apology

323 25 0
                                    

“kau tidak apa-apa? Ada luka?” aku masih terus memikirkan Jaebum oppa. Sungguh peristiwa ini bikin aku kacau. “tidak, tidak apa-apa.” Jawabnya sambil tersenyum. “tapi itu ada luka, bentar aku akan mengambil obatnya.” Aku langsung sigap mengambil obatnya yang kusimpan ditas, syukurlah antiseptiknya masih ada isinya. “kalau sakit bilang ya..” aku langsung menaruh obat itu tepat dilukanya, aku hanya melihat Jaebum oppa yang menahan rasa sakit selagi diobati.

Pikiranku masih kacau, aku tidak tahu kenapa Yugyeom oppa seperti itui terhadap hyungnya sendiri. Apa mungkin dia cemburu? Tapi apakah dia memikirkan perasaanku selama ini? yang ditinggalkan tanpa kabar seperti itu? Kemana saja dan apakah ini merupakan sambutan setelah dia kembali? Benar-benar mengecewakan. “(y/n) –ah, kenapa kamu melepas cincin itu?” Tanya Jaebum oppa kepadaku. Aku menundukan kepalaku, aku tidak bisa berkata apapun, aku marah. “aku tahu perasaanmu, tapi jangan membiarkan egomu merusak hubunganmu.” Aku langsung menatap Jaebum oppa tidak percaya, “kenapa kamu jadi membela Yugyeom?”, “bukan maksudku membela Yugyeom. Aku berada disisimu tapi Yugyeom kan pacarmu, aku tidak ingin melihat orang yang aku sayangi kehilangan kebahagiaan karena aku.”

“Aku menyesal karena telah berbuat tanpa berpikir terlebih dahulu. Tapi aku merasa tidak bersalah juga karena dia telah memukulmu didepan umum. Tapi mungkin aku akan meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya.” Ujarku. “baiklah kalau begitu, kami berada di gedung kalau kamu ingin bertemu kami. Aku akan membantumu, member yang lain juga begitu.” Ujar Jaebun sambil tersenyum.

***
“Yugyeom-ah, neo gwenchanha?” aku berusaha memenangkan Yugyeom. “ne” jawabnya singkat. “Ya, yugyeom-ah. Emang perempuan itu tidak baik untukmu dan para member lain. Kamu telah melihat sendiri apa yang telah diperbuat. Dasar perempuan..”, “BISAKAH DIAM?!” kemarahannya memuncak, ia menggebrak meja. “aku butuh waktu sendiri, silahkan pergi dari sini. Maafkan aku Mina..” Katanya dengan penuh emosi yang terpendam. Aku keluar dari tempat itu, dan mengambil catatan kecilku.

✓ memisahkan (y/n) dengan Yugyeom

Maafkan aku temanmu yang jahat ini (y/n) –ah. Maafkan aku…

Beberapa jam kemudian, Yugyeom keluar dari kamarnya. “Yugyeom, kamu sudah tenang? Kamu belum makan dari siang tadi. Akan aku ambilkan cemilan yah?” Aku tersenyum kearahnya, saat aku ingin berjalan melewatinya dia menarik aku dan mendekatkan aku kedala dekapannya. “Aku tidak lapar, tetaplah seperti ini.” Aku yang terkejut, aku membalas pelukan hangatnya.

***
Beberapa minggu ini pekerjaanku dikantor sangat sibuk karena ada target yang harus dicapai. Bahkan kerjaanku ini membuat aku bisa lupa makan dan istirahat. Kalau ditugaskan lembur sudah biasa menurutku. Tapi pikiranku masih tertuju kepada Yugyeom. Apakah dia masih marah padaku, apa yang ia lakukan, sudah makan atau belum. Jujur.. aku masih menyayanginya.

Dari hari kemaren, aku lembur sampai aku lupa makan. Managerku datang kepadaku, “(y/n) –ah kau sangat giat sekali bekerja. Hasilnya kau tau? Kita melebihi target kita bulan ini..” aku senang sekali mendengarnya dan itu seperti menambah semangatku bekerja. “ya, (y/n) . kamu sudah melakukan yang terbaik. Selesaikan pekerjaanmu ini, hari ini kamu boleh pulang cepat.” Aku bersemangat sekali bekerja, dan langsung mengabari Jaebum oppa.

“Jaebum oppa, hari ini aku pulang cepat. Akhirnya aku ada waktu untuk memberitahukan semuanya kepada Yugyeom. Aku akan kegedung dan memberikan kejutan untuk Yugyeom. Tolong bantu aku.”

Pesan tak lama datang

“ya, (y/n) . geurae? Baiklah aku akan membantumu sesampainya kamu digedung. See u”

Selesi mengerjakan tugasku, aku merasa badanku sedikit melemah. Tapi dengan semangat yang berkobar untuk bertemu dengan Yugyeom. Kelemahanku sedikit terkalahkan. Aku kesupermarket untuk membeli hot chocolate yang ia suka. “mungkin dengan ini, ia akan menyukainya.” Gumamnya. Aku langsung berlari kegedung, dan mengabari Jaebum oppa.

“im here oppa!”

Sambil mengetik aku tidak lepas dari senyum dan senangku. Sampai mataku lepas dari handphone ku dan melihat kearah kananku…

Yugyeom dan Mina berciuman.

Aku terpaku, serasa badanku tidak bisa digerakan sampai airmataku menetes tanpa sadar. Jaebum datang dan kaget melihatku yang mengarahkan mukaku kekanan, ia menghampiriku dan terkejut mkarena melihat hal yang sama. Ciuman itu bertahan agak lama, sampai mereka berdua sadar kalau mereka dilihati.
Aku mencoba melangkah menjauhi mereka, meninggalkan hot chocolate yang aku bawa, dan berlari keluar. Tidak ku sangka, semua pandanganku seketika menggelap. Apa aku buta tiba-tiba?

***
Di pertemuanku dengan twice dan papa JYP, aku melihat sedari tadi Mina gelisah dan murung. “nah.. jadi aku akan membuat kolaborasi GOT7 dengan TWICE, aku harap kalian bisa menberikan yang terbaik nanti. Banyak-banyak lah latihan.” Nasihat papa JYP sangat menusuk ditelingaku dan meresap ke otakku. Bagaimana tidak? Mau langsung di hapus kontraknya?

Selesai pertemuan, Mina langsung berlari keluar dan aku yang penasaran langsung mengikutinya dari belakang. Ia menggunakan suatu obat yang aku tidak tau itu apa. “Mina?” matanya mengarah kearahku dan terkejut melihatku. Ia menarik tanganku kedalam, “Tolong jangan beritahukan ini kepada siapapun Yugyeom. Aku minta tolong..” ujarnya sambil menangis, “ya.. baiklah.. tapi kenapa?”, “akan aku jelaskan nanti. Sekarang berjanjilah padaku. kau akan menutup mulut semua yang kamu lihat tadi.”, “baiklah aku berjanji.” Dia mulai tenang dan melonggarkan genggamannya. Sampai akhirnya ia membuka mulut, “Yugyeom, bisakah kamu melindungiku?”, aku bingung dengan perkataannya. “aku tahu kamu masih sakit hati dengan masalah itu, yang lalu biarlah berlalu. Aku ada disampingmu sekarang.”, aku berpikir keras tentang apa yang dia ucapkan. “aku mencintaimu, Kim Yugyeom.” Dia menarikku dan mengecupkan bibir manisnya kepadaku. Bibirnya sangat manis dan lembut, aku menyukainya. Aku membalasnya dn kurasa ini jawaban dari segala persoalanku.

Sampai masalah baru tiba, (y/n) melihat kearahku dengan airmata dan menjauh dariku. Aku merasa bersalah. Tapi Mina menarik tanganku dan memelukku. “jangan pergi.. akus sendirian.” Aku memeluknya dan membawanya ketempat yang aman. Mungkin saatnya aku membalas semua yang telah terjadi saat ia ku pergoki.

Saat aku menoleh kelantai, aku melihat hot chocolate kesukaanku.

***
Dia berlari sangat kencang sekali. Aku tidak tau kemana arahnya dia pergi. “(y/n) , kamu dimana?” gumamku panik. Aku hanya bisa menggaruk kepalaku kencang, terus berlari. Aku mencoba menghubungi Jinyoung.

***
“jinyoung-ah, gawat.”, “ada apa?”, “(y/n) , (y/n) dalam bahaya.”, “apa sekarang kamu ada dimana ?”, “….”, “Yeoboseyo? Yeoboseo? Jaebum-ah?”, “(Y/N) !!!!!”, “Jaebum-ah ada apa? Semua baik baik saja? Yeoboseyo?”

***
“apa sekarang kamu ada dimana ?” ujar Jinyoung di telepon dan saat aku menoleh kesamping, aku melihat wanita tergeletak dengan kepala yang berdarah. Aku tidak inagt kalau aku sedang bertelepon dengan Jinyoung. “Yeoboseyo? Yeoboseo? Jaebum-ah?”, karena itu aku panik dan aku berteriak “(Y/N) !!!!!”, aku langsung mengangkatnya dan membawa kerumah sakit.

Hyung-ah, I'm your magnae. Δ Kim Yugyeom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang