Sudah tiga hari Yugyeom meninggalkan rumah, aku hanya mendpat pesan singkat yang berbunyi “aku baik-baik saja disini. Aku akan kembali.” Aku hanya bisa memberikan wajah datarku saat membaca pesan itu. aku melempar handphoneku ke kasur, dan disusul badanku.
Menuju ruang depan dan ingin bersantai ria, aku menyiapkan cemilanku dan memilih drama yang bagus. Bagusnya laki-laki yang kuidolakan keluar di layar kaca dengan wajah yang sangat sempura untuk memerankan adegan. Dipertengahan drama yang yang membuatku meneteskan airmata, bel tamu berbunyi. Pertama dibiarkan, kedua membuatku terusik, ketiga emosiku mulai memuncak karena sangat mengganggu filmku. Aku beranjak dari tempat duduk dan saat ku buka pintunya.
“yah.. apa masalahmu?! Aku sedang menonton film! Aishh jinjja pabo!” teriakku saat ku membuka pintu. Tapa aku sadari ternyata itu.. ibu.
“hei.. kelamaan tinggal dikorea ya? Lupa berbahasa Indonesia?” Tanya ibuku dengan membawa banyak tas. “nihh bantu bawa dulu kedalam!” ibu menyodorkan tasnya kepadaku dan masuk kedalam kamarku.
Sebenarnya aku adalah orang yang tergolong sederhana. Aku bekerja diluar negeri karena ditawarkan oleh sanak saudara. Ibuku awalnya sangat memaksakan aku untuk kerja di cina, namun karena kemauan dan tekad ingin berada dikorea, dan bias. Aku berusaha memperjuangkannya dan orangtuaku mengizinkan aku kesana. Beberapa tahun kerja disini, sebelum akhirnya menyuruh aku untuk kembali.
“(y/n) , kamu pasti sudah tahu kan tujuan ibu kesini?” Tanya ibu, “jalan-jalan kan?” jawab aku, “yahh itu termasuk. Tapi kamu sudah tahukan tujuan uama mama datang kesini?” Tanya ibuku lagi. “ehmm, iya aku mengetahuinya. Tapi..”, “hahaha, mama tahu kamu belum siap dan tidak ingin meninggalkan tempat ini. Tapi ayah sangat sibuk sekarang dan membutuhkan bantuanmu.” Tanya ibuku dengan nada agak serius, Aku hanya menengok kebawah dan memikirkan apa yang harus kulakukan., “tidak harus sekarang kok.. itu juga tergantung sama kemauan kamu. Kalau kamu tidak mau, ayah dan ibu tidak ingin memaksakan. Terlebih ayahmu sangat merindukanmu.” Lanjut ibu. Aku mulai senang kembali karena itu bukan merupakan pemaksaan.
Selesai percakapan itu, ibu mulai membereskan semua perlengkapan yang di bawa, dan mulai beristirahat. Jujur aku sangat khawatir dengan keadaan Yugyeom sekarang. Jadi aku memberanikan diri untuk menelepon Jaebum-oppa.
(ditelpon)
JB : ne?
(y/n) : ah Jaebum-oppa, annyeong
JB : ahh.. (y/n) –ah annyeong. Ada apa (y/n) –ah?
(y/n) : tidak oppa, aku hanya ingin bertanya.. apakah Yugyeom ada di dorm?
JB : hmm tidak. Sudah lama sekali Yugyeom tidak tinggal didorm dan Bambam menjadi sendirian. Kenapa?
(y/n) : tapi sekarang ada acara off air? Kalian masih sempat bertemu?
JB : jadwal kita sekarang sedang mengambil cuti dan mengambil banyak istirahat untuk persiapan comeback berikutnya. Jadi aku tidak tahu kondisi Yugyeom dimana sekarang. Bukannya kamu yang harusnya tau dia dimana?
(y/n) : <hening>
JB : (y/n) –ah, gwenchanha?
(y/n) : ne? hahaha… mian, aku tidak tahu.. memang ia menginap dirumahku untuk beberapa saat. tapi, ia mendapat telepon dari ibunya untuk kembali kerumahnya karena ada suatu urusan. Tujuannya apa ia tidak memberitahuku dan ia hanya berkata baik-baik saja.
JB : ohh… yasudah mungkin benar apa katanya.. dia akan baik-baik saja.. percayalah...
(y/n) : ne, aku percaya itu… baiklah aku harus membantu ibuku kebetulan dia baru sampai kekorea. Aku akan meneleponmu lagi.. bye..
***
JB : ohh… yasudah mungkin benar apa katanya.. dia akan baik-baik saja.. percayalah...
(y/n) : ne, aku percaya itu… baiklah aku harus membantu ibuku kebetulan dia baru sampai kekorea. Aku akan meneleponmu lagi.. bye..
Aku terdiam dan sedikit kesal bercampur senang saat ia bilang Yugyeom tinggal di apartemen (y/n), mungkin ini kesempatanku untuk mendekati (y/n). Aku sangat berharap dia akan menjadi milikku.
“Jaebum-ah?” Tanya jinyoung. “ohh Jinyoung. Waeyo?” Tanya aku, “kamu berbicara dengan siapa?” Tanya Jinyoung curiga. “ani, dia hanya teman baikku. Dia curhat denganku dan aku hanya memberi dia saran.” Ujarku berohong. “ohh..” katanya singkat lalu dia pergi meninggalkanku.
***
“Ibu sekarang ada disini, ibu sangat ingin menemui teman ibu.” Kata ibu sambil etrsenyum. “siapa ibu?” tanyaku dengan mengerutkan dahiku. “itu lohh.. im sae na, teman ibu waktu kecil. Ibu sangat ingin sekali menemuinya. Dan mengabarkan bahwa ibu sedang berada di seoul.” Aku tidak mempedulikannya dan ibu langsung menelepon temannya. Mungkin karena temannya ini orang korea yang sudah lama di Indonesia, jadi temannya ini sudah lama bisa berbahasa Indonesia.
“halo..”, “ini aku anna park.”, “iya aku ingin mengabarkan bahwa aku sekarang diseoul.”, “iya aku juga ingin menemuimu.”, “okeyy, mungkin anakku tahu tempat itu.”, “baik sampai ketemu besok.” Kata ibuku. “(y/n) –ah besok kamu akan mengantarku ke alamat ini.” ibu menyodorkan alamtnya, dan kebetulan aku tahu tempatnya.
Keesokan harinya, ibuku pagi-pagi sudah menyiapkan banyak makanan khas Indonesia. Jujur aku sangat menginginkan masakan ini marena kalau beli sayur jadi khas Indonesia pasti mahal. Setelah sarapan dan bersiap-siap, kami langsung pergi kekafe yang dituju. Masuk kedalam kafe itu aku melihat seorang ibu-ibu dan Jaebum-oppa disampingnya duduk dan sibuk dengan handphne masing-masing.
“saena-ah!” kata ibuku memanggil. Mereka saling tegursapa sedangkan aku dan jaebum terkejut karena tak menyangka. “(y/n) –ah, kenapa kamu bisa disini?” Tanya Jaebum, “weww oppa ternyata kamu disini juga.” Ujarku. “kalian ternyata sudah saling mengenal ya?” ibuku bertanya. “ahh, iya hehe” kataku.
Basa basi dan memesan makanan ibu ingin membicarakan sesuatu dengan ibunya Jaebum-oppa. Terpaksa aku dan Jaebum-oppa pergi dari tempat itu dan jalan-jalan sebentar.
***
“Anakmu ternyata sudah besar ya?” Tanya Saena, “hahaha.. anakmu juga. Tak ku sangka dia menjadi sangat tampan sekarang.” Ujar Anna. “iyaa.. namun begitu anakku tidak ingin berpacaran dengan siapapun. Padahal dia tampan dan sudah matang.” Kata Saena, “sama dengan anakku, saena… mereka mementingkan kerja, kerja, dan kerja. Dia masih belum terbuka pikirannya untuk memiliki keturunan.” Kata Anna. Tanpa berpikir panjang anna langsung berkata “Apakah kamu kepikiran untuk menjodohkan mereka?”, saena terkejut dan terbatuk dari minumnya. “mworago?” Tanya Saena, “kita memiliki masalah yang sama, kita juga teman dan apa salahnya kalau kita menjodohkan mereka? Mereka juga berteman kan?” anna berpendapat, “hmm.. aku tidak berpikir sampai situ sih. Tapi aku bisa meihat mereka akan menjadi pasangan yang sangat serasi sekali dan aku juga berpikiran mereka akan hidup bahagia nantinya.” Kata saena yang mengiyakan perkataan anna.
Aku hanya tersenyum dengan tanggapan itu, setidaknya ini yang terbaik. Aku tidak ingin ia tersangkut masalah yang terjadi di Jakarta.
![](https://img.wattpad.com/cover/109173815-288-k147611.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyung-ah, I'm your magnae. Δ Kim Yugyeom
FanficHyung, mengalahlah.. Dia punya ku jangan kau rebut.. (Yugyeom) Maafkan aku, maafkan kelakuanku ini (Yugyeom) Main cast: Lee (y/n) > kamu Kim Yugyeom > Yugyeom GOT7 Im Jaebum > JB GOT7