Another struggle

363 23 0
                                    

“(y/n) –ah kamu sudah dikabari ayahmu tentang..”, aku lamgsung memotongnya “datang ke Jakarta kan? Sudah, mungkin lusa aku akan berangkat. Untuk pekerjaan aku minta cuti sementara, tiket dan semua persiapan lainnya juga sudah.”, “hahaha.. kamu sangat cekatan sekali. Baguslah kalau begitu… kamu tidak memberitahukan kabar ini ke Jaebum?” tanyanya. “Mungkin nanti saja…” kataku dengan senyum. Eosamchon ku langsung pergi ke kantor, “ohh iya, (y/n) –ah.. aku akan lembur lagi. jadi tolong jaga rumah baik-baik ya? Kalau ada apa-apa atau kamu perlu sesuatu telepon aku segera.” Kata eosamchon henry. Aku mengangguk dan dia melanjutkan tapak kakinya dan pergi.

Aku sendirian dirumah, tidak ada hiburan. Aku yakin Jaebum sedang sibuk dengan urusannya. Aku melemparkan tubuhku ke sofa sambil bergulat sendiri. Aku menyalakan tv dan memencet tombol remote.

Reporter: bagaimana pendapatmu tentang berita yang telah tersebar mengenai GOT7 saat ini? Apakah kalian benar-benar bertengkar dan ingin bubar karena seorang wanita?
JB: itu tidak benar, kami membantahnya. Kami fokus terhadap pekerjaan kami, dan tidak ada memikirkan wanita sama sekali. Terlebih itu, kami akan bekerja lebih keras lagi untuk menyenangkan hati para fans. Ah.. tentu saja.. kami akan mengeluarkan single dan album baru. Jadi, tolong tunggu kami ahgase!

Senyumku kembali muncul setelah mendengar kabar itu. Tapi aku akan kembali ke Jakarta, Walaupun di Jakarta tak seindah di Seoul. Aku harap dengan kepergianku, tidak menimbulkan perpecahan lagi. Karena kehadiranku dikehidupan mereka.. aku pikir tidak akan ada yang diuntungkan. Jadi aku langsung cepat mengiyakan permintaan appa.

Aku masih mencintai Yugyeom, sangat mencintainya. Tapi kalau memang Yugyeom bisa bahagia dengan Mina ‘sahabat’ku itu, aku akan merelakan apapun. Karena apapun yang bisa membuat Yugyeom bahagia, itu merupakan kebahagiaanku juga. Untuk Jaebum, aku rasa sudah cukup dengan perbuatanku yang menyakitkan hatinya. Aku tau betul kalau dia tidak senang saat aku menyebut nama orang yang aku sayangi, karena bukan dia. Aku tidak boleh memberi dia harapan, aku tidak mencintainya. Aku juga tidak ingin mengkhianati dia lebih parah dari kejadian ini.

Jadi, aku harap mereka mengerti kenapa aku pergi, tanpa aku harus memberitahu mereka.

***
Aku melihat Jaebum-hyung menunggu di depan balkon gedung. Aku memberanikan diri untuk maju dan menemuinya. Aku harap Jaebum-hyung mau mendengarkan penjelasanku.

“hyung.. tolong dengarkan aku sekali ini saja..” kataku dengan gemetar, “apa maumu?” dia berkata sangat dingin seperti ingin menerkamku. “aku sangat mengerti hyung sangat menyayangi (y/n) . maafkan aku yang terbawa emosi saat di kafe itu. Aku mengira (y/n) selingkuh denganmu karena.. saat aku meninggalkan (y/n)…”, aku melihat dia menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Aku tetap mlanjutkan penjelasanku, “sampai aku tau alasan kenapa Mina merebutku dan itu benar-benar membuatku muak dengannya.”

“dia menginginkanmu dengan cara menguasai GOT7 dan mencoba menghancurkan (y/n). Aku tahu dari diarynya… mungkin ini terdengar aneh..” dia menyerahkan diary itu kepadaku.

***

Cukup terkejut, jadi inilah alasan kenapa dia merebut Yugyeom, dan bertelepon mesra dengan bambam. “aku mendengarkan percakapannya.” Dia terbelalak, “aku mendengarkan percakapannya dengan bambam. Dia sepertinya berpacaran dengan bambam”, “tega.. wanita itu… aku tidak menyangka semua hal ini, apa yang harus kita lakukan hyung?” Kata Yugyeom. Aku menutup mataku, memikirkan apa yang harus aku lakukan…

“kita akan bekerja sama, untuk memberi jera dia. Kita harus memberitahu bambam dan merencanakannya dengan yang lain.”
“tapi apa yang akan hyung rencanakan?”

***

“Mina, ikut aku..” dia menarik tangan putihku, dasar maknae brengsek. “Yugyeom sayang.. lepasin tangannya sakit.. kita bisa bicara baik-baikkan?”, dia gak bersuara apapun tangan besinya terus menarik aku dan melepaskannya dengan membanting tanganku. Sekarang aku berdiri bersama dengan Yugyeom, Jaebum, dan semua member GOT7

“sekarang mau mengakui kesalahanmu?”, sepertinya aku kalah telak. “atau benda ini yang akan menceritakan semuanya?” ASTAGA ITU DIARY KU. “ah sajangnim.. kamu mendengarkan ku?”, “ne.. ada apa Yugyeom?”, “ini.. apakah sajangnim sedang sibuk sekarang? Sajangnim bisa datang kesini? Di ruang latian kami. Ada yang harus sajangnim tau..”

Apa-apaan ini.. “kamu ngomong apa sih? Hahaha.. Yugyeom itu bukan punyaku…”, Jaebum senyum semberingah menyambut sajangnim. “ah JYP-sajangnim annyeong…” mataku terbelalak melihat ada JYP-sajangnim. “ne.. ada apa ini?”, “ini loh.. aku ingin mendiskusikan tentang mina..” gimana ini? aku harus apa? Jaebum menjelaskan apa yang terjadi kepada sajangnim. “SAJANGNIM! JANGAN DENGARKAN APA KATANYA! DIA TAU APA? KENAPA HARUS AKU?! AKU SIBUK BEKERJA TIDAK ADA WAKTU UNTUK MENGURUS INI SEMUA. ITU SEMUA BOHONG!” aku harus terus membela diri, namun aku kalah sampai semuanya dibacakan didalam diary itu.

“ini masalah serius…” kata JYP-sajangnim, “JANGAN PERCAYA! SAJANGNIM ITU HANYA …”, “aku minta maaf Mina, tapi aku tidak bisa memelihara penjahat sepertimu.”, “tapi sajangnim, bagaimana dengan nasib TWICE?” tanyak Jaebum, “ahh, TWICE akan lebih baik kalau tidak ada penjahat didalamnya. Aku akan membicarakan ini dengan TWICE, aku tidak akan membiarkan ini terjadi kembali…, “gak… gak sajangnim..”, sajangnim langsung mengambil telepon genggamnya, “yeoboseyo? Tolong siapkan surat pemutusan kontrak paksa secepatnya… ne, gamsahabnida.” Aku berlutut mengemis didepan sajangnim, tapi sajangnim menyuruhku bangun dan dia tetap pada pendiriannya, memecatku.

Sekarang sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sudah berada di ujung tebing permasalahanku, dan dibawahnya jurang. Meminta tolong kepada teman-temanku juga tidak akan berguna.

***

Pers berdatangan ke gedung kami, aku melihat sajangnim menjelaskan semua apa yang terjadi secara rinci. Walaupun itu berdampak buruk bagi TWICE, bayak sekali yang mengirimkan komentar buruk tentang TWICE dan Mina. Sesama idol di bawah naungan agensi yang sama kami tetap akan mendukung mereka. Tapi, kepuasan kami hanya berlangsung sementara. Sebelum hal yang tak terduga muncul.

Aku memutuskan untuk berkunjung kerumah (y/n), aku memberanikan diri mengetuk pintunya. Tapi, yang keluar adalah Paman Henry sendiri.

“ah.. Yugyeom-ah? Apa kabarnya?”, “baik-baik saja paman. Paman sendiri?”, “baik sekali.. ah tidak enak ngomong diluar mari masuk.” Aku masuk kedalam rumahnya dan sepertinya ada yang aneh. “aku dengar ada berita dari JYP? Ada masalah apa?”, “ini menyangkut (y/n) dan temannya paman.. tapi masalah itu sudah selesai.”, “hah? Kok bisa? Kasian sekali dengan (y/n) .”, “hmm iya paman, dimana (y/n)? kok tumben rumahnya sepertinya sepi sekali..”, “hmm.. kamu tidak dikabari (y/n)?”, “mengenai?”, “dia sudah berangkat dan pulang ke Jakarta untuk waktu yang belum bisa diperkirakan. Bukannya dia sudah memberitahumu?” aku terkejut mendengar kabarnya. “kapan di pergi paman?”, “sudah lumayan lama… dia sudah berangkat dari pagi-pagi sekali.
Hatiku terpukul karenanya. Aku tidak sempat mengucapkan kata-kata terakhir untuknya.

Hyung-ah, I'm your magnae. Δ Kim Yugyeom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang