TIN TONG!
Betapa bahagianya seluruh murid dalam kelas mendengar bunyi bel jam istirahat pertama tiba. Begitu pun denganku, akhirnya hukuman yang aku jalani telah selesai.
Aku menyimpan swayboard dalam lokerku. Dua jam berjemur di lapangan sekolah, membuat kulitku sukses menghitam seperti Nick si penguasa terkuat di Quaterland Junior High School yang sangat ditakuti. Aku dapat mencium baunya dari radius 20 kilometer.
Semua murid yang berada dalam lorong sekolah menyingkir menghimpit ke tembok memberikan jalan untuk si Nick penguasa sekolah.
Nick bersama dua pengawalnya yang kurus seperti ranting pohon dan temannya satu lagi yang bagaikan bola basket. Mereka berjalan angkuh menghampiriku.
BRUK!
Lokerku dihantam olehnya sehingga badanku yang bagaikan seperti awan terhempas 1 meter dari lokerku sendiri yang sudah terkunci rapat tanpa harus aku kunci sendiri.
"De-mi-lo-mian-to," ejeknya yang mengganti-ganti namaku menjadi nama penyanyi terkenal Demi Lovato, dua temannya di belakang hanya cekikikan menertawaiku sedangkan yang murid lainnya berlalu lalang berjalan seakan tidak terjadi apa-apa di penglihatan mereka. "Kau tampak tidak sehat, ada apa sobat?" kata Nick, mencibir, "kau mengompol lagi di celanamu, hah?" Mereka bertiga menertawakan kejadian delapan tahun lalu saat aku hadir di acara ulang tahun Lily Scott teman di elementary school bersama aku dan Nick.
Nick sudah dari dulu sering menindasku. Aku tidak tahu mengapa dia suka sekali mengelabuiku, mengerjaiku, dan mendekatiku. Dia anak seorang pengusaha hotel yang terkenal di Quaterland. Sebagai seorang anak tunggal dia merasa dirinya paling hebat karena memiliki segalanya.
Ya, aku mengompol di depan Lily Scott, salah satu seorang gadis cantik di Quaterland. Dia adalah anak bungsu kepala sekolah Quaterland Junior High School 1 yang memiliki empat anak. Waktu itu, aku memang tidak sengaja mengompol di celana, aku sudah tidak tahan. Toilet dalam rumahnya selalu penuh tidak ada waktu sedetik pun untukku dapat memiliki kesempatan hingga akhirnya air kencing keluar membasahi celanaku yang berwarna coklat.
Seluruh tamu undangan dalam rumah Lily tentu saja menertawakan aku.
Kenangan buruk masa kecilku itu tidak dapat aku hapus, bahkan Nick menjadikan ini sebagai ancaman untukku.
Aku sudah lelah meladeninya dan kuberanikan diri untuk menghindarinya, tapi tangannya yang lihai sering dia gunakan untuk belajar taekwondo berhasil menangkap kerahku. Kedua tangannya memegang erat kerah seragamku.
"Eh, kau mau kemana? Kita belum selesai berbicara." Matanya melotot menatapku dan kedua pengawalnya mulai memasang kepalan kedua tangannya.
"Apa yang mau kau inginkan?" tanyaku dengan suara terendam dalam pakaianku sendiri karena Nick masih menarik kerahku yang semakin tinggi.
"Kau tidak punya apa-apa. Mengapa aku harus minta padamu?" matanya mulai menerawang wajahku, aku bisa mencium bau mulutnya yang masih tersisa bau-bau jus pisang. "Mungkin kau bisa memberikanku," ucapannya terhenti sejenak dengan wajahnya yang semakin mendekatiku.
"Mem-berikan a-apa?" ucapku dengan terbata-bata.
"Kunci jawaban PR mrs. Thompson," jawabnya.
"A-apa?" kagetku. Kunci jawaban PR? PR milik Mrs. Thompson? Pelajaran fisika? Tidak, aku tidak mau punya masalah lagi dengannya.
Aku menggeleng menjawab. "Aku tidak mengerti," ucapku pura-pura.
Nick berdecak menggeleng menatapku, "ckckck, jika kau tidak mematuhi permintaanku kau tahu apa yang akan terjadi?"
Kedua temannya di belakang memperagakan satu tangannya yang melayang di udara dekat leher mereka di sertai bunyi yang aku bayangkan begitu sangat mengerikan.
"Krek!" suara yang dihasilkan oleh Brandon dan Robin, mereka adalah teman sekaligus pengawal bagi Nick.
Buk!
"Besok, kau harus sudah memberikannya padaku. Ingat itu, Demian."
Nick menjatuhkan aku ke lantai. Tangan kananku menghantam lantai yang dingin. Terasa sakit. Dia dan kedua temannya pergi masuk ke dalam kelasnya, yang baru saja aku sadari buku-buku dalam lokerku pun berantakan berserakan di lantai.
Aku bangkit merapikan buku-buku untuk dimasukan kembali dalam loker.
Dua puluh menit jam istirahat pertama selesai hanya untuk bertemu dengan Nick dan merapikan buku-bukuku. Lengkap sudah kesialanku hari ini.
Dengan bermalas-malasan memasuki ruang kelas. Aku buka jas merah seragam sekolahku yang sangat berat dan tidak menyerap keringat. Melonggarkan dasi dan tertunduk. Keningku bersandar pada meja. Menutup mata untuk sebentar, tidak memperhatikan guru sejarah Quaterland, Mr. Leneight yang sedang menceritakan sejarah asal muasal negara Aleksandrya dari kelanjutan kemarin.
Yang aku tahu Aleksandrya merupakan Negara yang kaya akan hasil bumi dalam dasar tanah. Pulau yang sudah lama di jajah selama 25 tahun oleh Negara Cosmo.
Negara Cosmo yang berkepulauan sangat kecil dengan minimnya hasil kekayaan negaranya yang dimiliki merasa kekurangan untuk memberikan makan dan minum penduduknya. Seorang Raja Cosmo yang selalu berkeliling pulau berlabuh di pulau hijau memiliki banyak kekayaan alam, hingga Raja cosmo memberikan nama pulau yang kaya akan alamnya tidak pernah habis-habis itu menamai pulau yang ditemukannya bernama Aleksandrya.
♣♣♣
Yuhu... Sampai di sini masih kurang? Sarannya ya, atau udh cukup? Tinggalkan jejak aja ya. Makasih ^^
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆:)

KAMU SEDANG MEMBACA
MR. CYBORG
Ciencia Ficción"Kami para Cyborg (Hacker) tak akan duduk diam dan hanya menonton teror Ikatan Serikat Aqualand dan Silenceland (ISAS) di seluruh dunia. Sekarang mereka yang harus menghadapi kami," terang salah satu ketua anggota hacker Cyborg, Alex Scott. Itulah...