Tidak butuh waktu lama untuk sampai menuju rumah orangtua Raffael. Jane menggendong Leo yang tengah tertidur lelap. Melihat Leo yang menikmati tidurnya, membuat Jane tidak tega membangunkannya.
"Biar aku bantu." Raffael menurunkan ransel berisi beberapa lembar pakaian Leo yang dipegang Jane.
"Terima kasih."
"Kamu bawa masuk Leo dulu deh dikamarku. Kasihan itu anak nanti terganggu tidurnya."
Jane menuruti saran Raffael dan segera masuk kerumah. Ibunya Raffael ternyata sedang mempersiapkan makan malam untuk menyambut Jane dan Leo.
"Tante... Maaf aku jadi merepotkan," Jane mendatangi Ibunya Raffael-Tante Gina. Jane menyalami tangannya Tante Gina.
"Kamu sudah kayak sama siapa saja. Ayo, bawa Leo dulu ke kamar Raffa. Kasihan itu." Tante Gina mengusap lembut punggung Leo, rasa iba memenuhi hatinya.
Jane masuk kedalam kamar Raffael dan membaringkan Leo diranjang ukuran king-size itu. Diamati wajah anaknya yang tertidur dan dikecup kening anaknya, berharap Leo dapat bermimpi indah malam ini. Leo dalam lelap tidurnya menggerakan badan ke arah samping, persis seperti Vian. Senang tidur dengan posisi menyamping.
"Selamat malam, Leo. Mimpi yang indah, nak... Mimpikan Mama dan Leo lagi main yah..."
Lalu Jane keluar kamar dan membiarkan Leo menikmati tidurnya.
.
.
.
.
.Vian dan Arrson kembali ketempat panti asuhan yang membantu ibu mereka. Tujuan Vian adalah untuk mencari tahu keberadaan anaknya. Penjaga Gereja tidak berani memberikan informasi pada Vian soal dimana Leo tinggal dan lain halnya. Vian bahkan nekat memohon dengan air mata agar penjaga Gereja terenyuh melihat Vian.
"Jika Bapak sangat ingin tahu, silahkan tanya pada suster Cecilia. Beliau adalah kepala kepengurusan panti asuhan disini."
jelas Pak Yudi-penjaga keamanan Gereja itu."Dimana saya bisa menemui beliau? Apa sekarang bisa segera saya temui? Saya sungguh-sungguh ingin tahu keberadaan anak saya." mohon Vian.
"Beliau ada didalam panti. Silahkan masuk saja, Pak."
Tanpa menunggu lama, Vian dan Arrson segera masuk ke dalam panti dan mengikuti arah yang dijelaskan oleh Pak Yudi tadi untuk menuju ruangan suster Cecilia. Vian segera mengetuk pintu dan menemukan suster Cecilia ada di dalam.
"Loh, Pak Vian? Ada apa kembali kesini?" tanya suster Cecilia dengan senyuman penuh arti.
Sesungguhnya suster Cecilia sudah menduga kalau Vian akan kembali untuk bertanya soal Jane dan Leo. Dugaannya benar.
"Suster, bisa tolong bantu saya? Saya ingin tahu dimana Jane dan Leo tinggal saat ini. Leo itu dititipkan disini, kan jika Jane pergi kerja?" Vian memasang wajah memelas berharap suster Cecilia tidak mempersulit dirinya untuk tahu dimana malaikat kecilnya berada.
"Maaf, Pak Vian. Saya tidak bisa sembarangan memberikan informasi ke sembarang orang."
"Saya ayah kandung Leo, suster! Tolong bantu saya."
"Maaf, Pak Vian. Saya tetap tidak bisa. Kami memiliki perjanjian dengan para orangtua yang mempercayakan kami untuk menjaga anak mereka. Informasi seperti itu kami rahasiakan. Saya mohon maaf."
Vian tidak berputus asa, dengan membuang rasa egonya, dia berlutut memohon pada suster Cecilia. Arrson terkejut melihat adik iparnya seperti itu.
"Suster... saya mohon... Tolonglah ayah yang sedang kesusahan ini..." ucap Vian yang tertekan dengan situasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Time, One More Chance [TAMAT]
Любовные романыJanice Steffany Valleria - Jane, terlahir di keluarga sederhana. Setelah lulus kuliah, Jane diterima kerja diperusahaan internasional sebagai sekretaris. Entah beruntung atau sial, anak sang CEO - Alvianno Justin Hartanto, Vian menyukai dirinya dan...