Accident

726 50 0
                                    

“Annyeonghaseyo” kataku sambil memasuki kafe yang telah diberitahu Jinyoung-ssi sebelumnya. Aku menemukan sosok laki-laki tampan yang duduk sambil memandang keluar. “Jinyoung-ssi?” tanyaku, Ia menengik kearahku dan memberikan aku senyuman. “Ne, silahkan duduk.” Ucapnya.

***
“Tolong sojunya.” Pintaku kepada bartender, kepalaku terasa berat namun aku hanya bisa meminum soju; sampai aku mabuk. Ini cara satu-satunya untukku menghilangkan stress yang paling ampuh. “Jaebum-ah, kau sedang mabuk. Kamu yakin akan menyetir mobilmu sampai rumah?” Tanya kerabatku. “Emang aku kelihatan mabuk? Aku tidak mabuk dan aku akan menyetir, aku pasti selamat. Kan, aku pakai seatbelt…” ucapku tak terkendali. “ahh.. biar aku yang menyetir mobil, ya? Aku khawatir terjadi apa-apa.” Tanya kerabatku. Dengan kesal aku mendorong kerabatku, dan menarik kerahnya. “YA! AKU SUDAH BILANG AKAN MENYETIR SENDIRI. AKU TIDAK MABUK.” Kataku dengan nada tinggi. Aku meninggalkannya dengan sengaja, dan langsung menyetir mobilku dengan cepat.

***

“Hahaha… jokesmu tidak lucu, Hyung.” Kata bambam. “Aku hanya mencoba untuk melawak sedikit. Hahahaha.” Ucap Jackson dengan ketawa nada tingginya.

*kring.. kring*

“ahh.. tunggu bentar ya, Ada telepon.” Ujar Mark sambil mengangkat telepon dan agak pergi menjauh dari member lainnya.

“Yeoboseyo”, “igeo nuguya?”, “mworago?”, “okay, aku segera kesana.” Kata Mark sambil agak panik.
“Hyung, ada apa?” kata Yugyeom

***

“Tunggu sebentar, (y/n)-ah.” Kata Jinyoung sambil mengangkat telepon dan pergi agak menjauh. Aku hanya duduk diam sambil memandang keluar. Banyak sekali orang berlalulalang disana. Tiba-tiba Jinyoung dengan tergesa-gesa, datang kepadaku dan berkata “(y/n)-ah kita kerumah sakit sekarang.”, “hah? Wae ? apa yang terjadi oppa?”, “biar nanti saja kujelaskan. Ayo cepat.”
Apa yang terjadi? Rumah sakit? Yugyeom? Jaebum? Kuharap mereka baik-baik saja. Perasaanku berkata tidak baik.

Sampai dirumah sakit para member lain sudah menunggu kedatangan kami, serta satu kerabat Jaebum juga ada disitu. Dengan muka penyesalan, dan suasanya menjadi absurd.

“Jaebum mengajakku meminum soju, dia sangat banyak minum. Aku sudah tau pasti dia sangat mabuk. Saat perjalanan pulang, aku menawarkan diri untuk menyetir mobil Jaebum. Tapi Jaebum mendorongku dan menarik kerahku. Dia langsung masuk mobil dan meninggalkanku secara cepat. Aku benar-benar tidak mengerti lagi.” Ujar kerabatnya itu.

“Pabo jaebum-ah..” Jinyoung berusaha untuk memendam rasa depresinya. Yugyeom hanya menatapku, tapi aku tidak menoleh kearahnya. Entah, rasanya aku tidak ingin menorehnya.

“Maaf, disini ada yang bernama (y/n)-ssi?” Kata seorang dokter yang keluar dari ruang operasi. “Dok, bagaimana keadaan teman saya?” Tanya Jackson dengan cepat. “Saat ini keadaanya mulai membaik. Tapi, pasien mengalami patah tulang kaki dan tangan kanannya. Sedari tadi, pasien menyebutkan nama (y/n)-ah.” Jelas dokter itu, “saya dok,” dengan muka khawatir, aku segera masuk keruang dan melihat kondisi Jaebum. Jaebum masih menyebutkan namaku, tapi dalam keadaan tidak sadar. Aku berusaha menenangkannya, dengan duduk disampingnya dan memegang tangannya. “ini aku Jaebum oppa, aku disini..” ujarku sambil meneteskan airmata. “(y/n)-ah, jangan.. aku menyayangimu. Jangan pergi..” ujar Jaebum dengan tidak sadar. Aku kaget, namun aku hanya tersenyum kecil. “Ne, sekarang cepatlah sembuh. Aku disini..” aku berusaha menenangkannya, airmatanya keluar dan akhirnya dia tenang.

Aku memutuskan untuk menjaga Jaebum bergiliran dengan Jinyoung, Youngjae dan Mark yang cukup dekat dengan Jaebum walaupun awalnya ditentang karena aku wanita, namun dengan kondisi ini semuanya mensetujui. Mendengar keputusan itu, Yugyeom hanya tersenyum pahit dan meniggalkan rumah sakit bersama Jackson, dan Bambam dan mereka akan sering datang menjenguk.

Malam ini, aku dan Mark yang menjagai Jaebum. “Apakah kamu mengerti kenapa Jaebum sampai seperti ini?” Tanya Mark kepadaku. Aku hanya menggelengkan kepala. “Apa yang dikatakan Jinyoung-ah kepadamu?”, “Bukan suatu hal yang penting. Ia menemuiku hanya ingin berkenalan denganku, dan bercakap-cakap saja. Darimana kau tau aku bertemu dengan Jinyoung tadi sore?”, “Semua itu telah direncanakan didorm. Dan kau sangat beruntung sekali bisa diperebutkan oleh dua orang idol ternama.” Aku hanya terdiam, “Aku berharap jangan sampai kamu melukai hatinya sedikitpun. Melukainya sama saja kau membunuhnya perlahan.” Katanya sambil menganamku dan meninggalkanku

***

Jaebum memegang kepalaku, aku terbangun dari tidurku. “oppa? Kau sadar? Kupanggilkan dokter ya?” tanyaku, ia memegang tanganku dan menggelengkan kepalanya Ia menyuruku duduk disampingnya dan berkata “maafkan aku.. aku sampai seperti ini tanpa berpikir panjang.”, “Oppa, tidak apa-apa. Jangan banyak bergerak, kamu baru sembuh soalnya.”, “(y/n)-ah, bisa kau mendekat?” ,” wae?” aku mendekatkan mukaku dan ia mencium bibirku. “aku mencintaimu, maafkan aku. Bisakah kau menemaniku sampai aku pulih?”. Mukaku memerah dan aku hanya bisa terdiam. Ia memegang tanganku lembut, “(y/n)-ah?”, “ne? baiklah..”, “maafkan aku, aku benar-benar mencintaimu.”

Apa ini? Aku tidak mengerti. Perasaanku menolak tapi aku merasa ditekan. Aku merasa kasihan, tapi aku tidak mencintainya.

Hyung-ah, I'm your magnae. Δ Kim Yugyeom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang