Bel pulang sekolah berbunyi. Waktu yang sangat ditunggu bagi seluruh murid dalam kelas. Tapi tidak bagiku. Aku akan menemui Nick penguasa sekolah.
Ketika kedua kakimu di rantai oleh beton dengan berat 50kg terasa sangat berat untuk melangkah, sekarang itulah yang aku rasakan. Kakiku terasa sangat berat untuk bertemu dengan Nick. Tak lama kemudian aku pun sampai di depan pintu loteng sekolah.
Klek!
Pintu loteng aku buka. Di sana aku melihat tiga orang anak laki-laki sedang menungguku. Nick duduk dengan memainkan batang permen lolipopnya yang sudah habis dia gerogoti, sedangkan dua pengawalnya sedang asyik bermain bola. Nick menengok kearah pintu loteng dia memergoki aku yang hanya terdiam tanpa kata-kata.
Dia bangun melemparkan batang lolipopnya sembarangan hampir mengenai Robin yang melompat menghindar dari lemparan batang lolipop milik Nick. Brandon dan Robin berlari merangkulku.
"Hai, Demian," sapa Brandon berbisik di telinga kiriku membuatku geli mendengarnya.
Si gendut Robin terus melompat-lompat mencoba merangkulku yang 10 cm lebih tinggi darinya. Tingkahnya sangat lucu sekali, aku ingin menertawainya tapi aku juga merasa iba melihatnya.
"Hei, ngapain kau!" bentak Brandon berantem dengan Robin di depanku.
"Apa? Aku juga ingin merangkulnya!" balas bentak Robin. Mereka saling memukuli kepala mereka masing-masing tingkah mereka lebih mirip seperti anak perempuan yang memperebutkan satu boneka.
"Hei! Kalian diam!" teriak Nick membuat kegaduhan yang terjadi di depanku terdiam. "Bawa anak itu kemari."
Tiba-tiba yang tadinya terlihat akrab sekarang mereka berdua menggelangkan tangan mereka di lengan kanan dan kiriku, mereka menarikku dengan paksa menuju Nick.
"Tempatkan dirinya di sana," ucap Nick menunjuk kearah sofa kumuh berwarna krem yang kotor dengan banyak debu.
Aku dipaksa duduk di sofa yang mungkin memiliki kuman yang tidak terlihat oleh mataku.
Di depanku terdapat meja kayu berbentuk persegi dengan di bawahnya menutupi ban mobil berwarna hitam. Nick duduk di kursi di depanku kami saling berhadapan, dia mengeluarkan laptop dalam ranselnya dan diletakkan terbuka di depanku. Aku mengerutkan dahiku karena bingung dengan situasi ini.
"Darimana kau mendapatkan kunci jawaban PR Mrs Thompson?" tanya Nick menatapku. Kedua pengawalnya berdiri tegap berada di sebelah kanan dan kiriku.
"Aku yang mengerjakannya," ucapku bohong. Aku benar-benar sudah menjadi tuan pembohong besar.
"Hahaha!" Nick tertawa lepas diikuti kedua temannya yang ikut tertawa. "Berhenti!" Nick meneriaki dua temannya untuk berhenti tertawa dan mereka pun berhenti melakukannya.
Nick menatapku tajam dan maju kedepan menghadapku dengan cepat menarik kerah seragamku. "Jangan membodohi aku, kau berada di kelas F yang konon kelas itu adalah kelas pembuangan, yang artinya kelas itu berisikan para pecundang," ucapan Nick membuat Brandon dan Robin saling pandang kebingungan karena mereka berada di kelas F.
"Sungguh aku tidak bohong. Aku yang mengerjakannya," ucapku menelan ludahku sendiri dengan paksa. Nick perlahan melepaskan genggaman tangannya pada kerahku. Tarikannya lumayan membuatku sesak bernapas.
Dia kembali duduk dan menekan tombol on pada laptop hologramnya di depan kami. "Jangan menyombongkan dirimu di hadapanku. Aku tau kau memang seharusnya berada di kelas A tapi karena ayahmu yang pengangguran itu tidak mampu membayarnya jadi kau berada di kelas terbelakang." Nick mengatakan hal itu dengan bengisnya membuatku ingin memukulinya karena dia tidak seharusnya menghina ayahku.
![](https://img.wattpad.com/cover/109834936-288-k559717.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. CYBORG
Science Fiction"Kami para Cyborg (Hacker) tak akan duduk diam dan hanya menonton teror Ikatan Serikat Aqualand dan Silenceland (ISAS) di seluruh dunia. Sekarang mereka yang harus menghadapi kami," terang salah satu ketua anggota hacker Cyborg, Alex Scott. Itulah...