya yang aku ketahui bernama Sebatian gunawan.

Aku menghela nafas panjang,hatiku rasanya tak karuan.

Bagaimana tidak?sebentar lagi aku akan bertemu dengan anak ibu Farah yang tidak lain adalah calon suamiku.

Fikiranku berkecamuk,banyak hal-hal buruk terlintas dibenakku.

Bagaimana kalau ia buruk rupa,atau mungkin ia mempunyai kelainan,bagaimana kalau ia cacat.

Ah. . .apa yang sedang aku fikirkan?bagaimanapun juga mereka adalah orang kaya kalau tidak ada yang salah dengan anak mereka,tidak mungkin mereka rela menikahkan anak mereka dengan wanita miskin sepertiku.Bahkan mereka rela mengeluarkan uang yang menurutku jumlahnya begitu besar tapi mungkin bagi mereka itu jumlah yang sedikit.

''Airin,apa kau baik-baik saja?wajahmu terlihat pucat,apakah kau sakit?''terdengar nada kawatir dari pertanyaaan yang dilontarkan bu Farah.

''Aku baik-baik saja Bu''jawabku

Ting tong

Ku dengar suara bel berbunyi,itu pasti dia?fikirku.

''Malam Ma,Pa''terdengar suara seorang pria menyapa.

Kuarahkan pandanganku menuju asal suara itu,aku melihat seorang pria berjalan mendekat kearah kami dengan mengandeng seorang wanita.

Tunggu dulu menggandeng seorang wanita,itu pasti bukan dia.

Your'e MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang