Seventh

24 8 1
                                    

Ratusan pasang mata menyorot kedatangan Selena --yang tentu saja dibonceng oleh Kevin. Mereka menatap Selena dengan tatapan sinis yang menyiratkan rasa tidak suka mereka terhadap Selena.

"Hey!" Kevin mengetok helm Selena yang hanya terdiam terpaku di samping motornya , "Ada apa?" Tanya Kevin lagi.

"Tidak, aku hanya." Selena menatap ke arah orang-orang yang tak henti-hentinya memandang ke arah Selena dan Kevin , "Aku hanya tidak suka dengan semua tatapan ini," Lanjut Selena

"Ah, lama-lama kau juga akan terbiasa."

"Terbiasa? Apa maksud kak Kevin?" Selena mengernyitkan alisnya , "Maksud kak Kevin setiap hari kita akan-"

"Aku kan sudah bilang kemarin, mulai sekarang aku yang akan menjagamu," Potong Kevin

Selena menundukkan kepalanya, pipinya terasa panas dan jantungnya? Terasa seperti baru saja berlari sejauh 20km --walaupun sebenarnya Selena belum pernah lari sampai sejauh itu.

"Blushing tanda salting." Ucap Kevin tiba-tiba yang membuat Selena berlari dari sana karena benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

Kevin mengejar Selena yang berlari , "Selena! Selena!". Selena tidak mempedulikan panggilan Kevin dan terus berlari hingga sebuah tangan yang terasa sangat dingin menyentuh kulitnya, sangat dingin hingga dingin itu menyelusup masuk sampai ke tubuhnya.

"Selena!"

Selena berbalik dan menatap Kevin yang sedang menahan tangannya , "Ada apa lagi , sih?"

"Helm. Helm." Ujar Kevin ngos-ngosan --asal kau tahu saja, Selena sangat hebat dalam bidang lari, tak sedikit perlombaan lari yang telah dimenangkannya.

Selena tersadar akan helm yang masih dikenakannya sedari tadi , "Oh iya." Selena melepas helm itu dan memberikannya pada Kevin yang sedang jongkok berusaha untuk menghirup napas sebanyak-banyaknya.

"Kau benar-benar-" Kevin terhenti dan mengambil napas.

"Benar-benar apa? Benar-benar cantik?" Potong Selena sambil menyunggingkan senyumnya dan pergi berlalu meninggalkan Kevin.

***

Selena menutup wajahnya, ia benar-benar merasa malu atas perbuatannya tadi. Dia belum pernah mengucapkan perkataan seperti itu kepada orang lain --bahkan kepada Maggie sekalipun!
Saat ini pelajaran Matematika dan Selena sedang menutup wajahnya sambil tertawa --benar-benar membuat teman-temannya bergidik ngeri.

Tiba-tiba angin yang dingin berhembus di bagian leher Selena. Membuat Selena seketika terdiam membeku.

"Dingin ini." Pikir Selena

Dingin ini menimbulkan perasaan yang sama seperti yang ditimbulkan oleh angin di perpustakaan hari itu.

Dan..

Juga sama dengan dingin yang ditimbulkan oleh pegangan tangan Kevin.

"Hush!" Ucap Selena sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahnya --menambah kengerian di wajah teman-temannya.

Selena mengusir segala pikiran tentang Kevin tadi. Ya, hari ini cukup dingin dan dia tidak mengenakan sarung tangan. Cukup masuk akal. Selena tidak ingin berpikir buruk tentang seseorang yang sudah begitu baik dengannya.

***

Saat istirahat tiba, Selena memutuskan untuk pergi ke kantin hari ini. Apapun yang akan terjadi, Selena siap menanggungnya --demi perutnya yang tak henti meronta-ronta semenjak tadi.

OneirataxiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang