-
Mobil sedan berwarna hitam itu berhenti di depan gerbang sekolah. Didalam mobil itu, terlihat 2 orang perempuan yang sedang duduk di kursi depan. Yang duduk di kursi penumpang tampak lebih muda dari perempuan yang duduk disampingnya.
"Lena! Keluar gak? Keluar!" Ucap perempuan yang lebih tua
"Kak, sekali ini saja. Ijinkan aku untuk tidak pergi ke sekolah,"
"Dari sekali akan menjadi dua kali. Begitu seterusnya. Itu yang kamu mau? Tidak bersekolah? Mau jadi apa kamu, hah?" Ucapnya dengan nada yang meninggi
"Aku hanya," Perempuan itu menghembuskan napas panjang sebelum melanjutkan perkataannya , "Aku hanya merasa tidak cocok dengan sekolah ini. Aku merasa sangat berbeda," Jawabnya dengan suara yang pelan. Sangat pelan. Seakan berharap tak seorang pun akan mendengarnya
Kemarahan yang nampak dari kedua manik mata perempuan tersebut melemah setelah mendengar jawaban dari Selena -yang tak lain adalah adiknya. Manik matanya menatap ke arah mata cokelat milik Selena , "Kau tidak perlu menyamakan dirimu dengan sekolah ini atau dengan murid-murid yang berada di sekolah ini. Kau berbeda dan hal itu yang menjadikan dirimu sebagai kamu, sebagai Selena,"
***
Selena berjalan menyusuri lorong koridor di sekolahnya, kelasnya berada pada ujung koridor ini.
Sepanjang koridor, Selena dapat merasakan setiap manik mata yang memperhatikannya. Selena tahu setiap tatapan yang diterimanya bukan karena dia populer atau semacamnya, itu adalah tatapan khusus hanya untuknya , sampah sekolah.
Ya, kira-kira seperti itulah orang menganggap dirinya, si aneh yang kerjanya hanya bisa bermimpi.
Sejak kepindahannya seminggu yang lalu, tak pernah sehari pun dia tak mendapatkan tatapan itu, jadi dia sudah cukup terbiasa sekarang.Sesampainya di kelasnya, Kelas X MIPA 2.
Selena berjalan dengan langkah gontai ke arah tempat duduknya, menghempaskan tasnya di meja dan duduk dikursinya. Selena melihat ke sekeliling kelasnya.Sepi.
Sepertinya belum ada yang datang. Hanya tasnya saja yang sudah ada di atas meja.
Selena pun memeriksa jam tangan miliknya yang menunjukkan pukul 06.57****
"Ms. Andrews!"
Selena membuka matanya dan melihat ke arah Mrs. Sophia yang menatap tajam ke arahnya. Sejak kapan ada Mrs.Sophia? Astaga! Selena menepuk keningnya
"Apakah aku tertidur di kelas lagi? Berapa lama aku tertidur?" Pikir Selena
Selena melirik ke arah jam tangannya yang menunjukkan pukul 7.50 yang berarti sudah 20 menit sejak bel jam pelajaran pertama berbunyi.
"Kamu kalau mau tidur, keluar sana! Gak usah sekolah," Ujar Mrs.Sophia
Selena hanya terdiam sambil menarik-narik ujung roknya.
"Ms. Andrews! Kamu dengar? Keluar!" Mrs. Sophia memang terkenal dengan ketegasannya sehingga membuatnya banyak ditakuti oleh siswa, Mrs. Sophia juga mengajar pelajaran yang cukup sulit yaitu Fisika.
Selena berdiri dari kursinya dan melangkah ke arah luar kelas.
Teman-teman sekelasnya menatapnya dengan tatapan itu seraya berusaha menahan tawa mereka.Selena bersandar di dinding depan kelas. Ini bukan yang pertama baginya, dihukum berdiri di luar kelas.
Selena menghembuskan napas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneirataxia
FantasiOneirataxia (n) an inability to distinguish between fantasy and reality. Mimpi memang selalu lebih indah dari kenyataan, namun apa yang akan terjadi jika kamu telah tenggelam dalam mimpi-mimpimu? Kau tidak bisa menemukan jalan keluar lain seperti ya...