Konsekuensi

19 2 1
                                    

   "Kau tau konsekuensinya??? Jika gagal hancur sudah kau..."
   "Tenang, cara ini sudah berjalan mulus, bahkan berpuluh puluh tahun. Mereka tidak akan tahu yang sebenarnya."
    "Bukankah itu dilarang, ini sama saja menculik, dan yang pasti penjara menunggumu jika kamu ketahuan."
   "Bukan begitu bang, aku ngga menculik. Aku cuma mengiming iming saja. Seperti di televisi, mau permen nggak de??? Sini ikut abang ke mobil. Tapi kalo saya, mau duit yang banyak ngga, kalo mau sini ikut saya. Saya jelasin resikonya dan kalo mau ya udah"
   "Itu bukan perkara mudah, namun ada satu cara, kau harus menjadi salah satu dari mereka agar mereka percaya kamu tidak menculik... apakah kau ingin itu???"
   "Hmmmmm... sudah kuduga, aku siap menjadi mereka."

####################################

   Pagi yang cerah membuat moodku baik. Kini aku siap menjalani kehidupan yang fana ini. Ditambah tekanan dan beberapa bumbu kebohongan semakin bosan saja aku hidup. Tapi, tak apalah aku sudah ditakdirkan yang maha kuasa hidup.

   "Pagi pak." Sapaku kepada guruku, Pak Bun, guru Bahasa.
   "Pagi Dam, bagaimana soal kemarin serukan???" Pak Bun bercanda.
   "Seru pak, saking serunya kepala saya pusing. Banyak kata kata yang masih familiar di telinga saya.".
   "Itu namanya majas Dam, kamu tau mereka para pujangga??? Yang paling terkenal yaitu Chairil Anwar, Kata katanya penuh misterius Dam." Pak Bun memberi tahu.
   "Si 'Binatang Jalang' itu pak???"
   "Nah kamu tau... Saya ke kantor dulu ya Dam, kamu ke kelas sana." Pak Bun menyuruhku

   Setelah selama ini aku baru paham itu majas, maklum aku tidak terlalu mengerti dan tidak tertarik pada bahasa. Tetapi pak Bun (Baca:Motivator) selalu berkata...

   "Sepintar apapun kamu berfikir, jika tidak bisa merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang padu, percuma sajalah kamu berfikir."

   Itu lah kata kata sakti Pak Bun yang kesaktiannya dapat merubah seluruh murid menjadi giat. Namun, tetap saja aku lebih suka pada pelajaran ilmu pasti. Yang pasti pasti sajalah. Jika tidak pasti kamu harus menanggung resikonya.

   "Dam, sini liat nih anjay bangetkan???" Ucap Bayu si maniak cerita fiksi astronomi.
   "40 Juta tahun cahaya men, hidup kita masih terselamatkan, apakah ini takdir tuhan." Semakin menggila si maniak ini.
   "Tidak ada satu manusia pun yang dapat mengetahui takdir-Nya. Lagian 40 juta tahun itu jauh, sedangkan manusia aja belum bisa membuat kendaraan dengan kecepatan cahaya." Aku menjelaskan.
   "Ya, kau benar, seperti biasanya. Guru killer dateng." Bayu menepuk pundaku
   "Ya kau benar." Aku membenarkan

   "Hormat, beri salam." Ketua kelas memberi aba-aba.
    "Terima kasih, seperti biasa, setiap 1 tahun sekali ketua yayasan ini datang untuk menengok. Dan untuk waktunya diadakan Senin depan."
   "Semua instansi baik guru dan para staff ingin acara ini lancar. Jadi saya harap tidak ada murid yang ricuh atau apalah. Jika ada, urusannya dengan kepala sekolah. Paham???"
   "Paham pak!!!" Jawab kompak semua murid.
   "Baik, buka buku fisika sekarang."

   Aku bertanya-tanya, kenapa kepala yayasan datang dan harus disambut penuh. Apakah dia akan suka itu, atau dia tidak suka??? Mungkin saja dia merasa tidak suka, tetapi karena dia sebagai kepala dan lazimnya seorang yang tinggi jabatannya pasti akan disambut.

   Kabar kabar yang kudengar dengan pak kepala yayasan ini adalah orang yang masih sangat muda, bahkan umurnya hanya beda 6 tahun denganku. Maklum bapaknya seorang konglomerat jadi dia mempercayakan yayasannya kepada anaknya. Jadi gak salah, klo pak kepala yayasan, muda muda udah banyak duitnya.

   Walaupun kaya, bukan berarti dia malas malasan. Dia adalah orang terpintar se angkatannya. Keahlian dibidang ilmu pasti membuat dia sangat populer, belum lagi orang tuanya yang super kaya. Tetapi, dia bukanlah orang yang sombong, dia sangat rendah hati. Banyak orang menyukainya. Jadi jangan heran, koneksi bisnisnya sangat lancar ditambah orang tuanya yang konglomerat. Itulah gambaran yang dikatakan oleh Cecilia.

   Cerita yang katakan Cecilia memang menarik, tetapi ada hal yang paling hebat menurutku. Pak kepala yayasan adalah orabg yang pintar, tetapi dia lebih senang jika kepintarannya 'nular' ke yang lain. Sungguh seorang teladan yang baik, apa lagi keahlian nya dibidang ilmu pasti, sudah pasti belajar ke pak kepala yayasan sangat menyanangkan.

Tapi itu hanya ekspetasiku.

  
~
Phew....
Tulisan pertama udah jadi, ya walaupun sedikit ngga jelas (?)
Kalo ada kritik dan saran, jangan sungkan tulis di komentar. Sungguh saya sangat butuh itu

In Your MindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang