Two : Traitor

81.9K 5.2K 110
                                    

Vian membuka pintu apartemennya perlahan dan menyembunyikan seikat bunga mawar untuk pacar rahasianya-Stevie. Dia sudah membayangkan bagaimana wajah bahagia Stevie ketika menerima mawar kesukaannya itu. Vian dengan langkah pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara, menuju keruang tamu. Sayangnya, kekasihnya tidak ada disana.

Dimana Stevie? batin Vian.

Vian berpikir sejenak dan mendengar sebuah suara yang aneh dari dalam kamar tidur. Ah, ternyata Stevie ada didalam sana. Mungkin sedang beristirahat.

"Ahhh~"

Vian terpaku mendengar suara Stevie yang mendesah seksi. Wow, apa Stevie sedang memuaskan hasratnya sendirian?

"Kau cantik sayang..."

Deg.

A-apa? Suara pria asing?
Vian membuka perlahan pintu kamar dan melihat Stevie sedang bercinta dengan pria asing yang tidak dikenalnya. Diatas ranjangnya dan Stevie! Wanita jalang!

BRAK!

Stevie dan pria asing itu terkejut dengan kehadiran Vian. Stevie wajahnya memucat dan pria itu segera beranjak dari ranjang memunguti pakaiannya yang berserakan. Vian yang geram melayangkan tinjunya pada pria asing itu.

Vian dikhianati kekasih yang dipujanya.

.
.
.
.
.

"Wanita jalang! Sialan! Kau menjijikan!" Vian menggeram melihat Stevie yang masih tanpa busana diatas ranjang. Pria asing yang dipukulnya sudah lari entah kemana. Pria itu takut mati ditangan Vian yang dalam kalut emosi.

"Kau saja yang bodoh terlalu mencintaiku. Aku bosan berpura-pura mencintaimu."

PLAK.

Vian menampar Stevie dan wanita itu hanya tersenyum sinis. Stevie sama sekali tidak tampak menyesali apa yang dilakukannya tadi. Dia bahkan merasa lega sudah ketahuan oleh Vian. Dia bisa kembali menjadi diri sendiri.

"Setelah kuberikan semua padamu, kau mengatakan hal itu?" Mata Vian menyala dan Stevie tidak takut menantang tatapan itu.

"Hah. Kau saja yang bernafsu memilikiku. Padahal otangtuamu sudah memperingatkanmu. Kau malah mengabaikan nasihat mereka dan membuat istrimu yang tertimpa masalah. Pria macam apa kau ini? Kau menjijikan." ketus Stevie yang mulai memakai pakaian dalamnya.

"Asal kau tahu, Vian. Kau hanyalah alat agar aku dapat diterima didunia entertaimen. Tidak lebih. Aku hanya butuh kekuasaanmu agar karirku berjalan mulus. Soal berkeluarga denganmu? Yang benar saja... Aku tidak mau mendapatkan pria duda yang menceraikan istrinya untuk perempuan lain. Walaupun aku yang menggodamu, tapi aku juga tidak mau nanti dikhianati. Kau itu pasti akan mencari wanita lainnya."

"Kau memang jalang! Brengsek! Mau pergi kemana kau?"

Vian melihat Stevie yang berkemas membawa beberapa pakaian.

"Kita sudahi mainan rumah-rumahan ini."

Stevie meninggalkan apartemen dan Vian termenung dengan kejadian hari ini. Bagaikan karma, dia mendapati dirinya yang dikhianati. Vian teringat bagaimana dimasa lalu dia perlakukan Jane seperti Stevie memperlakukan dirinya sekarang.

Sial.

.
.
.
.
.

"Leo sudah tidur?" tanya Raffael yang baru saja membereskan mainan Leo.

Jane mengangguk. Raffael tersenyum melihat malaikat kecil itu sudah pulas tertidur.

"Raf, kamu gak risih dekat-dekat sama aku? Gak khawatir sama reputasi kamu?"

One More Time, One More Chance [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang