"Perhentian selanjutnya, rumah tuan muda Hana Talita" ucap Dio sambil membuka kaca helmnya dan kembali fokus pada jalanan didepannya
"Makan dulu, Di" Pinta Hana,
Mereka pun melanjutkan perjalanannya setelah berhenti di sebuah restoran
"Gue anter sampe sini ya?" Tanya Dio seraya mematikan mesin motornya didepan rumah besar minimalis milik Hana,
"Ah, anterin masuk" Pinta Hana
"Penakuuut" Ucap Dio seraya mengacak-acak rambut Hana yang hari itu dikuncir kuda
Dio pun turun dari motor dan menemani Hana masuk,
Dio membuka gerbang rumah Hana,
"Permisi, tante Rini..."
"Tante..."
Dio mengetuk pintu depan rumah Hana yang berwarna putih tersebut, namun tidak ada jawaban
"Tante, Dio buka ya. Dio sama Nana" Ucap Dio sembari dengan pelan menekan gagang pintu rumah itu. Tidak terlihat ada satupun penghuninya
"Dio, pulang aja deh gue takut" Pinta Hana yang sedari tadi memegang erat lengan Dio,
"Lah iya ini udah dirumah, gimana sih"
"Maksudnya kerumah lo, stupid"
Mereka terus berjalan sampai keruang tengah, sepertinya orang tua Hana belum pulang karna rumahnya sangat gelap
"Udah ya gue anter sampe sini" Ucap Dio sambil terkekeh
"Ah, apaan sih! Temenin!" Pinta Hana yang sedikit mengeraskan suaranya, ia tetap menarik lengan Dio walau Dio berusaha melepasnya
"Please, tungguin gue" Pinta Hana
Dio melepaskan tangannya dari genggaman Hana dan berlari kecil meninggalkannya, Hana menariknya kembali, tanpa sengaja Dio melepasnya dengan terlalu kuatnya hingga badan Hana ikut terhempas
BRAKK
Dio yang berusaha menahan Hana agar tidak jatuh kelantai ternyata malah tertimpa oleh badan mungilnya, mereka terdiam sejenak dengan posisi yang sangat dekat. Bahkan Hana bisa merasakan nafas Dio yang tidak beraturan, dan Dio bisa merasakan degup jantung Hana yang bergerak cepat.
Mereka terus bertatapan, walau ruangan tersebut hanya disinari oleh cahaya senja yang menerobos masuk melalui jendela,
Hana yang memandang Dio sangat kikuk, membuat Dio senyum terkekeh. Tiba-tiba Dio menggulingkan tubuhnya hingga posisinya saat ini berbalik menimpa Hana,
Hana yang kaget melihat kelakuan mesum temannya itu hanya bisa memejamkan mata dengan perasaan tidak enak,
"Open your eyes" bisik Dio,
Perlahan Hana membuka matanya, ia kaget menemukan Dio sudah sangat dekat dengan bibirnya, yang Hana lakukan adalah membiarkan Dio merasakannya bibirnya, dan perlahan menutup matanya kembali
DUKKKK
"Aw! Ini Nana, Pah!" Teriak Hana yang kaget melihat Ronny memukul Dio dengan tas kerjanya,
"Ngapain kamu?!" Teriak Ronny setelah menyalakan seluruh lampu rumah,
"Ah, anu maafin Dio, om. Maaf Om" Ucap Dio yang sedari tadi hanya menunduk kebawah memeras tangannya dengan gugup
Ronny yang memasang wajah sangat marah kini meninggalkan Hana dan Dio diruang tamu, untuk pergi masuk ke kamar
"Your 100% stupid, Dio!!!!!" Hana memukul seluruh badan Dio setelah kejadian memalukan yang baru saja terjadi
"Sakit, sakit! Gue juga malu" Jawab Dio yang hanya bisa mengelus-elus bekas pukulan Hana
"Lagi?" Tanya Dio sambil memasang muka menjijikannya
Hana menjawabnya dengan jitakan keras yang meluncur di kening Dio
"Ah lagipula om Ronny udah liat, dan dia biasa aja"
"Jangankan liat anaknya ciuman, liat gue mati juga dia biasa aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet 17th
FantasyBagaimana rasanya menjalani detik-detik ulang tahun ke-17 terperangkap dalam mimpi? Apakah Hana bisa keluar dari dunia mimpi yang ia gambar sebelum hari ulang tahunnya? Apakah ia bisa merubah sifat buruknya sebelum hari itu?