"Tante cantik~ Kangen Wayner gak?"
Aika yang sedang menggendong Erin tertawa kencang menyambut kedatangan Wayner beserta Jane dan Vian.
"Kamu tuh masih aja gombal. Wayner sama siapa?" tanya Aika melihat Jane dan Vian yang belum pernah dilihatnya.
"Ini Om dan Tante aku. Mama Jane dan Papa Vian. Ayo, saling salaman." ucap Wayner yang tambah seperti orang dewasa.
Tawa Aika membuncah. "Wayner, kamu itu kayak orang gede aja."
"Aku memang sudah besar, Tante. Aku sudah tambah tinggi kok!" protes Wayner pada Aika yang selalu dianggap anak kecil.
.
.
.
.
.Arrson sudah selesai dengan rapatnya dan akhirnya dia bisa menemui Jane-Vian yang menunggunya di ruang tunggu.
"Maaf lama menunggu."Arrson membuka pintu dan pemandangan lucu terlihat disana. Wayner masih saja sibuk menggombali Aika.
"Kamu itu genit banget sih." omel Arrson melihat Wayner yang masih sibuk mendekati Aika.
"Duh, Papa ganggu aja. Sana deh... Jangan ikut deketin Tante Aika punyaku." ucap Wayner sambil berkancak pinggang.
"Astaga... Wayner... Kamu itu sudah berbahaya sejak kecil. Ajaran siapa sih?" kekeh Jane melihat keponakannya yang satu ini.
"Papa Vian juga sering kasih saran sama aku kalau lagi telepon." ucap Wayner yang sukses membuat pandangan semua orang terarah pada Vian.
"A-apa?" tanya Vian memucat.
"Gak heran deh. Kalau Vian menyebarkan virus, ya sudah... Wassalam." ucap Jane memandang mirip ke arah suaminya.
"Kalian ini kejaaammm." erangan Vian membuat tawa semua orang.
.
.
.
.
."Tante ikut aja temani Wayner makan malam. Aku yang traktir deh." Wayner menggenggam tangan Aika mencegah Aika untuk pulang lebih dulu.
"Duh-Tante yang gede ini malu di traktir mulu sama anak kecil." ucap Aika sambil membereskan barangnya.
"Tante... Aku bukan anak kecil! Wayner ngambek nih."
"Iya, iya." Aika menjawab seadanya. "Tante balik dulu ya. Kamu ke ruangan Papamu gih..."
"Tante jangan pulang dong."
"Haduh... Memangnya kamu mau ngajak Tante makan malam dimana sih?"
"Tante mau makannya dimana, duit Wayner lagi banyak."
"Wayner sayang... Tante kasih tahu satu hal sama kamu. Kalau kamu mau menaklukan hati cewek jangan lewat uang. Tapi dekati hatinya. Jauhi cewek yang hanya dekat sama kamu karena uang kamu."
"Jadi tante gak suka sama aku?" tanya Wayner sedih.
"Tante suka sama Wayner kok. Cuma kamu harus fokus sama sekolah kamu kalau mau kejar Tante. Oke?"
"Tenang saja, Tante. Aku akan jadi juara kelas."
"Baguslah. Tante pulang dulu ya..."
"Tante makan malam dulu. Wayner mohon..."
.
.
.
.
.Aika merasa tidak nyaman dengan bergabung dirinya dengan keluarga Arrson. Hanya untuk mencegah Wayner menangis, dia terpaksa bergabung makan malam bersama Jane-Vian yang termasuk juga atasannya sendiri. Arrson.
Dengan kecepatan makan maksimal akhirnya Aika menyelesaikan makanannya.
"Gak usah buru-buru makannya. Santai saja." kekeh Jane melihat Aika yang asal menelan makanannya.
"A-aku santai kok."
"Kamu gugup ya?" tanya Arrson melihat wajah Aika yang memang gugup.
"Gak kok, Pak. Karena terlalu enak makanannya jadi lahap." senyum Aika menutup kegugupannya.
"Tenang saja. Kalau soal kemalaman nanti aku suruh supir anterin kamu."
"Aku yang anterin Tante Aika aja." senyum Wayner.
"Gak usah. Nanti saya naik taksi saja."
"Anterin saja, Arrson... Masa supir kamu diganggu lagi istirahatnya? Kasihan itu pak supirnya." ucap Jane dengan senyuman yang penuh arti.
"Ya sudah... Nanti aku anterin kamu. Wayner gak usah ikut. Kamu besok sekolah. Tidur cepat." titah Arrson dan anaknya langsung mengangguk mengerti.
"Pak beneran deh. Saya gak mau repotin Bapak. Saya pesan taksi saja."
"Sudah jangan bantah deh. Jarang-jarang saya baik hati loh."
.
.
.
.
.Arrson menepikan mobilnya kembali di depan kontrakan Aika. Wanita itu.tertidur selama perjalanan begitu mendengar suara musik yang mengisi keheningan mereka. Arrson tidak tega membangunkan Aika begitu dia melihat wajah Aika yang sangat lelah.
Kamu ini aneh. Kenapa begitu peduli dengan anak saya saat kamu lelah untuk ikut makan malam?
Deg.
Perasaan hangat mulai mengusik hati Arrson. Wajah Aika yang tertidur itu merasuk ke dalam hatinya.
"Hmm... Udah sampai ya? Eh-maaf saya ketiduran!" Aika langsung merasa tidak enakan dengan Arrson.
"Gak apa. Kamu tidak usah merasa tidak enak. Oh ya, akhir minggu ini kamu ada acara?"
Aika mengernyit. "Gak kok, Pak. Saya mau ditugaskan lembur ya?"
"Bukan. Kamu mau ikut dengan saya ke kebun binatang bersama dengan anak-anak?" tanya Arrson dengan wajah datar sedatar jalanan.
"Hah? Saya?"
"Iya. Kamu nih telminya kelamaan."
Silahkan diprotes jika tidak sesuai keinginan anda. wkwkwkwk. Udah ngantuk jadi ancur. Hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time, One More Chance [TAMAT]
RomanceJanice Steffany Valleria - Jane, terlahir di keluarga sederhana. Setelah lulus kuliah, Jane diterima kerja diperusahaan internasional sebagai sekretaris. Entah beruntung atau sial, anak sang CEO - Alvianno Justin Hartanto, Vian menyukai dirinya dan...