Second

63 14 6
                                    

-

Sudah seminggu ini, Selena tak henti-hentinya memikirkan tentang mimpinya di malam pertama kepindahannya. Mimpi itu terasa begitu nyata, bagi Selena ini bukan hanya sekedar lucid dream , Selena dapat mengendalikan lucid dream, tapi tidak dengan mimpi ini. Selena benar-benar tidak bisa mengendalikan mimpinya

Otaknya kembali memutar ingatan tentang mimpi itu. Sebuah pintu berwarna cokelat dengan ukiran disisi-sisinya. Desiran ombak yang halus menyentuh telapak kakinya.
Sesaat perasaan itu datang lagi, perasaan yang muncul ketika Selena memimpikan mimpinya itu.

"Lena! Lena!"

Selena dapat mendengar suara teriakan Maggie -kakaknya- dari lantai bawah

Selena tahu kakaknya akan memarahinya karena kejadian hari ini di Sekolahnya.

"Lena!" Tiba-tiba saja, kakaknya sudah berdiri didepan pintu dengan kedua tangan dia silangkan didadanya

"Barusan guru kamu nelpon kakak. Dia sudah cerita semuanya, tentang kamu yang tidur didalam kelas, Sekarang kakak ingin mendengar cerita ini dari sudut pandang kamu,"

"Kalau guruku sudah menceritakan semuanya, tidak ada yang tersisa untuk ku ceritakan lagi kan?" Selena tidak bermaksud membantah kakaknya. Hanya saja kenyataannya Selena memang sedang tertidur dikelas Mrs.Sophia

"Lena," Maggie berjalan ke samping kasur Selena dan duduk disamping Selena, Selena dapat melihat raut kekecewaan yang terukir jelas di wajah lelah Maggie.

"Aku sangat lelah," Ujar Selena berbohong. Selena hanya ingin sendiri sekarang ini. Selena memejamkan kedua matanya, tapi dia dapat mendengar dengan jelas suara langkah kaki Maggie yang berjalan pergi meninggalkan kamarnya.

***

Selena beranjak dari kasurnya. Berjalan pelan menuju ke arah kamar mandi.

"Bertahanlah, Selena. Kau hanya perlu bertahan beberapa tahun lagi," Gumam Selena yang selalu diucapkannya setiap pagi selama seminggu ini.

Selena kembali mengingat hari pertamanya di Sekolah itu, sebuah sekolah yang jauh berbeda dari Sekolahnya yang dulu. Sekolah ini tampak lebih besar. Selena berjalan beriringan dengan kakaknya menuju kantor guru yang berada tepat di depan lapangan.

"Hai, selamat datang," Ucap seseorang dengan ramah kepada Selena yang tak lama kemudian Selena panggil sebagai Mr. Johan -Guru Biologi

Hal pertama yang terlintas dalam pikiran Selena ketika bertemu dengan guru-guru di sekolah ini adalah tentang betapa ramahnya mereka kepada Selena, sangat berbeda dengan sekolahnya yang dulu. Sekolahnya yang dulu berisi guru-guru killer yang tak akan segan-segan untuk memukuli anak murid.

Mr. Johan pun mengajak Selena dan Maggie berkeliling sekolah, memperkenalkannya pada sekolah yang baru dan kemudian membawanya ke kelasnya.

Begitu Selena masuk, semua mata tertuju padanya. Selena tidak terbiasa mendapatkan semua perhatian itu dan itu membuatnya jadi salah tingkah.

"Ayo masuk." Ucap Mr. Johan sambil tersenyum

Selena melangkahkan kakinya dengan ragu. Dia dan Maggie telah melatih ini sebelumnya - berkenalan didepan teman-teman baru tentu menyenangkan jika kau bukan Selena

"Ayo, perkenalkan dirimu kepada teman-teman mu," Ujar seseorang yang Selena kenali dari name tag-nya yang bertuliskan Ms. Becca.

OneirataxiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang