Third

50 13 2
                                    

-

"Sebelumnya kita akan membagi kelompok terlebih dahulu,"

Terlihat wajah siswa-siswa yang terlihat cemas, takut akan dipisahkan dari sahabatnya.

"Hanya untuk kali ini saja, you can choose your teammate,"

Terdengar sorakan gembira dari siswa-siswa. Hanya Selena saja yang terdiam. Toh, dipilihkan atau pilih sendiri dia akan mengerjakan praktikum ini sendiri.

Beberapa menit telah berlalu. Setiap kelompok sibuk menguji larutannya masing-masing. Setiap mereka bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan. Hanya Selena yang terlihat sangat kewalahan mengerjakan semua ini seorang diri.
Peluh menetes dari dahi Selena walau AC diruangan ini menyala.

"Sini aku yang pegang elektrodanya, kamu yang nyatat."

Selena mendongakkan kepalanya dan melihat Devan berdiri tepat di belakangnya. Tubuh Devan yang tinggi terlihat jelas dengan jarak yang cukup dekat diantara mereka.

Devan tersenyum kepadanya kemudian mengambil elektroda yang ada ditangan Selena.

Selena dapat merasakan jantungnya yang berdegup lebih kencang dan pipinya yang memerah. Selena berharap Devan tidak menyadari hal itu.

***

Selena mendekap buku catatan kimia dan tempat pensilnya didadanya. Selena harus mencari beberapa buku untuk dijadikan landasan teori, untuk kali ini tak mungkin kan Selena meminta Devan yang melakukannya?

Selena berjalan dengan langkah gontai. Sebenarnya landasan teori dapat ditemukan dengan mudah di internet --tapi apa Mr. Brian tidak akan curiga?

Sesampainya diperpustakaan,
Selena yang sudah pernah beberapa kali ke perpustakaan dapat dengan mudah menemukan letak rak dengan tulisan "Kimia" disampingnya.

Tangan Selena mulai membuka-buka buku itu, mencari buku yang sesuai dengan apa yang dicarinya.

Sesaat Selena merasa seperti ada sepasang mata yang mengamatinya dari kejauhan, manik mata Selena bergerak-gerak mencari dimana orang itu --tapi, sejaug mata Selena memandang tak satupun orang ada disekitarnya.

"Jam istirahat seperti ini, siapa lagi yang ada diperpustakaan selain aku?" Pikir Selena

Selena merasakan angin yang berhembus dibelakangnya, dingin.
Bulu kuduk Selena berdiri , Selena memang pernah mendengar jika perpustakaan ini berhantu. Ah, Selena jadi ketakutan.
Dengan cepat Selena mengambil 3 buku secara acak dari rak kimia, tangannya bergetar --dia benar-benar ketakutan.
Dengan setengah berlari, dia berjalan keluar mencari keberadaan petugas perpustakaan.

"Apa kamu tidak apa-apa?" Ujar Kevin --Ketua Osis yang sering membantu petugas perpustakaan

Selena hanya terdiam, peluhnya terus menetes dari dahinya.

"Ah, sini. Biar aku yang bawakan," Kevin mengambil buku yang ada ditangan Selena dan membawanya ke sebuah meja.

"Kartu perpus?"

Selena memberikannya kartu perpus milik Selena.

"Sebentar yaa, aku scan dulu kartu sama bukunya." Kevin memang terkenal baik dan ramah, tak salah jika dia dipilih menjadi ketua osis

OneirataxiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang