BAGIAN 1 - PROLOG

427 12 1
                                    


"Redo!!! Jangan disobeki, itu buku penting tau! Pergi sana!"


Seolah tak mendengar, anak yang kupanggil Redo itu-dia adikku- malah menyobeki buku itu lembar demi lembar.

"Aduh, udah ah!! Pergi sana kamu!!! Bisa-bisa buku itu habis lama lama".

Bukannya berhenti, ia malah semakin brutal menyobeki buku itu.

"Kalau sampai aku panggil yang namanya Mbah Jambrong...".

Mendengar nama Jambrong, Redo tiba-tiba menjadi beku di tempat.

Tangan yang sedari tadi aktif menyobeki buku, kini menjadi gemetar.

Mata yang tadinya penuh tatapan kenakalan, kini luluh seketika.

Tanpa diperintah, ia langsung lari terbirit-birit.

Hahhah, sudah terbukti nama Mbah Jambrong bisa menghempas jauh jauh si kutu kumpret itu


Mbah Jambrong memang begitu menakutkan di mata Redo. Mendengar namanya saja, ia akan langsung lari terbirit-birit. Di matanya, Mbah Jambrong adalah sesosok hantu legendaris yang patut ditakuti. Namun dimataku, Mbah Jambrong hanyalah karangan belaka. Yaps, aku yang mengarang hantu itu dalam rangka menakuti nakuti adikku—maksudku Redo—terutama saat dia menjadi begitu menyebalkan seperti tadi.


Soal rupa Mbah Jambrong sendiri, sebenarnya aku belum pernah memikirkannya dan untuk apa juga aku harus memikirkannya. Namun beberapa waktu silam, aku pernah berkata untuk menakuti Redo bahwa Mbah Jambrong lebih kejam dan lebih mengerikan dari hantu manapun. Dan dengan polosnya Ia mempercayai semua omong kosongku. Mungkin suatu saat nanti, ia baru akan sadar, bahwa sebenarnya MBAH JAMBRONG IS DOESN'T EXIST AND FOREVER WON'T BE EXIST

Mungkin...

MBAH JAMBRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang