I'm sorry

392 24 0
                                    

“eosamchon!!” aku beranjak bangun dari tempat dudukku. Kami kedatangan paman kesayangan kami. Dia tinggal di Korea cukup lama dan akhirnya jadi warga negara Korea. “ahh.. Henry.. tumben kau datang, Tuhan memanggilmu untuk mengunjungi kakakmu, hah?” sapa ibuku sambil menggoda pamanku. “mwoya… aku kesini karena kangen kakak tau.. aishh” kata pamanku sambil tersenyum. “Henry-ah kamu sudh sangt sukses sekali.. kakak senang melihatmu ditelevisi..” kata ibu memuji paman, “aniya.. nuna.. ini semua berkat nuna.. bagaimana di Jakarta? Kwangsoo-hyung baik-baik saja?” Tanya pamanku sangat polos. Raut wajah ibu agak meredup, sepertinya ada terjadi sesuatu..

“(y/n) –ah, kamu jaga rumah sebentar yaa.. ibu mau keluar apartemen sama eosamchon.” Kata ibu, “ne.. maksudnya iya ibu..” kataku terik dari belakang. Ibu dan eosanchon langsung prig meninggalkanku sendirian.

***

Aku adalah anak campuran Korea-Indonesia, ayahku Lee Kwangsoo seorang pebisnis terkenal di Jakarta, sedangkan ibuku sebagai asisten pribadinya asli orang Indonesia. Sebagai pebisnis di Negara orang, ayahku sudah fasih sekali dengan bahasa Indonesia, ibuku dulu sempat bersekolah tinggi di Korea, jadi wajar kalau dia bisa berkenalan dengan ayah dan banya teman di Korea.

Aku dibiarkan hidup sendiri di Korea, karena kata ayah kerja di Indonesia tidak terlalu menguntungkan, jadi sebagai perbaikan aku tinggal di Korea yang sekarang masih dibiayai apartemennya. Urusan biaya hidup aku sudah bisa memenuhinya sendiri.

Tentang teman, yang pernah aku sebutkan.. temanku satu-satunya dari jaman aku sekolah yaitu Mina.. aku dikenalkan kpop olehnya dan aku tergila-gila dengan GOT7 karenanya sampai kita berpisah dan dipertemukan kembali dikorea. Entah kenapa perpisahan itu membuatnya sedikit agak berubah. Sikapnya tidak berubah tapi aku merasa maniaknya makin menjadi, tapi aku senang setidaknya dia terkenal sebgai artis disalah satu band dalam naungan yang sama dengan artis yang diidolakannya. Setidaknya dari pada aku, dia lebih beruntung bisa bertemu dengan idolanya setiap hari disbanding aku. Dia sangat bertalenta.

***

“aku berencana untuk menikahkan (y/n) dengan anak temanku, im jaebum.”, “hah? Kenapa?”, “Henry, aku ingin anakku tetap hidup baik-baik disini. Aku sudah memperdebatkan ini sejak lama, aku tidak ingin anakku sengsara di Jakarta.”, “tapi kak, untuk menikah sekarang.. itu sangat suit diterima. Kakak tau sendiri kakak menikah dulu seperti apa? Bagaimana nasibnya (y/n) dan jaebum? Dan kaka taukan dia ituh idol? Kalaupun menikah, itu akan merusak karirnya.”, “Pilihannya hanya itu. tinggal dikorea dengan menikah dengan Jaebum, atau tinggal di Jakarta.”, “kakak.. kenapa tidak kamu bicarakan ini dengan (y/n) ? aku takut dia akan menjadi sedih.”, “henry?”, “iya kak? Aku tolong titipkan anakku denganmu. Apartemen itu akan dijual untuk penebusan hutang. Jadi bulan depan, harusnya dia ke Jakarta. Tapi aku ingin dia tinggal bersamamu saja ya? Bisa kan?”, “baiklah kak..”, “makasih karena telah membantu kakak.”

***

Ini saatnya ibu kembali ke Jakarta, pertemuan yang sangat singkat.

“(y/n) , kamu tinggal di rumah eosamchonmu ya?”, “kenapa ibu? Ada apa ini?”, “turuti aja kata ibu. Jangan nakal di rumah eosamchonmu.”.

Tapi aku melihat ibu tersenyum dan berkaca-kaca. Apa yang terjadi?
Sesuai perintah ibu, aku diharuskan pindah kerumah eosamchon, rumahnya agak besar. Seterusnya aku akan tinggal disana.

Yugyeom tidak jawab telepon dan membalas pesanku. Kemana dia? Aku merindukannya. Aku ingin bilang kalau aku pindah, tapi pesanku sama sekali tidak dilihat.

“ne, Jaebum-oppa?”, “aku pengen kabarin kalau aku tidak tinggal diapartemen itu lagi. Aku pindah ke rumah eosamchonku. Entahlah ada masalah apa, yang jelas tenang saja.. aku baik-baik saja disini. Ibu sudah kembali ke Jakarta seminggu yang lalu’’, “ne.. aku akan kabarkan ke ibu.”, “btw, oppa melihat Yugyeom?”, “ahh.. begitu.. baiklah.. gamsahaeyo oppa. Jalja.”

Tiba-tiba pesan dari Jaebum-oppa muncul setelah kita bertelepon.

Boleh kita ketemu? Ditempat biasa saja. Ada yang ingin kukatakan.

Keesokkan harinya sesuai janji, selesai aku bekerja aku langsung pergi kelokasi biasa aku dan Jaebum-oppa bertemu.

“ahh.. kamu datang juga.”
“iyalah, kan janji harus ditepati.”, “btw, apa yang ingin kamu sampaikan oppa?”
“hmm.. jadi sebenarnya.. aku sudah mengetahui siapa orang yang kamu maksud.”
“maksudnya?”
kim yugyeom, orang yang kamu sayangi kan?”

Aku hanya terdiam dan tidak bisa membalas apapun. Dia hanya tersenyum pasrah.

“tidak apa-apa aku mencoba menghargai perasaanmu.”
“maafkan aku.”
“kalau kamu ada masalah, kamu bisa menceritakannya kepadaku.”
“Jaebum-oppa, aku benar-benar merasa bersalah..”
“kenapa?”
“aku seperti pengecut yang hanya bisa menyembunyikan dan menusuk dari belakang.”
“hahaha, tidak apa-apa. Aku menyayangimu. Cinta tidak harus memilikikan? Buktinya aku bisa melihatmu sekarang.”

Aku hanya bisa mengeluarkan airmata dan menunduk malu. Dia mengelus kepalaku, lembut sekali.

“tidak apa-apa. Aku memaafkanmu.”
“terima kasih..”
so, bagaimana dengan Yugyeom? Baik-baik saja kan?”

Pertanyaan itu, menusukku.. bahkan aku tidak tau dia dimana. Aku mencoba untuk menjelaskan semuanya kepada Jaebum-oppa. Aku sangat menyayangi Yugyeom.

***

Aku mencoba kembali ke apartemen (y/n) , telah kubuktikan semuanya bahwa perkataan Mina iu salah. Tapi kok apartemennya terkunci?

Aku berusaha untuk mengetoknya dan menunggu agak lama didepan pintu. Ada ibu-ibu tetangganya berkata, “cari pemilik rumahnya ya? Dia sudah meninggalkan apartemen itu sejak lama. Aku tidak tau dia pindah kemana.” Aku terkejut langsung pergi meninggalkan apartemen itu.

Kenapa kamu meninggalkan aku (y/n) –ah? Apakah aku terlalu lama meninggalkanmu? Maafkan aku..

Aku melewati sebuah restoran, dari kaca aku melihat (y/n)  dengan Jaebum-hyung? Apa maksudnya ini? Mereka berpelukan? Aku merasa jatuh jedasar jurang dan hanya bisa terpaku diam dimana aku berdiri.

Ternyata semua itu benar ya? Tapi kenapa kamu melakukan ini? kenapa kamu begitu jahat?

***

Setelah aku melepaskan pelukanku, tiba-tiba laki-laki berbadan besar langsung memukul Jaebum-hyung dengan kasar sampai dia terjatuh dan membuat keributan. Ini siapa?

Kim Yugyeom.

“APA YANG KAMU LAKUKAN? MENJAUH DARI JAEBUM-OPPA!” aku hanya bisa menangis menjerit dan mendekati Jaebum-oppa.
“BERARTI BENAR SEMUA KATA MINA! KAMU BENAR-BENAR JAHAT DAN BERMUKA DUA!” bentaknya didepanku.
“APA YANG AKU LAKUKAN? BAHKAN KAMU TIDAK ADA BUKTI YANG JELAS! KEMANA SAJA KAMU? TANPA KABAR DAN SEKARANG MEMBENTAKKU? KAMU GILA?!” entah suaraku sudah tidak ada. Dia hanya terdiam, terbelalak, dan sedih.
“Aku benar-benar kecewa! Kamu bilang semua baik-baik saja? Ini yang kamu katakana baik-baik saja? Menurutmu kembali dengan memukul Jaebum-oppa itu baik-baik saja?” aku mencoba untuk tidak menangis tapi yang keluar hanya teriak.

Aku mencoba membawa Jaebum-oppa ke tempat yang agak aman dan membiarkan Yugyeom disitu. Dia hanya bisa terdiam.

“KALAU KAMU MASIH SELANGKAH BERGERAK, MENDINGAN KITA PUTUS!”
“TERSERAH!”

Aku melepaskan cincin pemberiannya dan mengembalikannya tanpa berpikir panjang dan langsung menyusul Jaebum-oppa untuk membereskan lukanya.

Hyung-ah, I'm your magnae. Δ Kim Yugyeom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang