Dissapointed

389 32 0
                                    

Keadaan Jaebum-hyung semakin membaik. Alu tidak ingin ada pertengkaran lagi tentang (y/n), jadi aku memutuskan untuk pindah kerumah (y/n) tanpa sepengetahuan Jaebum-hyung dan teman-teman lainnya. Mereka hanya tau kalau aku tinggal bersama gomo-nim, karena kamar gomo-nim sempi dan sudah berkeluarga, aku menyarankan untuk tinggal dirumah (y/n) . kebetulan apartemen gomo-nim dan (y/n) sama hanya berbeda lantai.

“(y/n) –ah, tolong jaga Yugyeom yah… kalau ada apa-apa aku akan membantumu. Maaf karena telah merepotkanmu.” Ujar Gomo-nim.
“aniya, gomo-nim. Gwenchanha-yo, aku akan menjaga yugyeom dengan baik.” Ujarku sambil tersenyum kearah Gomo-nim dan anaknya.
“hahaha, Gomawo yo.. omong-omong kau sama Yugyeom adalah pasangan yang serasi sekali. Aku jadi sangat bangga dengan keponakanku yang bisa memilih wanita dengan benar.” Kata Gomo-nim sambil menenangkan anak di pangkuannya. “tapi Yugyeom sekarang kamu mempunyai tanggung jawab disini, selain menjaga tempat tinggal barumu, kamu harus menjaga kekasih barumu. Jangan pernah menyakiti hati wanita dengan cara apapun itu. hati wanita itu sangat halus dan mudah rusak. Arraseo?” ia memperingati Yugyeom sambil menunjukan wajah yang serius.
“Arraseoyo, gomo-nim. Tenang saja.” Jawab Yugyeom dengan santainya

Setelah basa-basi, gomo-nim meninggalkan kami berdua. Kami juga mempunyai kesibukan masing-masing. Yugyeom harus cepat pergi kegedung JYP dan aku sendiri harus kekantorku. Tiba-tiba aku menerima pesan.

Ibu

(y/n) –ah. Maaf ibu merepotkanmu. Tapi ibu akan memindahkanmu Jakarta, karena saat- saat ini perusahaan sedang membutuhkanmu. Ibu ingin mengunjungimu ke Seoul minggu depan untuk membicarakan itu. Have a nice day, dear^^

Aku terdiam dan tidak bisa berkutik.
Bagaimana ini? Kalau sampai Yugyeom tau soal ini, Yugyeom pasti akan terluka. Apa yang aku harus lakukan sekarang.

Percakapan ditelpon (dari Jaebum)

(y/n) : Yeoboseyo?
JB: ah, (y/n) –ah. Bagaimana kabarmu?
(y/n): baik, oppa sendiri? oppa sudah mulai membaikkan?
JB: sangat baik. Hmm, (y/n) –ah apakah kita bisa bertemu?
(y/n): mungkin bisa, kapan?
JB: malam ini, kamu keberatan?
(y/n): ah, tidak kok
JB: okay, baiklah see you there~

Hari mulai menggelap, saatnya kumenepati janjiku dengan Jaebum. Aku hanya berdandan sederhana. Kebetulan Yugyeom belum pulang, jadi aku menyiapkan makan malam dan notes kecil didepan kulkas berisi izin.

Dilokasi, aku melihat kearah Jaebum dan ia tersenyum lebar kearahku.

“wah, kamu tampak cantik sekali.” Kata Jaebum. “terima kasih oppa.” Aku hanay bisa tersenyum malu. “kamu mau pesan apa? biar aku yang membayarmu. Sekalian ucapan terima kasihku karena telah merawatku dirumah sakit.” Kata Jaebum. “Aku hanya ingin lemon tea saja.” kataku pelan.

Selang beberapa menit makan dan minum, Jaebum memulai pembicaraan yang agak serius.
“Jadi, (y/n) . aku kesini ingin meminta maaf dengan apa yang terjadi dirumah sakit waktu itu.” kata Jaebum

Flash back

Jaebum memegang kepalaku, aku terbangun dari tidurku. “oppa? Kau sadar? Kupanggilkan dokter ya?” tanyaku, ia memegang tanganku dan menggelengkan kepalanya Ia menyuruku duduk disampingnya dan berkata “maafkan aku.. aku sampai seperti ini tanpa berpikir panjang.”, “Oppa, tidak apa-apa. Jangan banyak bergerak, kamu baru sembuh soalnya.”, “(y/n)-ah, bisa kau mendekat?” ,” wae?” aku mendekatkan mukaku dan ia mencium bibirku. “aku mencintaimu, maafkan aku. Bisakah kau menemaniku sampai aku pulih?”. Mukaku memerah dan aku hanya bisa terdiam. Ia memegang tanganku lembut, “(y/n)-ah?”, “ne? baiklah..”, “maafkan aku, aku benar-benar mencintaimu.

Flash back end

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku mengingatnya dan mulai merasa gugup. “ahh.. J-Jaebum o-oppa.. haha… lupakan saja.. haha. Aku memaafkanmu” kataku sambil tersenyum dan menggagu. “Tapi (y/n) , Apa yang aku katakan waktu itu, aku katakan dalam keadaan sadar.” Jelas Jaebum, aku semakin gugup dan tidak bisa berkata apa-apa. Hatiku merasa bersalah dan sekarang aku mempunyai Yugyeom, tapi aku sama sekali tidak mempunyai keinginan untuk melukai hati Jaebum-oppa. “iya.. aku mengerti Jaebum-oppa.” aku seperti seorang pengecut. Ia memegang tanganku yang dingin, mukaku memerah. “(y/n) –ah, aku tidak bisa menunggu lagi untuk ini. Maafkan aku kalau aku begitu cepat. Aku sangat menyukaimu dan aku ingin kamu menjadi pacarku.” Kata jaebum edngan penuh harapan, “tapi kalau kamu ingin berpikir-pikir dulu unutuk jawabannya aku bersedia menunggu kok.” Kata Jaebum dengan senyum lebarnya.

Mukaku memerah dan mataku mulai berkaca-kaca. “(y/n) –ah, apakah aku menyakitimu? Maafkan aku, gwenchanha? Jangan menangis.” Ia ingin memegang pipiku namun tanganku dengan spontan menolak dan menaruh tangannya kembali kemeja. “maafkan aku Jaebum-oppa, tapi aku sudah memiliki orang yang pantas menjagaku.”, aku melihat dia terkejut dan agak sedikit kecewa, namun itulah yang harus terjadi sebelum masalah yang lebih parah muncul.

***

Ini tidak mungkin (y/n) –ah kamu pasti bercanda. “ohh.. haha baiklah. Aku tidak apa-apa.” Apakah Yugyeom menang? “Aku sangat senang kalau kamu bisa mendapatkan yang terbaik.” Tidak mungkin, Yugyeom tidak akan menang. “terima kasih Jaebum-oppa, karena telah memperhatikan aku sejauh ini.” Katanya sambil tersenyum. “ahh, sudah jam malam. Aku harus pulang sekarang terima kasih karena telah menraktir aku.” Katanya sambil tersenyum, “kamu sudah mau pulang? Mau aku antar?” jawab iya (y/n) –ah… “tidak usah, lagipula aku sudah dijemput. Baiklah aku duluan ya..” katana sambil melambaikan tangan kearah ku dan pergi. Jangan pergi aku mohon. Aku menyayangimu. Aku sendirian..

Lewat kaca aku hanya melihatnya masuk mobil dan dijemput oleh seorang lelaki, tunggu sebentar.. itu Yugyeom? Airmataku hampir keluar, aku mencoba menahannya karena aku laki-laki. Aku benar-benar frustasi.“Jinyoung-ah, kau bisa kesini? Aku sangat membutuhkanmu.” Kataku sambil menelepon, dan mematikannya. Kecewa, aku hanya bsa bilang aku kecewa.

Hyung-ah, I'm your magnae. Δ Kim Yugyeom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang