Penyesalan

672 16 1
                                    

Separuh mataku terbuka, masih belum terbiasa dengan pantulan sinar matahari dari jendela. Tak terasa pagi ini sudah cerah di luar sana, terdengar kicauan burung dari luar, dan juga suara mesin kendaraan yang berlalu lalang didepan rumah. Rasa malas menyerbu diriku untuk tidak beranjak dari ranjang yang empuk ini, padahal 'ini hari senin. Hari sekolah.'

"Mah, Farah pergi yah... Dah mama!" Ucap Farah sambil menyalami tangan mamanya

"Far... Ntar mama--"

"Eh mah, Farah udah telat nih, pergi dulu ya!" Sela Farah memutuskan perkataan mamanya

"Aduh, Farah.. dari dulu nggak berubah juga" gumam mama Farah

---------------------------

Saat memasuki kelas, masih terlihat bangku bangku yang kosong dan isi kelas ini hanya beberapa penghuni yang mengelilingi satu buah meja. 'Huft, untung nggak telat' gumam Farah. Terlihat seorang laki laki yang duduk disebelah bangkunya, dia mungkin tak tertarik memasuki lingkaran yang bisa dibilang kecil itu wkwk.

"Pagi Farah.." Laki laki itu senyum (yang bisa dibilang menggoda)

"Ih, paan sih lo" Farah mendengus kecil saat mendengar sapaan itu.

"Aelah elo, disapa itu harusnya nyauttt oon!" Lelaki itu menjitak kepala Farah pelan

Dia Aldi, teman sekelas gue, dan dia juga termasuk teman terdekat gue huahahaha

"HEI! Jangan jitak jitak tau! Sakit dodolllll" Farah mengelus kepalanya lembut

"Eh sakit ya, gue rasa tadi cuma pelan jitaknya" Sambung Aldi dengan mengelus kepala Farah sambil memasang muka bersalah ( sok sedih ceritanya)

Langkah seseorang terdengar dari sini, pasti pak Endro... Duh jadi malas ni ntar ngeliatin berbagai macam rumus yang diberinya.

-------------------

Bel pulang sudah berbunyi anak anak kelas sedang memasukkan keperluan sekolah kedalam tasnya masing masing.

"Di, gue duluan ya, dah didiiiii hihi" gue mencoba menggoda Aldi yang dari tadi melamun

"Didi, Didi, apaan.. geli gua dengarnya serius dah"

"Dasar kamu Didi wkwkwk" Gue segera kabur dari Aldi, takut diganasi huaaaa

-------------------

Gue memasuki rumah tercinta ini, lagi lagi sepi kan.aelah. Mama pasti arisan lagi, dasar ibu ibu...

"Huaaaaaaaa, maling!! Maljng!! Duh tuhan bantu hambaaa" Farah teriak ketakutan melihat seseorang yang baru saja keluar dari kamar kecil

Lelaki itu makin mendekat, makin mendekat

"Eh, jangan dekati gueeeeee!! Tolongg!!! Maljng!!! Tolong!!! Teriak Farah semakin keras dan berlinang air mata

(Bastian Part)

Siapa sih jni?! Bilang bilang gue maling lagi! Cewek ini teriak teriak lagi duhh, gue berusaha untuk memegang tangannya untuk membuatnya tenang, tapi malah sebaliknya. Dia malah teriak lebih keras.Duh, mampus.. matanya, duh, mati gue, dia nangis lagi... Gue berusaha memegang tangannya untuk memberinya penjelasan. Ya oke, kali ini gue berhasil

"Please deh jangan teriak, gue nggak maling kok, gue temannya Kiki. Lo adiknya ya?"

"M..m..iya, eh m..ma..maaf udah nyangka lo Maling, hehe" Farah menggaruk kepalanya yang tidak gatal

"Eh iya nggak apa apa, mmm.. gue bastian" Gue mengulurkan tangan ke depan cewek itu

"M..m... gue.. Farah, hehe"

Cantik juga ni cewek, imut dengan mata coklat-nya yang berbinar dan rambutnya yang halus, duh beruntung banget Kiki punya adek segini cantik nya. Gue tebak, nih cewek pasti kelas 11.

"Lo, sekolah dimana?" gue membuka pembicaraan lagi

"Di SMA pertiwi, lo?"

"Pasti lo kelas... 11!? benar nggak? Mm, gue kuliah sih, baru masuk hehe."

"Eh kok tau gue kelas 11?!" cewek ini mungkin terkejut wkwk

"Tau dong, mm, kalau gitu gue ke kamar Kiki dulu ya" Gue melangkah ke kamar Kiki

-----------------

(Maura part)

Dasar cowok, pergi gitu aja, huh. Tumben banget yak bang Kiki bawa temannya kerumah, biasanya kan....Dan terlihat cowok itu lagi

"Eh Ki! Gue pulang yak! Makasih bro" Ucap cowok tadi ke bang Kiki sambil salam lelaki, eh.

Cowok itu menatap gue sekilas dan mengangkat sudut bibir nya naik keatas, dan digaris bawahi 'Hanya 1 senti'

"Ih, pasti yang tadi sekadar basa basi, bilang Makasih kek! Hewww" Farah bergumam tak jelas

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang