Bab Terselubung: Godaan Neneng

32.8K 4.8K 311
                                    

Bab ini dibuat buat kalian yang penasaran dengan cerita Pandu yang nggak bisa tidur di hotel malam itu.

Bab terselubung: Godaan Neneng

===o0o===

Gue masih syok. Asli, masih syok gara-gara liat Neneng ngomong pas masih tidur.

Oke, gue tau kalo ada banyak orang yang ngigo pas tidur. Salah satunya laksmi yang paling sering ngigo kalau lagi kecapekan. Tapi, kalau sampai orangnya duduk, mata sampai melek dan bercakap-cakap, baru kali ini gue temuin.

Ajaib. Emang ada cara tidur yang gitu?

Nggak usah pusing-pusing, gue ambil handphone gue dan goggling tentang kebiasaan tidur Ratna.

Aaahh gue menemukan satu artikel yang menarik

Aaahh gue menemukan satu artikel yang menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Abaikan jamnya ya)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Abaikan jamnya ya)

Seseorang mengigau bisa karena stres, gue ngelirik Neneng yang kepalanya ada di atas kaki gue. Emangnya Neneng lagi stres? Stres masalah apa? Pacaran sama gue bikin stres?

Terus, bawa ke psikolog? Kayaknya terlalu berlebihan deh sampai harus ke psikolog.

"Heuum..." Gue scroling ke atas lagi buat baca ulang dan tiba-tiba aja senyum merekah di bibir gue.

Berbicara lebih lanjut lagi mengenai fenomena berbicara saat sedang tidur, ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa rahasia seseorang bisa terungkap saat sedang tidur hanya karena mengigau....

Ha...ha...ha...gue bisa tau rahasia Neneng.

"Nggak mau!"

Gue tersentak langsung duduk mendengar teriakan Neneng. Cewek gue ini duduk sambil melirik ke kiri dan kanan. Matanya melek, iya melek. "Nggak mau," ulang Neneng.

"Nggak mau apa?" tanya Gue.

Neneng noleh ke gue, berkedip-kedip seolah-olah gue cuma sekedar bayangan kali. "Nggak mau sendirian."

Gue terdiam, lagi-lagi Neneng bilang nggak mau sendirian. Apa selama ini dia selalu merasa sendiri?

"Kan ada mas? Yayang ebeb paling ganteng."

Ratna berbaring lagi dan memejamkan matanya.

Kali ini gue nggak akan biarin ni anak bikin gue kaget-kaget lagi. Gue pindah ke bagian ujung tempat tidur, baringin kepala gue di depan wajah Neneng. "Neng, ciuman yuk?"

"Ciumnya kayak Edward sama Bella ya, mas. Yang hot-hot gitu."

Anjriiit, dijawab. Beneran bisa dimanfaatin nih.

"Wuuiiihh, yang membakar juga mas kasih. Yuk?" Gue udah kebelet pengen nyium, udah nempelin bibir ke bibir Neneng, empuk, kenyel-kenyel gitu. Tapi, nggak jadi aah. Neneng harus sadar pas kami ciuman beneran.

Gue narik kepala gue lagi, terus tidur sambil ngadep Neneng dan tangan jadi sandaran kepala gue. Kalau Ratna beneran bisa ditanya jawab, artinya gue bisa introgasi dia. "Neng, tadi kenapa nangis?"

Alis Neneng langsung berkerut sedih, bibirnya mencebik, tapi dia tidak ngejawab pertanyaan gue. Sangking sedihnya dia nggak sanggup cerita kali ya?

"Neng," panggil gue sambil ngusap alisnya yang berkerut. Perlahan kerutan itu menghilang dan wajah Neneng balik normal lagi. "Punya rahasia nggak?"

"Punya," jawab Neneng.

Asiiikkk dia mau jujur. "Apaan?"

Tiba-tiba aja Neneng duduk, gue ikut duduk merhatiin Neneng yang berusaha ngebuka bajunya. "Wait," gue langsung nahan tangan Neneng. "Mau ngapain?"

"Neng punya tanda lahir gede." Neneng ngebuka kancing bajunya, berusaha menurunkan lengan baju ke bawah sampai gue bisa liat dengan jelas pundaknya yang polos. Terus ke bawah, ke bawah dan hampir aja gue bisa lihat belahan dadanya.

"Astaghfirullah," gue langsung nutup mata pakai tangan, tapi tetap ngintip di celah jari-jari gue.

Sumpah, gue bisa liat kalau Neneng punya payudara yang bagus. Dikit lagi gue bisa liat itunya. "Stop...stop..." Gue langsung narik tangan Ratna dan balikin lengan bajunya ke tempat semula, gue kancingin lagi bajunya.

"Di bawah sini ada tanda lahir bentuknya kayak kupu-kupu." Neneng nunjuk dada kirinya dan sontak gue langsung nelen ludah gue.

"Mas kan belum liat." Neneng berusaha lepasin lagi bajunya.

"Nggak! Jangan! Mas belum siap Neng, Ya Allah." Gue langsung dorong Neneng baring lagi di tempat tidur. "Bobo Neng, bobo." Gue usap kepalanya sampai akhirnya dengkuran pelan Ratna bisa gue denger.

Gue langsung turun dari tempat tidur, duduk di lantai sambil natap Ratna yang udah tidur lagi dengan pulas.

Emang bisa ya orang tidur sampai nggak sadar gini? Tapi, artikel tadi bilangnya emang bisa, kan?"

Gue ngatur napas gue yang tiba-tiba ngosngosan, tatapan gue diam-diam balik ke tempat tanda lahir Neneng berada. "Asem, lo nggak boleh tidur bareng cowok Neng. Parah lo!" Gue mendengus keras. "Lah gue kan cowok? Cowoknya dia, jadi sah-sah aja."

"Nggak-nggak! Nggak sah, belum halal. Tapi kan hampir aja. Untung iman gue kuat."

Halalin dulu...???

Gue nyembunyiin muka gue ke kasur, mejemin mata menahan diri. Sial. Gue harus pulang sebelum adek gue bangun.

______

Fin...

Cerita absurb Pandu di malam yang panas selesai.

Iyesari
24 Mei 2017

JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang