Arrson-Aika : Beginning (1)

27.6K 1.2K 14
                                    

"Ini laporan yang anda minta, Pak." Aika meletakan laporan di atas meja Arrson yang masih sibuk membaca berkas lainnya.

"Terima kasih." ucap Arrson tanpa melihat Aika.

Aika Natalia Kamawidjaya-wanita berusia 25 tahun yang masih saja seperti anak-anak secara mental. Arrson terpaksa menerima Aika bekerja menjadi sekretarisnya karena dia sangat membutuhkan sekretaris segera! Aika yang melamar paling cepat dan CV-nya cukup baik diterima Arrson untuk segera bekerja. Tapi, wanita itu hanya bisa bekerja saja. Bukan bersikap!

Arrson suka kesal melihat Aika yang ceroboh diluar pekerjaannya, seperti kehilangan smartphone, dompet, atau hal lainnya. Atau dia akan kelupaan untuk meminta tanda tangan Arrson. Ah~ rasanya Arrson ingin sekali membuka isi kepala Aika untuk tahu apa letak salah otak wanita itu.

Cuma, sampai sejauh ini sudah ada kemajuan dalam kecerobohan Aika. Dia sudah mulai bisa 'diandalkan' secara baik setelah ditegur kemarin saat Aika berlari meminta tanda tangannya.

Ayah tiri saya kejam, Pak.

Arrson tidak tahu kalau ayahnya Aika yang mengantar wanita itu si hari pertama bekerja di sini adalah ayah tirinya. Ah! Untuk apa Arrson memikirkan itu.

Pekerjaan sudah menunggu!

.
.
.
.
.

"Tante!" teriak Wayner saat nelihat Aika di lobby kantor Ayahnya. "Aku lapar. Belum makan."

"Kamu baru pulang sekolah? Mana supir kamu?" tanya Aika melihat Wayner sendirian.

"Dia pulang duluan, mau jemput Kakek. Papa ada? Tante, anterin aku makan yuk. Bakso di depan aja, enak. Aku yang traktir." ucap Wayner sambil menggenggam lengan Aika.

"Eh, ijin sama Papamu dulu. Tante lagi mau tunggu kirimin berkas ini." Aika merasa takut Arrson mengira dirinya bermain-main dengan Wayner untuk bolos kerja.

"Hahaha. Tenang, kalau Wayner yang bilang alasannya pasti aman."

"Bener yah kamu yang traktir? Tante memang lapar sih."

.
.
.
.
.

Arrson mendapat laporan dari supirnya telah mengantar Wayner ke kantornya setelah pulang sekolah. Tapi anaknya itu belum datang ke ruangannya. Aika juga tidak ada. Ah! Kemana mereka ini!

Arrson melihat dari jauh, Wayner sedang menikmati makan bakso yang di seberang gedung perkantoran Arrson. Dengan seribu langkah, Arrson datang menghampiri mereka berdua yang tidak tahu diri makan disaat Arrson khawatir.

"Kalian!!!" geram Arrson saat sampai di warung bakso.

"Eh, Papa... Hehehe." kekeh Wayner sambil nyengir makan bakso.

"Ma-maaf Pak. Saya-"

"Sudah! Saya jadi lapar. Bang, baksonya satu." potong Arrson pada kalimat Aika.

"Papa lapar juga?" tanya Wayner.

"Papa nungguin kamu sampai lumutan! Papa nungguin makan siang bareng kamu. Eh, kamu duluan makan sama Aika." protes Arrson pada anaknya yang sudah berusia 8 tahun.

"Udah laper Pa, gak ada tenaga ke lantai atas. Lihat Tante Aika ada di lantai bawah ya sudah aku ajak aja makan siang. Lupa telpon Papa."

"Dasar anak durhaka." ucap Arrson sambil menyentil kening Wayner.

Aika terkekeh geli melihat Ayah dan anak ini. Betapa akrabnya hubungan mereka. Aika yakin bahwa almarhum istri Arrson akan ikut tersenyum jika melihat pemandangan ini.

"Tante lihatin Papa mulu. Naksir?"
goda Wayner dan Aika langsung tersedak dengan baksonya.

"Wayner! Kamu itu- jangan jahil sama orang dewasa." marah Arrson yang melihat Wayner membuat Aika tersedak.

.
.
.
.
.

Karena Wayner datang ke kantor, Arrson menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat. Dia tidak mau membuat Wayner menunggu lama dan akhirnya dia bosan.

Wayner yang tahu jam kantor Ayahnya telah selesai dan akan pulang, langsung mendatangi meja Aika yang masih memeriksa beberapa berkas.

"Tante... Mau ikut pulang gak?" tanya Wayner.

"Tante juga mau pulang... tapi berkas yang diperiksa masih banyak." lirih Aika sedih dengan kekejaman Arrson.

Arrson yang baru saja keluar dari ruangannya melihat Wayner yang sedang mengganggu Aika. "Eh-jangan ganggu orang kerja. Ayo, pulang."

"Tante Aika ikut pulang yuk sama kita. Papa kasih ijin tuh."

Arrson menatap heran ke arah Wayner. "Siapa?"

"Tante Aika~ Pulang bareng yuk." ucap Wayner dengan senyuman manisnya.

Gaje. Maklum aja yah keterbatasan tenaga :')

Happy reading yahhh

One More Time, One More Chance [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang