Chapter 9 - The White Cloth

30 1 0
                                    

"Hana!"

Teriakan tersebut berhasil memekik tepat kedalam gendang telinga Hana dan membuatnya terbangun. Tanpa ia sadari, ia telah tertidur diatas meja belajarnya dalam waktu yang cukup lama, namun anehnya diluar masih saja gelap gulita, jam diatas meja belajarnya pun masih menunjukkan waktu tengah malam.

Hana pun segera mencari asal suara seseorang yang meneriakkan namanya,

"Hana keluar!"

Hana POV

Entah kapan aku akan berhenti menemukan hal-hal aneh disini, satu-satunya yang harus aku tahu betul adalah bahwa apapun yang terjadi disini adalah imajinasi. Tapi entah kenapa semakin hari keadaan disini semakin memburuk.

Dan aku tidak tahu caranya untuk pulang,

Terlebih lagi, malam ini seseorang meneriaki-ku dari luar dengan suara yang sama sekali tak kukenal. Ini pasti bukan Dio, suaranya lebih berat dari Dio.

Rasanya disini aku sudah berkali-kali mati ketakutan, walau akhirnya harus hidup kembali dengan terpaksa.

Rasanya asal suara ini berasal dari bawah jendela kamarku,

"Hana!" Lelaki itu kembali meneriakan namaku,

Mau tak mau aku harus melihatnya sebentar, karna aku pun mulai penasaran akan siapa yang memanggilku.

Aku mengambil langkah perlahan dan mengintip sedikit keluar jendela kamarku yang tertutup kain putih,

"Hana, turun" Bisik pria tersebut yang menemukanku sedang mengintipinya,

Aku benar-benar tidak kenal siapa dia, anehnya. Ia sangat tinggi dan badannya sedikit berotot, kulitnya putih bersih, dan rambutnya sedikit penjang namun rapih, tidak ada yang aneh sejauh yang kulihat.

Tapi, aku sama sekali tak mengenalinya. Mana bisa dia datang kedalam kehidupanku tanpa aku kenali.

Tanpa disadari sedari tadi aku dengan terang-terangan terus melihat kearah lelaki aneh itu,

"Iya, kamu"

"Turun saja cepat"

"Aku?" Balasku yang mengarahkan jari telunjukku kearah diriku sendiri,

"Iya, turun dulu nanti ku jelaskan"

Aku mengiyakan perkataannya dan bergegas menuju pintu kamar untuk pergi menemuinya diluar,

"Hana, tunggu!" Teriaknya, akupun berhenti dan kembali menuju jendela kamar

"Kenapa?"

"Jangan lewat situ, turunlah lewat sini" Balasnya, aku sama sekali tidak mengerti apa yang ia ucapkan. Bagaimana mungkin wanita sepertiku memanjat diantara batang batang pohon untuk sampai kebawah?

Aku menunjukkan mimik kebingungan kearahnya,

"Loncat aja, aku akan tangkap" Ucapnya dengan suara pelan namun bisa kumengerti lewat bahasa tubuh dan bibirnya

Aku yang masih kebingungan mau tak mau harus mengiyakan saja perkataannya; dan mulai mengeluarkan gordyn putih dari dalam jendela untuk menjadi peganganku. Aku sudah sering melakukannya jadi ini bukan sesuatu yang perlu ditakutkan lagi bagiku.

Aku mulai memanjat kebawah dibantu oleh kain gordyn putih yang tidak begitu panjang,

"Aku disini, loncat!"

"Apa kamu benar akan tangkap saya?"

"Loncat saja, kain yang kamu ikat tidak begitu kuat untuk menahanmu terlalu lama"

"Tapi.."

GUBRAKK

-Author POV

Tali yang Hana ikat dijendela pun akhirnya tak kuat menahannya dan terjatuhlah Hana beserta kain putih tersebut menimpah sang pria misterius yang menunggu Hana dibawah,

"Kan saya udah bilang, kain yang kamu ikat gak kuat" Ucap Rey yang memecahkan fikiran Hana, membuatnya buru-buru bangun dari pelukan Rey namun tertahan karna kain putih yang melilit mereka berdua,

"Hahaha, santai aja santai. Kalo terburu-buru gini malah makin kelilit"

Hana tak menggubris perkataan Rey, Ia hanya terus berusaha agar dapat keluar dari dekapnya

"Sebentar" tahan Rey,

Ia lalu mendekatkan tubuhnya kepada tubuh Hana yang sedari tadi tak bisa diam, membuat Hana semakin malu dan tak tahu harus berbuat apa

Kemudian Rey perlahan-lahan mengakali agar kain-kain yang terlilit tersebut segera terlepas,

"Kamu bisa keluar sekarang" Ucap Rey,

"Hana?"

Hana tanpa disadari tertidur didekap Rey dan menempatkan kepalanya dibahu Rey dengan nyamannya,

"Hana, bangun" Ucap Rey seraya menepuk pelan bahu Hana

"Ah.. Maaf, maaf" Hana lalu berdiri menempatkan diri menjauh dari Rey, diikuti oleh Rey yang berdiri sambil merapihkan celana jeansnya yang kotor

"Aksel Juro Reynand" Ucap Rey sembari menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Hana


My Sweet 17thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang